Liputan6.com, Jakarta - Teleskop James Webb (JWST) adalah teleskop terbesar dan paling canggih yang pernah dikirim ke ruang angkasa sampai saat ini.
Diluncurkan pada 25 Desember 2021 dari lokasi peluncuran ESA di Kourou, Guyana Prancis, menggunakan roket Arianespace Ariane 5, observatorium ruang angkasa inframerah NASA ini merupakan pencapaian besar dalam penelitian ruang angkasa.
Baca Juga
Melansir dari Space.com, Teleskop James Webb, yang memiliki nilai sebesar $10 miliar (sekitar Rp155 triliun), sedang melakukan eksplorasi kosmos untuk mengungkap sejarah awal alam semesta dari Big Bang hingga pembentukan planet di ruang tata surya kita.
Advertisement
Sebagai salah satu dari Observatorium Besar NASA, teleskop ini adalah instrumen ruang angkasa besar yang sebanding dengan Teleskop ruang Angkasa Hubble dalam menjelajahi ke dalam alam semesta yang jauh.
JWST memerlukan waktu 30 hari untuk melakukan perjalanan hampir satu juta mil (sekitar 1,5 juta kilometer) ke destinasi tetapnya di Lagrange point 2, sebuah lokasi di ruang angkasa yang memiliki gravitasi stabil. Pada tanggal 24 Januari 2022, teleskop ini tiba di L2, yang merupakan titik kedua Lagrange antara Matahari dan Bumi.
L2 adalah suatu titik di ruang angkasa dekat Bumi yang berada dalam posisi berlawanan dengan matahari, orbit di sini memungkinkan teleskop untuk tetap sejajar dengan Bumi selama melakukan orbit mengelilingi matahari.
Tempat ini telah menjadi lokasi favorit untuk beberapa teleskop ruang angkasa lainnya, seperti Teleskop Herschel dan Observatorium ruang Angkasa Planck.
Misi Epik Teleskop James Webb
Menurut NASA, fokus utama Teleskop James Webb adalah pada empat area utama, yaitu mengamati cahaya pertama di alam semesta, mempelajari kumpulan galaksi di fase awal alam semesta, menyelidiki proses kelahiran bintang dan sistem protoplanet, serta mempelajari planet termasuk asal-usul kehidupan.
Pada 11 Juli 2022, NASA mengumumkan bahwa 17 'mode' instrumen ilmiah observatorium telah diuji secara menyeluruh dan Teleskop James Webb siap untuk memulai misi sains yang luar biasa.
Teleskop JWST yang bertenaga ini mengambil gambar objek langit yang menakjubkan, mirip dengan prestasi Teleskop Hubble sebelumnya. Keberuntungan bagi para astronom, Teleskop Hubble tetap beroperasi dengan baik dan keduanya akan bekerja bersama dalam beberapa tahun pertama JWST.
JWST juga akan melakukan pengamatan terhadap exoplanet yang telah diidentifikasi sebelumnya oleh Teleskop Kepler dan akan menindaklanjuti pengamatan real-time dari teleskop luar angkasa lainnya.
Teleskop James Webb adalah hasil dari kolaborasi internasional yang mengesankan antara NASA, Badan Antariksa Eropa (ESA), dan Badan Antariksa Kanada. Menurut NASA, JWST melibatkan lebih dari 300 universitas, organisasi, dan perusahaan di 29 negara bagian AS dan 14 negara lainnya.
Advertisement
Keunggulan JWST dalam Mencermati Dunia yang Tersembunyi di Spektrum Inframerah
JWST beroperasi seperti teleskop standar dengan tujuan utamanya menangkap cahaya dan memusatkan fokusnya untuk memungkinkan pengamatan ke bagian-bagian yang jauh di alam semesta.
Namun, terdapat perbedaan signifikan dalam apa yang dilihat oleh JWST dalam spektrum elektromagnetik yang berbeda dengan yang dapat dilihat oleh mata manusia. Sementara kita melihat cahaya yang terlihat, JWST mampu melihat inframerah atau "panas," serupa dengan kamera penglihatan malam keamanan.
Karena ukurannya yang besar, teleskop ini dapat menangkap lebih banyak cahaya sehingga mampu mengamati objek yang lebih kecil, lebih jauh, dan lebih dingin.
Keuntungannya juga terletak pada posisinya di luar angkasa yang memungkinkannya menghindari hambatan atmosfer, memungkinkan pengambilan informasi yang lebih kaya dan menarik.
Peran Spektakuler JWST dalam Mengintip Awal Kehidupan Alam Semesta Melalui Inframerah
Mengapa kemampuan melihat jauh ini memungkinkan JWST untuk mengamati galaksi di fase awal alam semesta?
Semakin jauh suatu objek di alam semesta, semakin cepat objek tersebut menjauh dari kita. Ketika benda-benda bergerak dengan kecepatan tinggi, mereka mengalami perubahan warna yang disebut pergeseran merah, yang membuatnya terlihat lebih merah.
Ketika suatu objek berada sangat jauh, warnanya berubah menjadi infra-merah, melebihi skala warna merah. Hal inilah yang memungkinkan JWST untuk melihat lebih jauh daripada teleskop sebelumnya yang pernah kita miliki.
Cahaya butuh waktu untuk mencapai kita, menjadikan objek yang teramat jauh juga objek tertua yang dapat kita amati. Teleskop seperti Hubble dan JWST memungkinkan kita untuk melihat ke belakang dalam waktu.
Keunggulan JWST terletak pada kemampuannya dalam spektrum infra-merah, yang memungkinkannya untuk mengamati hampir fase awal alam semesta, sekitar 13,7 miliar tahun yang lalu, lebih jauh dari yang dapat diamati oleh Teleskop Hubble.
Advertisement