Sukses

CIFP 2023, Dino Patti Djalal: Presiden Terpilih Harus Paham Kebijakan Luar Negeri

Dino Patti Djalal, Pendiri dan Ketua FPCI, mengatakan bahwa presiden 2024 harus paham kebijakan luar negeri, pada acara acara CIFP di Grand Sahid Jaya, Jakarta, Sabtu (2/12/2023).

Liputan6.com, Jakarta - Pendiri dan Ketua Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), Dino Patti Djalal menegaskan presiden 2024 harus memahami tentang posisi Indonesia di dunia internasional.

"Presiden 2024 harus paham bahwa sebagian besar aset yang diperlukan untuk kesejahteraan Indonesia ada di luar wilayah Indonesia," ujar Dino dalam acara CIFP 2023 di Grand Sahid Jaya, Jakarta, Sabtu (2/12/2023).

Dino menambahkan, "Mereka harus cerdik dan tangguh membawa Indonesia mengarungi dunia yang penuh dengan standar ganda yang penuh dengan ketidakadilan."

Pentingnya pemahaman terhadap politik luar negeri bebas aktif juga menjadi sorotan Dino. Bebas aktif bukan hanya sekadar strategi, melainkan fondasi politik luar negeri.  Ia menyampaikan bahwa nasib bangsa Indonesia ditentukan oleh segala sesuatu yang terjadi di dunia internasional.

"Penting bagi Indonesia untuk membangun diplomatic space yang kokoh dan memberikan nilai tambah bagi Indonesia," ucap Dino.

Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) kembali menggelar Conference on Indonesian Foreign Policy (CIFP).

CIFP merupakan konferensi tahunan FPCI, yang merupakan satu-satunya konferensi kebijakan luar negeri nasional di Indonesia yang mempertemukan pemangku kebijakan, Menteri, tokoh publik, diplomat, selebritas, jurnalis, pakar, mahasiswa, dan tokoh-tokoh terkemuka di berbagai sektor. 

Mendekati musim pemilu di Indonesia, FPCI turut mengundang capres untuk hadir dan menyampaikan gagasan mereka mengenai kebijakan luar negeri Indonesia ke depan.

2 dari 4 halaman

Undang Calon Presiden Indonesia

Menurut keterangan FPCI, yang berbeda di tahun ini, CIFP 2023 berbeda dari tahun-tahun sebelumnya karena akan mengadakan ‘Foreign Policy Challenge for the Next Indonesian President’ mengundang tiga Calon Presiden (Capres) Indonesia tahun 2024-2029 untuk menyampaikan gagasan mereka terhadap kebijakan luar negeri Indonesia.

Ada dua capres yang hadir, yaitu Capres Anies Baswedan dan Capres Ganjar Pranowo yang akan menjawab tantangan FPCI.

Lebih lanjut lagi, Dino Patti Djalal menerangkan, "Kita memasuki akhir tahun 2023, di mana tahun depan merupakan tahun politik, kita semua ingin mengetahui siapa Calon Presiden kita, apa visi misi mereka mengenai Indonesia Foreign Policy, dan langkah konkret apa yang akan mereka lakukan untuk mengatasi permasalahan di masyarakat seperti, perubahan iklim, masalah ekonomi global, kesejahteraan, peace building, dan lain sebagainya."

"Untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut, CIFP 2023 akan menjadi ruang temu antara Calon Presiden dengan masyarakat agar dapat berdiskusi lebih dalam," jelas Dino.

Selain itu, Dino Patti Djalal juga menjelaskan, "Kita juga ingin mengetahui dari para capres ini mana yang paling paham mengenai dunia internasional dan mempunyai suatu strategi atau rencana untuk memimpin Indonesia menghadapi lanskap dunia yang semakin ruwet dan bahkan berbahaya. Kita juga ingin tahu mana capres yang bukan hanya nasionalis tapi juga internasionalis."

3 dari 4 halaman

15 Sesi pada CIFP 2023

CIFP 2023 ini akan ada 15 sesi paralel, di antaranya akan ada sesi launching survei FPCI dan ERIA bertajuk Living Among the Giants: Launching a Survey of ASEAN People's' Perceptions on China, India, Japan, and the USA.

Sesi lainnya di antaranya membahas:

  • Kebijakan Luar Negeri Indonesia Bebas Aktif di Era Jokowi: Seberapa Bebas? Seberapa Aktif?;
  • Creative Alignments di Abad ke-21: Seni Memperluas Kemitraan dan Melipatgandakan Peluang;
  • Indonesia dan Perubahan Iklim: Dapatkah Indonesia Menjaga Kebijakan Net-Zero Selama dan Pasca Pemilu 2024?;
  • Penanganan Konflik dalam Politik Luar Negeri Indonesia di Era Jokowi: Palestina-Israel, Myanmar, Ukraina, Afghanistan, dan Laut Tiongkok Selatan;
  • Indonesia dalam Perubahan Tatanan Dunia: Menilik Potensi Global South dalam Sistem Internasional Kontemporer,
  • dan masih banyak lagi sesi-sesi menarik lainnya.

Salah satu sesi yang paling banyak diminati setiap tahunnya adalah sesi The Return of the Angels Part VI: Issues I Care About and Why You Should Too, di mana semua pembicaranya adalah selebritis.

4 dari 4 halaman

Pembicara dari Beragam Latar Belakang

Selain menghadirkan topik-topik menarik, CIFP 2023 juga akan menghadirkan pembicara dari berbagai latar belakang, di antaranya adalah:

  • Leonard Simanjuntak (Country Director Greenpeace Indonesia);
  • Fadli Zon (Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen / Anggota Komisi 1 DPR RI);
  • Denny Lesmana (Direktur Urusan Amerika dan Eropa, Badan Intelijen Negara RI);
  • Christine Hakim (Aktris);
  • Putri Tanjung (Staf Khusus Presiden RI);
  • Dr. Marty Natalegawa (Menteri Luar Negeri RI (2009-2014));
  • Muhammad Lutfi (Menteri Perdagangan RI (2020-2022));
  • Prof. Rizal Ramli (Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya RI (2015-2016));
  • Mardani Ali Sera (Anggota Komisi 2 DPR RI);
  • Lynn Kuok (Senior Fellow, Shangri-La Dialogue on Asia-Pacific Security, International Institute for Strategic Studies (IISS));
  • Arief Wijaya (Program Director, World Research Institute (WRI) Indonesia);
  • Amanda Katili Niode Ph.D. (Direktur The Climate Reality Project);
  • dan banyak pembicara-pembicara lainnya.