Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden (Wapres) RI, Ma'ruf Amin membuka kemungkinan untuk menampung para pengungsi Rohingya di Pulau Galang, Provinsi Kepulauan Riau.
Hal ini disampaikan Ma'ruf Amin usai menghadiri Peluncuran Indonesia Sharia Economic Outlook (ISEO) 2024 dan Peresmian Universitas Indonesia Industrial Government (I-GOV) Ke-3 Tahun 2023 di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Selasa 5 Desember 2023.
Baca Juga
"Penempatannya di mana? Dulu kita punya Pulau Galang, nanti kita bicarakan lagi apa akan seperti itu," kata Ma'ruf Amin dilansir dari Antara, Rabu (6/12/2023).
Advertisement
Menanggapi hal ini, Juru Bicara Kemlu RI Lalu Muhammad Iqbal mengatakan, "...fokus kita saat ini menyelesaikan bagaimana bisa masalah yang ada di Aceh," dalam press briefing di Jakarta, Selasa (12/12/2023).
Iqbal juga menyebut, yang harus diselesaikan adalah akar masalahnya.
"Akar masalahnya adalah konflik di Myanmar yang tidak kunjung usai. Indonesia akan melakukan segala kemampuannya untuk membantu agar konflik di Myanmar dapat diselesaikan dan demokrasi segera dipulihkan," kata Iqbal.
"Kita melihat bahwa soal persoalan masuknya pengungsi dari Myanmar ini ada dua tindak pidana yang ikut dalam prosesnya, yaitu tindak penyelundupan manusia dan perdagangan manusia," lanjutnya.
Iqbal menyebut Indonesia yang tergabung dalam konvensi PBB soal Anti Kejahatan dan Transnasional punya kewajiban dalam mencegah dan memberantas persekusi dan juga perdagangan manusia.
"Saat ini Menlu Retno Marsudi sedang berada di Jenewa, Swiss untuk menghadiri agenda Global Refugee dan akan membahas masalah Palestina hingga Rohingya."
"Indonesia juga bekerja sama dengan organisasi internasional seperti UNHCR dalam mengatasi masalah ini."
Ma'ruf Amin: Masalah Kemanusiaan yang Harus Diatasi
Ma'ruf Amin mengatakan, kedatangan pengungsi Rohingya yang kini mendapatkan penolakan dari masyarakat di Aceh merupakan permasalahan kemanusiaan yang harus ditanggulangi bersama antar-pemangku kepentingan.
Pemerintah Indonesia juga mengagendakan pembahasan solusi tersebut dengan Komisariat Tinggi PBB urusan Pengungsi (UNHCR) yang memiliki tanggung jawab atas masalah pengungsian.
Menurut Ma'ruf, sejumlah opsi terkait langkah penanggulangan masalah itu di Indonesia, sedang dibahas secara intensif dalam rapat yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam), Mahfud MD.
"Selama ini kan tidak mungkin kita menolak, tetapi juga tentu kita mengantisipasi jangan sampai ada penolakan dari masyarakat, juga bagaimana supaya mengantisipasi jangan sampai terus semuanya lari ke Indonesia. Itu jadi beban," tutur dia.
Ma'ruf menyebut, kehadiran pengungsi Rohingya juga menjadi masalah serupa di sejumlah negara.
"Sebenarnya bukan hanya ke sini, kemarin saat berkunjung ke Yunani. Yunani menghadapi juga situasi serupa, ke Eropa itu masuk ke Yunani juga. Mereka seperti kita menghadapi kesulitan, tapi bagaimanapun juga ini masalah kemanusiaan yang harus ditanggulangi," katanya.
Advertisement
Jokowi Perintahkan Mahfud Md Selesaikan Masalah Pengungsi Rohingya di Aceh
Presiden Joko Widodo (Jokowi) buka suara mengenai pengungsi Rohingya yang masuk ke wilayah Indonesia. Dalam hal ini, Jokowi mengaku telah memerintahkan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md untuk menangani masalah itu.
"Ya saya telah memerintahkan Menko Polhukam (Mahfud Md) untuk menangani bersama-sama dengan daerah, bersama-sama dengan UNHCR (United Nations High Commisioner for Refugees)," kata Jokowi saat ditemui di Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin (4/12/2023).
Seperti diketahui, sebanyak 139 pengungsi Rohingya kembali mendarat di Pantai Tapak Gajah, Sabang, Aceh pada Sabtu 2 Desember 2023 lalu. Dalam sebulan terakhir, hampir seribu orang warga Rohingya datang ke Indonesia.
Kini warga Aceh pun berubah sikap. Mereka mulai menolak kedatangan para pengungsi Rohingya ke wilayahnya.
Hingga akhir November 2023, tercatat ada 1.084 warga Rohingya yang mendarat di wilayah Aceh menggunakan 6 kapal kayu. Pantai di Pidie, Bireuen, Aceh Timur, dan Sabang menjadi tempat mereka bersandar.