Sukses

7.000 Karyawan Maskapai Pakistan International Airlines Tak Terima Gaji, Ancam Akan Protes

PIA terkena dampaknya karena gejolak keuangan yang dihadapi oleh maskapai penerbangan tersebut yang menyebabkan 7.000 karyawannya tidak mendapat gaji.

Liputan6.com, Jakarta - Karyawan Pakistan International Airlines (PIA) terkena dampaknya karena gejolak keuangan yang dihadapi oleh maskapai penerbangan tersebut yang menyebabkan 7.000 karyawannya tidak mendapat gaji pada November.

Presiden serikat pekerja CBA Hidayatullah Khan menyebut masalah ini dan dugaan penundaan gaji yang disengaja oleh manajemen PIA.

Selain itu, ia menyalahkan pemerintah sementara Pakistan dan mengaitkan krisis bahan bakar yang baru-baru ini dihadapi oleh maskapai tersebut dengan tindakan pemerintah.

Lebih lanjut ia menuduh tindakan yang disengaja menyebabkan maskapai penerbangan nasional tersebut mengalami kesulitan keuangan, menurut The Express Tribune.

Karyawan menjadi sasaran penghinaan yang disengaja. Jika gaji ditunda lagi bulan depan, kemungkinan besar akan ada protes keras dari serikat pekerja,” katanya, dikutip dari laman The Print, Selasa (19/12/2023).

Juru bicara PIA menyebutkan kendala keuangan sebagai alasan di balik penundaan gaji.

Sementara itu, juru bicara memastikan seluruh karyawan akan menerima gajinya dalam beberapa hari mendatang.

“Upaya sedang dilakukan untuk mengamankan dana melalui jalur alternatif pencairan gaji,” ujarnya.

Sebelumnya pada Oktober 2023, maskapai penerbangan yang mengalami kelumpuhan finansial ini terpaksa membatalkan sejumlah penerbangan domestik dan internasional karena terbatasnya pasokan bahan bakar dari Pakistan State Oil (PSO), sehingga merepotkan ribuan penumpang.

Maskapai nasional PIA dikritik karena inefisiensi dan menghadapi berkurangnya dana di tengah perjuangan pemerintah menghadapi krisis neraca pembayaran yang disebabkan oleh pembayaran utang yang sangat besar.

 

 

2 dari 4 halaman

Kewajiban Pihak PIA

Menurut laporan terbaru, kewajiban PIA adalah Rupee Pakistan (PKR) 743 miliar (sekitar USD 2,5 miliar), melebihi total asetnya sebanyak lima kali lipat.

Selain itu, pada tanggal 14 Oktober, PIA meminta pinjaman tambahan sebesar lebih dari PKR 7 miliar dari bank karena kekhawatiran akan potensi gangguan, baik sebagian atau seluruhnya, seperti dilansir The Express Tribune.

Kemudian, PIA dalam suratnya kepada Divisi Penerbangan, meminta pinjaman segera sebesar lebih dari Rs 7 miliar dari bank, dan pemerintah Pakistan menjamin opsi bagi maskapai penerbangan tersebut untuk mendapatkan pinjaman sebesar Rs 7,5 miliar.

3 dari 4 halaman

14 Penerbangan di Pakistan Dibatalkan

Sebelumnya, Pakistan International Airlines (PIA) menghadapi gejolak baru karena operasi penerbangan domestiknya terganggu karena tidak membayar iuran.

Pakistan State Oil (PSO) menghentikan pasokan bahan bakar penerbangan ke maskapai nasional pada Selasa lalu.

Dampak langsungnya adalah maskapai ini membatalkan 14 penerbangan domestik sementara empat lainnya tertunda beberapa jam, tambah laporan itu.

Penerbangan yang dibatalkan termasuk dua dari Islamabad ke Gilgit, dari Islamabad ke Quetta, dari Karachi ke Sukkur, dari Islamabad ke Multan dan satu lagi dari Karachi ke Faisalabad.

Begitu pula dengan penerbangan PIA PK304 dari Karachi menuju Lahore juga sempat tertunda sekitar tiga jam akibat terhentinya pasokan bahan bakar ke bandara Karachi.

Penerbangan tersebut dijadwalkan berangkat pada pukul 14.00 (waktu setempat) tetapi akhirnya lepas landas setelah penundaan selama tiga jam.

Penerbangan PIA PK305 dari Lahore ke Karachi juga terlambat tiba di Lahore.

Penerbangan PIA lainnya -- PK308 -- dari Karachi ke Islamabad juga ditunda karena penghentian bahan bakar penerbangan, sementara penerbangan lainnya, PK309, dari Islamabad ke Karachi juga ditunda.

4 dari 4 halaman

Ratusan Penumpang Pesawat Terdampak

Lantaran pembatalan dan penundaan penerbangan PIA, ratusan penumpang menghadapi ketidaknyamanan serius selama beberapa hari terakhir, kata laporan itu, seraya menambahkan bahwa tidak hanya penumpang namun juga kru yang menanggung beban krisis saat ini.

PIA telah meminta dana talangan darurat sebesar 22,9 miliar Rupee Pakistan (PKR), namun ditolak oleh Komite Koordinasi Ekonomi (ECC).

PIA juga memperingatkan bahwa Boeing dan Airbus mungkin akan menghentikan pasokan suku cadang untuk armadanya.

Pada Juli 2023, Dewan Pendapatan Federal (FBR) membekukan rekening maskapai penerbangan nasional tersebut atas dasar tidak membayar pajak lebih dari Rs 2 miliar, menurut ARY News.

Pada Januari 2022, FBR membekukan 53 rekening bank PIA setelah diketahui gagal membayar pajak senilai PKR 26 miliar.

Namun, rekening bank tersebut dipulihkan setelah PIA meyakinkan mereka tentang pembebasan pajak lebih awal.