Liputan6.com, Praha - Penembakan massal mengguncang Praha, ibu kota Republik Ceko, pada Kamis (21/12/2023). Peristiwa yang tepatnya terjadi di lingkungan Universitas Charles itu menewaskan 14 orang dan melukai 25 lainnya.
Tragedi tersebut tidak hanya menjadi catatan kelam bagi Republik Ceko, namun juga menandai penembakan massal terburuk di Eropa sejak serangan teror tahun 2015 di Paris, Prancis.
Baca Juga
Melansir Telegraph, Jumat (22/12/2023), pelaku penembakan massal yang oleh media lokal disebut bernama David Kozak (24) adalah mahasiswa yang sedang mempelajari Sejarah Polandia di Fakultas Seni, Universitas Charles. Dia dilaporkan membunuh ayahnya sebelum "mengamuk" di kampus dan tindakannya berakhir ketika nyawanya melayang.
Advertisement
Polisi menduga Kozak bunuh diri setelah sempat baku tembak dengan petugas. Gambar yang beredar menunjukkan sosoknya dalam pose membidik dengan senapan hitam di balkon gedung universitas.
Anadolu melaporkan bahwa jasadnya ditemukan di gedung Fakultas Seni, Universitas Charles, di Kota Tua, Praha.
"Dia memiliki sejumlah senjata dan apa yang dia lakukan adalah tindakan yang dipikirkan dengan matang, tindakan yang mengerikan," kata polisi, seperti dikutip Telegraph.
Media Ceko melaporkan bahwa Kozak memuat unggahan berisi fantasi bunuh diri dan pembunuhan massal pada hari-hari sebelum serangan di media sosialnya.
Polisi mengatakan pelaku terinspirasi oleh peristiwa mengerikan di luar negeri. Dalam salah satu unggahannya, dia mengutip seorang penembak di sekolah Rusia berusia 14 tahun yang membunuh satu teman sekelasnya dan melukai lima lainnya sebagai inspirasi.
Mengutip Rferl, pemerintah Republik Ceko telah menetapkan Sabtu, 23 Desember, sebagai hari berkabung nasional atas tragedi ini.
Pelaku Diduga terkait dengan 2 Kematian Lainnya
Menteri Dalam Negeri Republik Ceko Vit Rakusan mengatakan polisi sedang menyelidiki kemungkinan pelaku bertanggung jawab atas pembunuhan dua orang, seorang pria dan putrinya berusia dua bulan, di hutan dekat Praha pekan lalu.
"Kita bisa saja mempunyai puluhan korban tanpa respons cepat dari polisi," sebut Rakusan.
Kozak diyakini telah melakukan perjalanan sejauh 20 km ke universitas dari Desa Hostoun di Bohemia tengah, tempat polisi menemukan mayat ayahnya.
Kepala Polisi Praha Martin Vondrasek mengungkapkan petugas sedang mencari tersangka sebelum penembakan massal terjadi di Universitas Charles.
"Pukul 12.45 (waktu setempat) kami mendapat informasi ada orang meninggal, ayah tersangka," ujar Vondrasek.
Vondrasek menambahkan, "Pria bersenjata itu berangkat ke Praha dengan mengatakan dia ingin bunuh diri."
Adapun Vondrasek mengumumkan berita pertama tentang penembakan massal pada pukul 14.59 waktu setempat. Menurutnya, pelaku tidak terkait dengan jaringan teroris.
"Pada pukul 15.20 kami menerima informasi dari petugas polisi yang turun tangan bahwa jasad penembak ditemukan di trotoar gedung kampus," ungkap Vondrasek.
Sejumlah besar senjata ditemukan di universitas.
Advertisement
Keamanan Kampus Diperketat
Otoritas Universitas Charles mengatakan mereka akan segera memperketat keamanan di kampus.
"Kami berduka atas hilangnya nyawa anggota komunitas universitas kami ... dan kami bersama semua yang terdampak tragedi tersebut," ungkap pihak universitas.
Perdana Menteri Petr Fiala dilaporkan membatalkan kunjungan ke Kota Olomouc dan kembali ke Praha sementara Presiden Petr Pavel menuturkan dia terkejut dengan penembakan massal tersebut.