Liputan6.com, Washington, DC - Joe Biden mengakui bahwa Israel mulai kehilangan dukungan global atas pengeboman di Jalur Gaza.
"Mereka mulai kehilangan dukungan global karena pengeboman tanpa pandang bulu yang terjadi," kata Biden, seperti dilansir BBC, Rabu (13/12/2023).
Baca Juga
Pernyataan yang disampaikan presiden Amerika Serikat (AS) itu dihadapan para donor saat acara penggalangan dana untuk kampanyenya dalam Pilpres AS 2024 pada Selasa (12/12), disebut menandai komentar paling keras Biden terhadap kepemimpinan Israel. Di lain sisi, kebijakan standar ganda AS sulit dibantah, termasuk dengan melangkahi Kongres untuk mengirim belasan ribu butir amunisi tank ke Israel.
Advertisement
Setelah menuturkan Israel kehilangan dukungan global, Biden kembali menggarisbawahi dukungannya terhadap perang melawan Hamas dan Israel, tegas dia, berhak melakukannya.
Biden dilaporkan menghadapi tekanan yang semakin besar, termasuk dari internal Partai Demokrat, untuk mengendalikan operasi militer Israel di Jalur Gaza. AS baru-baru ini mendesak sekutunya itu untuk mengutamakan nyawa manusia dan memberikan instruksi yang lebih jelas demi menghindari warga sipil Jalur Gaza menjadi korban.
Para pejabat senior AS juga menunjukkan ketidakpuasan yang meningkat atas tanggapan Israel.
Netanyahu: AS Mendukung Kami
Otoritas kesehatan Gaza pada Selasa mengatakan bahwa lebih dari 18.400 orang tewas akibat pengeboman Israel sejak 7 Oktober.
Sementara itu, Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu mengatakan Israel telah menerima dukungan penuh dari AS atas perang daratnya dan tujuannya untuk menghancurkan Hamas dan memulangkan para sandera yang tersisa.
Netanyahu menambahkan bahwa AS telah memblokir tekanan internasional untuk menghentikan perang. Pernyataannya merujuk pada hak veto yang digunakan AS untuk melahirkan resolusi gencatan senjata di Jalur Gaza.
"Ya, ada perbedaan pendapat ... dan saya berharap kita akan mencapai kesepakatan," katanya.
Advertisement
Standar Ganda AS
Biden menyinggung ketidaksepakatannya dengan Netanyahu dalam komentarnya pada Selasa dan mengatakan PM Israel itu harus mengubah pemerintahannya serta pendiriannya mengenai solusi dua negara, yang telah dipromosikan oleh para pejabat tinggi AS sebagai jalur pascaperang.
Proposal tersebut didukung oleh komunitas internasional untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama puluhan tahun dan akan mengarah pada pembentukan Negara Palestina merdeka, yang berdampingan dengan Israel.
"Ini adalah pemerintahan paling konservatif dalam sejarah Israel," kata Biden. "Pemerintahan di Israel mempersulitnya. Mereka tidak menginginkan solusi dua negara."
Komentarnya mencerminkan ketidaksepakatan yang muncul mengenai arah yang harus diambil setelah perang Hamas Vs Israel berakhir. Netanyahu mengatakan dia menentang seruan AS agar Otoritas Palestina, yang saat ini mengelola sebagian Tepi Barat yang diduduki Israel, mengambil alih kendali atas Jalur Gaza.