Sukses

Cegah Pembantaian, Guru di Texas Boleh Bawa Senjata ke Kelas

"Kita sudah sampai pada satu titik di mana masyarakat harus mempersenjatai guru untuk melindungi anak-anak mereka." Memalukan...

Apa yang terjadi di Sekolah Dasar Sandy Hook, Newtown, Colorado Jumat 14 Desember 2012 lalu masih menghantui Amerika Serikat. Saat itu, sebanyak 26 orang tewas diberondong senjata api, 20 di antaranya adalah bocah-bocah polos tak berdosa.

"Hantu" itu juga yang membuat negara bagian Texas mengeluarkan aturan khusus, yang membolehkan guru membawa senjata api di dalam kelas. Untuk mencegah pembantaian serupa.

Aturan itu mendapat dukungan mayoritas dalam voting yang dilakukan Levelland Independent School District (ISD). Inspektur ISD, Kelly Baggett kepada ABC News mengatakan, putusan tersebut diambil setelah melalui "kajian meluas dan sejumlah pertemuan serius".

Ia juga mengakui keputusan itu sebagai respon atas tragedi di Sandy Hook. "Bagaimana Anda menjelaskan tragedi semacam itu? Sangat mengerikan dan menghancurkan perasaan," kata dia seperti dilansir News.com.au, Kamis (28/3/2013). "Ini menimbulkan rasa takut dan membuat kita harus berpikir soal keamanan."

Berdasarkan aturan baru, para guru harus memiliki lisensi untuk menggunakan senjata api. Harus punya izin. Mereka juga harus melewati pelatihan pemakaian senjata.

Detil soal latihan menembak masih dirahasiakan, namun para legislator Texas sedang menyusun standar pelatihan senjata api bagi karyawan sekolah umum.

"Tidak semua guru di Levelland bisa memegang senjata api," kata Bagget. "Hanya orang-orang tertentu yang disetujui sekolah. Dan pelatihan adalah hal yang penting untuk dilakukan."

Aturan saat ini sama sekali tak menggunakan membolehkan pemakaian pistol di sekolah, namun ada celah hukum yang memungkinkan dewan sekolah untuk mengizinkan pistol tersembunyi dengan restu dari seorang pengacara sekolah.

Meski mendapat dukungan dan pujian atas langkah ini, Bagget mengakui, ini sebuah hal memalukan. "Kita sudah sampai pada satu titik di mana masyarakat harus mempersenjatai guru atau karyawan sekolah untuk melindungi anak-anak mereka," kata dia. "Namun, kami ingin melakukan semua yang bisa dilakukan untuk melindungi anak-anak..."(Ein)