Liputan6.com, Jakarta - Duta Besar Kazakhstan untuk Indonesia, Serzhan Abdykarimov, memberikan gambaran rinci mengenai perkembangan terkini dalam kerja sama Indonesia dan Kazakhstan secara bilateral. Ia menyampaikan visi dalam meningkatkan hubungan antara masyarakat kedua negara dengan menyoroti banyaknya kesamaan yang dimiliki.
"Negara kita memiliki pandangan serupa tentang isu global, seperti pembangunan yang berkelanjutan dan ketahanan pangan dalam menghadapi situasi yang tidak biasa. Visi yang sejalan ini telah menciptakan kerja sama yang penting," ujar Dubes Abdykarimov dalam sesi kedua Klub Diskusi Kazakhstan-Indonesia yang menandai 30 tahun hubungan diplomatik antara kedua negara di Jakarta, Rabu (6/12/2023).
Baca Juga
Pada bulan Juli ini, terjadi langkah penting yaitu terbentuknya kemitraan kota kembar antara Astana, ibu kota Kazakhstan, dengan Nusantara atau IKN Nusantara, yang merupakan ibu kota baru Indonesia. Hal ini sejalan dengan pemindahan ibu kota Kazakhstan dari Almaty yang ramai penduduk di bagian tenggara ke kota provinsi Akmola, yang selanjutnya dinamai Astana.
Advertisement
Dubes Abdykarimov memberikan informasi tentang keuntungan yang diperoleh dari proyek besar tersebut. Saat ini, Astana yang berada di pusat benua Eurasia telah berkembang menjadi kota besar dengan lebih dari 1,4 juta penduduk.
Sama seperti Jakarta, Astana telah menjadi tempat diadakannya berbagai acara internasional besar, seperti KTT OSCE pada tahun 2010, Kongres Pemimpin Dunia dan Agama Tradisional, Forum Internasional Astana, dan lainnya.
Baru-baru ini, Astana menjadi tuan rumah KTT untuk memperingati 10 tahun Organisasi Negara-negara Turkik, yang semakin mengukuhkan posisinya sebagai kota penting untuk pertemuan internasional.
Sebelumnya, pada 8 Desember, Dubes Abdykarimov secara resmi menyerahkan Surat Kepercayaan kepada Presiden RI Joko Widodo di Istana Negara. Penyerahan Surat Kepercayaan tersebut menandai dimulainya penugasan resmi Dubes Abdykarimov di Indonesia.
Penguatan Kebijakan Luar Negeri dan Pertumbuhan Ekonomi
Dubes Abdykarimov secara detail membahas perubahan politik, sosial, dan ekonomi Kazakhstan.
Ia menyoroti transisi Kazakhstan ke republik presidensial dengan parlemen berdaya dan pemerintahan yang bertanggung jawab, penguatan pemerintahan lokal, upaya untuk mendorong keberagaman ekonomi, meningkatkan infrastruktur transportasi dan logistik, menarik investasi asing, serta modernisasi sektor pendidikan, kesehatan, teknologi, dan energi terbarukan.
Dalam uraiannya tentang kebijakan luar negeri, Abdykarimov menekankan peran Kazakhstan dalam masalah non-proliferasi senjata nuklir global, dialog antaragama, integrasi Asia Tengah dan Turki, serta format kerja sama "C5+1" (Asia Tengah+1). Kazakhstan berfokus pada upaya memperkuat kemitraan ekonomi multilateral, stabilitas regional, dan keamanan di Eurasia.
"Kazakhstan memiliki kebijakan luar negeri yang progresif, memegang peran penting dalam organisasi internasional dan berkomitmen pada perdamaian, keamanan global, dan regional. Negara ini telah menjadi tuan rumah berbagai perundingan dan memainkan peran dalam menyelesaikan krisis di beberapa wilayah," jelas Dubes Abdykarimov.
Duta Besar mencatat kemajuan besar dalam hubungan yang komprehensif antara Astana dan Jakarta selama 30 tahun terakhir.
Hal tersebut terbukti dari peningkatan yang signifikan dalam perdagangan, wisatawan, interaksi bisnis dan manusia, serta perkembangan dialog politik. Ini juga terkonfirmasi melalui pertemuan terbaru antara Presiden Kazakhstan dan Indonesia di Dubai pada 2 Desember selama KTT Perubahan Iklim PBB (COP28).
Advertisement
Memajukan Hubungan Perdagangan Indonesia-Kazakhstan
Bernardino Vega, Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia, mencatat minat signifikan Indonesia dalam memperluas hubungan perdagangan dan investasi dengan Kazakhstan.
"Kami percaya bahwa untuk menggerakkan wilayah ini ke arah yang lebih maju dalam ekonomi global, kita perlu menjelajahi pembentukan modal," ujar Bernardino.
Dia mengusulkan bahwa Kazakhstan bisa menjadi basis perdagangan dan keuangan bagi Indonesia di Asia Tengah, mengingat kegiatan AIFC. Sehubungan dengan hal ini, ia mengumumkan rencana untuk mengirim delegasi bisnis ke Kazakhstan pada tahun 2024 untuk memulai kerja sama perdagangan dan ekonomi.
Bernardino juga menyebutkan tentang wilayah Asia Tenggara yang mengalami pertumbuhan yang cepat, "Wilayah Asia Tenggara selama 40 tahun terakhir telah menjadi salah satu daerah pertumbuhan tercepat di dunia, dengan banyak negara mengalami pertumbuhan rata-rata 5 persen, dan beberapa bahkan mencapai 7 persen."
Menurut Bernardino, kerja sama regional merupakan langkah penting menuju pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di tengah dinamika global yang ada.
"Kami berupaya membangun hubungan dan kerja sama regional yang lebih dalam untuk memperkuat posisi ekonomi kami di pasar global, mengatasi tantangan teknologi, dan memanfaatkan potensi energi dan sumber daya alam yang ada," pungkas Bernardino.