Sukses

NASA Kirim Video Kucing dari Antariksa, Jaraknya 31 Juta Kilometer ke Bumi

NASA mengirim video kucing beresolusi tinggi dengan menggunakan sistem komunikasi laser canggih di pesawat antariksa yang berada 31 juta kilometer dari Bumi.

Liputan6.com, Jakarta - NASA, Senin (18/12), mengumumkan telah mengirim video kucing beresolusi tinggi dengan menggunakan sistem komunikasi laser canggih di pesawat antariksa yang berada 31 juta kilometer dari Bumi.

Meow-vie berdurasi 15 detik, menampilkan seekor kucing oranye bernama Taters. Ini video pertama yang disiarkan dari antariksa, dan menunjukkan kemungkinan untuk mengirim komunikasi dengan kecepatan data lebih tinggi yang diperlukan untuk mendukung misi kompleks seperti mengirim manusia ke Mars.

Video itu dipancarkan ke Bumi dengan menggunakan transceiver laser pada wahana Psyche, yang melakukan perjalanan ke sabuk asteroid utama antara Mars dan Jupiter untuk menjelajahi objek misterius yang kaya akan logam. Ketika mengirim video tersebut, pesawat antariksa itu berada 80 kali jarak antara Bumi dan Bulan.

Sinyal inframerah-dekat yang dikodekan itu diterima Teleskop Hale di Observatorium Palomar Caltech di San Diego County. Dari sana, video dikirim ke Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA di Southern California, dikutip dari VOA Indonesia, Selasa (19/12/2023).

“Salah satu tujuannya adalah mendemonstrasikan kemampuan mengirim video broadband sejauh jutaan mil. Tidak ada apa pun di Psyche yang menghasilkan data video, jadi kami biasanya mengirim paket data pengujian yang dihasilkan secara acak,” kata Bill Klipstein, manajer proyek demo teknologi di JPL.

Misi antariksa selama ini mengandalkan gelombang radio untuk mengirim dan menerima data. Tetapi, bekerja dengan laser dapat meningkatkan kecepatan data sampai 10 hingga 100 kali lipat.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

NASA Berambisi Bangun Rumah di Bulan Tahun 2040

Bicara soal NASA, belum lama ini mereka memiliki rencana untuk tinggal di sana dalam jangka panjang, dengan membangun stasiun luar angkasa dan fasilitas operasional di permukaan. Mereka juga telah mengungkapkan kerja sama dengan perusahaan bernama Icon untuk mewujudkan rencana membangun rumah di Bulan.

Jika semua berjalan sesuai rencana, mungkin saja orang-orang akan dapat tinggal di rumah-rumah di Bulan dalam masa hidup kita.

Melansir dari Extreme Tech, Proyek Olympus diharapkan dapat terwujud pada tahun 2040. Icon telah mengembangkan teknologi yang pada akhirnya dapat menghasilkan rumah di Bulan, meskipun mungkin berbeda dari konsep di atas.

Metode ini memanfaatkan printer 3D untuk membangun rumah dengan lebih efisien dan ramah lingkungan daripada metode konstruksi konvensional di Bumi. Seperti yang disarankan sebelumnya oleh NASA, teknik pembangunan ini memiliki potensi untuk menjadi solusi yang ideal dalam memanfaatkan sumber daya lokal (ISRU), yaitu menggunakan bahan-bahan yang ada di tempat tujuan daripada mengimpor semuanya.

3 dari 3 halaman

Menguji Keberhasilan Printer 3D di Lingkungan Luar Angkasa

NASA akan memulai dengan mengirimkan sebuah printer 3D raksasa ke Bulan, langkah pertama dalam rencana mereka. Meskipun printer Icon telah terbukti sukses di Bumi, namun tantangan di luar angkasa berbeda.

Sebagian besar perangkat keras untuk penerbangan luar angkasa dirancang khusus untuk tahan terhadap radiasi dan suhu ekstrem. Menurut laporan The New York Times, pada awal tahun depan, 2023, NASA akan menempatkan printer Icon ke dalam ruang uji khusus di Marshall Space Flight Center.

Di sana, printer akan diuji terhadap radiasi dan kondisi hampa ruang yang intens, mensimulasikan lingkungan di Bulan.

Sebelumnya pada tahun 2020, NASA menjalin kemitraan awal dengan Icon, menyokong riset terkait pencetakan struktur di luar orbit rendah Bumi. Kemudian, pada tahun 2022, NASA mengumumkan kesepakatan senilai $60 juta (sekitar Rp946,7 miliar) untuk sistem konstruksi luar angkasa yang dapat digunakan dalam pembangunan habitat dan landasan pendaratan roket.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.