Liputan6.com, Jakarta - Pada acara "Climate Talk: Melangkah ke Pariwisata Hijau, Sudah Siapkah Kita?" yang diadakan Jumat, (15/12/2023), Dr. Takuya Nomoto selaku Sekretaris I dan Atase Lingkungan dari Kedutaan Besar Jepang untuk Indonesia memaparkan mengenai konsep pariwisata berkelanjutan yang diadopsi oleh pemerintah Jepang.
Pariwisata hijau atau berkelanjutan kini merupakan kebutuhan mendesak dalam menghadapi tantangan lingkungan global.Â
Baca Juga
Dr. Takuya Nomoto mengulas bahwa Jepang saat ini sedang mengembangkan rencana dasar promosi negara pariwisata baru dengan salah satu fokusnya pada pariwisata berkelanjutan.Â
Advertisement
"Jepang mengembangkan rencana dasar promosi negara pariwisata baru, pada bulan Maret ini," kata Dr. Nomoto.
"Kami ingin mempromosikan pariwisata untuk menikmati kelestarian budaya dan keindahan alam serta musim di Jepang," tambah Atase Lingkungan dari Kedubes Jepang itu.
Sebagai contoh, ia merinci Kota Ozu di Prefektur Ehime Jepang sebagai destinasi ramah lingkungan.Â
"Kota Ozu memiliki sejarah panjang dan kota-kota indah yang dikelilingi oleh lingkungan pantai dan wisatawan dapat tinggal di kastil tua. Duta Besar kami mengunjungi kota Ozu dalam proses ini," katanya.
Sebagai salah satu contoh kota pariwisata hijau usungan Pemerintah Jepang, Kota Ozu juga dilengkapi dengan destinasi wisata busana dan tradisi lokal yang ditawarkan bagi wisatawan.
Dalam konteks pariwisata Indonesia, Ia menyebut bahwa Indonesia memiliki potensi besar bagi wisatawan mancanegara.
"Indonesia mempunyai banyak sekali destinasi menarik yang memiliki pemandangan darat dan pemandangan laut yang indah serta tradisi dan budaya yang unik," ungkapnya seraya menambahkan bahwa terdapat destinasi yang masih tersembunyi.
Saran dari Dr. Takuya dan Kerja Sama Jepang-Indonesia
Tak hanya itu, Dr. Nomoto juga memberikan aspek penting dalam bidang pariwisata ramah lingkungan di Indonesia.Â
"Namun sayangnya, saya hampir selalu menemukan sampah di darat atau di laut. Jika Indonesia bisa memperbaiki keadaan ini. Mereka akan menjadi lebih menarik," ucap Dr. Nomoto.
Sebelumnya, Pemerintah Indonesia telah mengundang Pemerintah Jepang untuk memperkuat kolaborasi dan kerja sama dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan pada Oktober 2023.
Dialog tersebut melibatkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia, Sandiaga Uno, bersama dengan Menteri Transportasi Infrastruktur Pertanahan dan Pariwisata Jepang, Tetsuo Saito.
"Saya berharap dengan adanya saling kunjungan antara Jepang dan Indonesia, kita menjadi lebih aktif mulai sekarang," kata Dr. Nomoto.
Atase Lingkungan Kedubes Jepang juga menjelaskan mengenai program terkini dengan Indonesia.
"Saat ini kami masih melakukan konsultasi antar kementerian terkait. Dan menurut saya banyak sekali potensi di bidang lingkungan hidup dan pariwisata yang bisa dikolaborasikan antara Jepang dan Indonesia," ungkapnya lagi.
Advertisement
Lonjakan Wisatawan Indonesia ke Jepang dan Jurus Penanganan Jepang
Sementara itu, data jumlah wisatawan Indonesia yang berkunjung ke Jepang dilaporkan lebih 320.000 orang pada bulan Januari hingga Oktober 2023. Angka ini dikabarkan lebih tinggi daripada tahun 2019 sebelum COVID-19 merebak.
Dr. Takuya Nomoto menyambut baik lonjakan ini seraya menjelaskan jurus atau langkah praktis yang diterapkan Jepang agar jumlah wisatawan tidak melebihi kapasitas.Â
"Untuk mewujudkan pariwisata berkelanjutan bagi wisatawan dan penduduk, kami mengatasi masalah pariwisata terutama dengan dua cara. Pertama, kami mencoba memitigasi situasi ini dengan meningkatkan kapasitas mobilitas dan manajemen masuk ke destinasi," katanya.
Ia menambahkan, "Kedua, daya tarik Jepang tidak terbatas pada Tokyo, Osaka, dan Kyoto. Oleh karena itu, saya berharap masyarakat Indonesia dapat menikmati berbagai destinasi, termasuk pedesaan di Jepang yang memiliki pemandangan indah, budaya unik, dan wilayah yang dapat dijelajahi."
Tak hanya itu, Atase Lingkungan dari Kedutaan Besar Jepang ini juga dengan hangat mengajak masyarakat Indonesia untuk berkunjung ke Negeri Sakura tersebut.
"Tolong datang ke Jepang," serunya.