Liputan6.com, Dubai - Forum iklim COP28 yang digelar di Dubai ternyata juga didatangi oleh para utusan perusahaan bahan bakar fosil. Total utusan itu malah lebih banyak ketimbang perwakilan negara yang paling rentan akibat perubahan iklim.
Perusahaan bahan bakar fosil (fossil fuel) kerap menjadi sasaran kritikan para aktivis lingkungan.
Dilaporkan BBC, Selasa (5/12/2023), ada sekitar 2.400 orang terkait perusahaan batu bara dan migas yang mendaftar di diskusi iklim COP28. Hal ini terungkap karena para pendaftar harus terbuka soal pekerjaan mereka.
Advertisement
Kehadiran mereka ketahuan berkat koalisi kelompok hijau yang menolak kehadiran delegasi dari perusahaan dari sektor-sektor tersebut.
COP28 yang digelar di Dubai dihadiri oleh 97 ribu politisi, diplomat, jurnalis, dan juru kampanye. Analisis dari koalisi kelompok hijau menunjukkan 2.456 perwakilan dari perusahaan batu bara dan migas, serta organisasi-organisasi terkait.
Pada COP26, kehadiran orang-orang dari industri itu hanya sekitar 500 orang saja. Kemudian pada COP27, angkanya naik jadi 600 orang. Kini sudah lebih dari 2.000 perwakilan.
Kehadiran orang-orang diprotes para aktivis karena dikhawatirkan mereka melakukan lobi-lobi. Para pejabat penting dari seluruh dunia kerap hadir di acara COP.
George Carew-Jones dari Kick Big Polluters Out Coalition menyorot bahwa kehadiran utusan perusahaan bahan bakar fosil itu bakal berpengaruh ke jalannya diskusi.
"Ada ucapan-ucapan yang dirumorkan untuk melaksanakan progres dalam penghentian bahan bakar fosil, dan industri bahan bakar fosil ada di sini untuk mempengaruhi hasilnya sebanyak mungkin," ujar George Carew-Jones.
Joseph Sikulu dari kelompok lingkungan 350.org berkata kehadiran para pelobi itu bisa berdampak pada kebijakan iklim di masa depan.
"Kehadiran mereka yang bertambah di COP melemahkan integritas prosesnya secara keseluruhan. Kami datang ke sini untuk memperjuangkan keselamatan kami dan kesempatan apa yang kami punya jika suara kami dicekik oleh pengaruh para polutor besar? Tindakan meracuni proses ini harus berakhir, kami tidak akan membiarkan pengaruh minyak dan gas memengaruhi masa depan Pasifik seberat ini," ujar Joseph Sikulu yang berasal dari kawasan Pasifik.
COP28: Polusi Udara Dubai Melonjak Saat Jadi Tuan Rumah
Sebelumnya dilaporkan, kabut asap yang dinilai "tidak sehat" hari Minggu (3/12/2023), menyelimuti cakrawala Dubai yang gemerlap, saat ribuan delegasi menghadiri konferensi iklim COP28 yang didedikasikan untuk membahas dampak buruk polusi udara.
Indeks kualitas udara mencapai 155 mikrogram per meter kubik polusi PM2.5. Menurut WAQI.info, sebuah pelacak polusi real-time, PM2.5 adalah identifikasi untuk partikel halus yang paling berbahaya karena dapat masuk ke dalam aliran darah.
Situs web itu memperingatkan, dalam kualitas udara yang "tidak sehat" maka "semua orang mungkin mulai mengalami dampak kesehatan terhadap mereka" dan "anggota kelompok yang sensitif dapat mengalami efek kesehatan yang lebih serius". Demikian seperti dilansir VOA Indonesia, Senin (4/12).
Kondisi kabut telah terlihat selama beberapa hari pertama COP28, di mana para perunding berupaya menghasilkan kesepakatan global untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan meredam perubahan iklim.
Sekitar 80.000 orang telah terdaftar untuk ambil bagian dalam pembicaraan iklim PBB di Uni Emirat Arab ini, salah satu produsen minyak terbesar di dunia. Ini merupakan jumlah peserta KTT Iklim terbanyak dalam sejarah.
Advertisement
Polusi Udara Membunuh Jutaan Orang Tiap Tahun
Hari Minggu ditetapkan sebagai hari "kesehatan" di COP28, di mana topik-topik yang dibahas mencakup isu kualitas udara dan dampak perubahan iklim yang tidak sehat.
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), polusi udara luar ruangan yang disebabkan oleh emisi bahan bakar fosil telah membunuh lebih dari empat juta orang setiap tahunnya. Ini dikarenakan meningkatnya risiko penyakit pernapasan, stroke, penyakit jantung, kanker paru-paru, diabetes, dan masalah-masalah lainnya.
Kerusakan ini sebagian disebabkan oleh mikropartikel PM2.5, yang sebagian besar berasal dari bahan bakar fosil yang dibakar untuk transportasi dan industri.Â
COP28 berlangsung sekitar 11 kilometer dari Kompleks Desalinasi dan Jebel Ali Power, pembangkit listrik berbahan bakar gas terbesar di dunia.
Pencemar lain di dekatnya termasuk pelabuhan Jebel Ali dan bandara internasional Al Maktoum. Sekitar 200 kilometer ke arah barat terdapat ladang minyak Murban Bab di Abu Dhabi.