Sukses

Hamas Lancarkan Serangan ke Israel Selatan, Klaim Aksi Balasan atas Penargetan Warga Sipil

Pasukan Israel dilaporkan telah menyebarkan selebaran di daerah tertentu di Khan Younis, selatan Jalur Gaza, yang isinya memperingatkan warga sipil mengungsi ke arah selatan menuju Rafah – sebuah kota yang berbatasan dengan Mesir yang faktanya menjadi sasaran serangan udara Israel pagi ini.

Liputan6.com, Gaza - Sayap bersenjata Hamas, Brigade Al-Qassam, mengonfirmasi mereka melancarkan serangan roket ke Kota Ashkelon, Sderot, dan Beersheba di Israel selatan.

Melalui saluran Telegram-nya, seperti yang dikutip dari Al Jazeera, Jumat (1/12/2023), mereka mengungkapkan bahwa serangan tersebut merupakan respons terhadap penargetan warga sipil.

Kelompok bersenjata lainnya yang berbasis di Gaza, Jihad Islam Palestina, menuturkan pihaknya juga menargetkan sejumlah kota yang dekat dengan perbatasan dengan Israel.

Sementara itu, sebelumnya Israel dilaporkan menyerang sejumlah titik di Jalur Gaza setelah masa gencatan senjata berakhir pada Kamis (30/11). Tidak hanya bagian utara Gaza, namun juga selatan wilayah kantong itu. Menurut otoritas kesehatan Gaza, jumlah korban tewas akibat serangan terbaru Israel  mencapai 54 orang, termasuk 15 orang di Shujayea di Kota Gaza.

Israel menuding Hamas melanggar kesepakatan gencatan senjata dengan tidak membebaskan seluruh sandera perempuan dan melancarkan serangan terhadap wilayahnya.

Pasukan Israel sendiri dilaporkan telah menyebarkan selebaran di daerah tertentu di Khan Younis, selatan Jalur Gaza, yang isinya memperingatkan warga sipil mengungsi ke arah selatan menuju Rafah – sebuah kota yang berbatasan dengan Mesir yang faktanya menjadi sasaran serangan udara Israel pagi ini.

"Orang-orang bertanya 'Ke mana kami harus pergi?'," kata jurnalis Hind Khoudary, yang melaporkan dari Khan Younis.

"Tidak ada tempat berlindung, tidak ada ruang aman bagi masyarakat di Gaza. Banyak di antara mereka yang kehilangan tempat tinggal. Rumah sakit, fasilitas PBB penuh dengan mereka yang telah dievakuasi dari daerah lain."

Peringatan evakuasi menunjukkan bahwa Israel sekarang berencana untuk lebih menargetkan wilayah di selatan Jalur Gaza setelah berminggu-minggu sebelum gencatan senjata mereka memusatkan sebagian besar pengeboman di utara.

Tidak jelas di mana penduduk Gaza harus berlindung bila Israel bersikeras melanjutkan dan memperluas jangkauan serangannya.

Radio Angkatan Darat Israel mengumumkan bahwa pekerjaan pertanian telah dilarang di area yang dekat dengan tembok pemisah dengan Gaza. Melalui unggahannya di X disebutkan bahwa aturan baru ini berlaku di wilayah dalam jarak tujuh kilometer dari tembok menyusul dimulainya kembali pertempuran.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Qatar: Perundingan untuk Mencapai Gencatan Senjata Berlanjut

Qatar, yang menjadi mediator kunci antara Hamas dan Israel mengonfirmasi bahwa perundingan untuk memberlakukan kembali gencatan senjata terus berlanjut.

Dalam pernyataannya, Kementerian Luar Negeri Qatar menyatakan penyesalan mendalam atas pengeboman terbaru yang dilakukan Israel di Gaza dengan mengatakan hal itu mempersulit upaya mediasi dan memperburuk bencana kemanusiaan di Jalur Gaza.

"Kementerian Luar Negeri Qatar menegaskan perundingan kedua belah pihak terus berlanjut dengan tujuan kembali ke masa jeda. Hal ini juga mengklarifikasi bahwa Negara Qatar berkomitmen, bersama dengan mitra mediasinya, untuk melanjutkan upaya yang mengarah pada jeda kemanusiaan dan tidak akan ragu untuk melakukan segala hal yang diperlukan untuk kembali tenang," sebut pernyataan Kementerian Luar Negeri Qatar yang diunggah via X alias Twitter.

"Pengeboman yang terus berlanjut di Jalur Gaza pada jam-jam pertama setelah berakhirnya jeda mempersulit upaya mediasi dan memperburuk bencana kemanusiaan di Jalur Gaza dan dalam konteks ini menyerukan komunitas internasional untuk bergerak cepat menghentikan kekerasan."

Pernyataan tersebut ditutup dengan mengatakan, "Qatar menegaskan kembali mengutuk segala bentuk penargetan warga sipil, praktik hukuman kolektif, dan upaya untuk secara paksa menggusur warga Jalur Gaza yang terkepung, dan menuntut untuk segera melakukan gencatan senjata serta memastikan aliran konvoi bantuan kemanusiaan yang berkelanjutan dan tanpa hambatan, dengan cara yang memenuhi kebutuhan aktual penduduk Jalur Gaza."

 

3 dari 3 halaman

Kesaksian Jubir UNICEF

Juru bicara UNICEF James Elder, yang berada di Khan Younis di Gaza selatan, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa warga Palestina di Gaza sekali lagi diliputi ketakutan setelah dimulainya kembali serangan militer Israel.

Berbicara dari luar Rumah Sakit Nasser, dia mengatakan ambulans sudah mulai mengangkut orang ke rumah sakit terbesar yang tersisa di Jalur Gaza tersebut.

"Staf rumah sakit jelas sudah bekerja 24/7," kata dia. "Rumah sakit ini, meskipun ada upaya besar dari staf kesehatannya yang berani, tidak dapat menerima serangan lagi."

Elder juga mengingatkan bahwa ribuan orang tidur di Rumah Sakit Nasser – selain fakta bahwa Rumah Sakit tersebut bekerja dengan kapasitas 200 persen untuk pasien yang membutuhkan perawatan medis.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.