Liputan6.com, Jakarta - Pada tahun 2023, Bumi terus menyaksikan dampak yang semakin memburuk dari krisis iklim global. Seiring berjalannya waktu, fenomena-fenomena yang menakutkan dan merusak telah menjadi bagian tak terelakkan dari kehidupan sehari-hari.
Dari polusi udara yang merusak kualitas udara hingga gelombang panas ekstrem yang mengubah lanskap lingkungan, serta kebakaran hutan yang meluas, menjadi tantangan yang dihadapi oleh Bumi semakin kompleks.
Krisis iklim tidak hanya mempengaruhi lingkungan, tetapi juga menyentuh kehidupan manusia secara luas. Polusi udara yang meningkat telah menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat di berbagai belahan dunia, sementara perubahan iklim drastis menyebabkan terjadinya bencana alam yang lebih sering dan lebih parah.
Advertisement
Tahun 2023 menjadi tahun yang menyorot sejumlah fenomena yang memperburuk krisis iklim. Mulai dari lonjakan polusi yang mencemari lingkungan, hingga kebakaran hutan yang meluas dan sulit dikendalikan.
Berikut ini 12 fenomena krisis iklim sepanjang 2023 yang dirangkum Liputan6.com dalam kaleidoskop:
1. Gelombang Panas di Australia Picu Jutaan Ikan Mati, Bau Busuk Menyengat Tercium
Jutaan ikan mati dilaporkan terdampar di tenggara Australia. Menurut pihak berwenang dan ilmuwan, fenomena itu disebabkan oleh berkurangnya kadar oksigen di sungai setelah banjir dan cuaca panas baru-baru ini.
Penduduk kota Pedalaman Menindee di negara bagian New South Wales mengeluhkan bau busuk dari ikan mati tersebut.
"Baunya sangat menyengat. Saya hampir harus memakai masker," kata fotografer alam lokal Geoff Looney, dikutip dari AP, Rabu (22/3/2023).
"Saya khawatir dengan kesehatan saya sendiri. Air yang berada tepat di atas turun ke stasiun pompa kami ke kota. Orang-orang di utara Menindee mengatakan ada ikan cod dan perch yang mengambang di sungai di mana-mana," kata Geoff.
Departemen Industri Primer mengatakan kematian ikan kemungkinan besar disebabkan oleh kadar oksigen yang rendah saat banjir surut, situasi yang diperburuk oleh ikan yang membutuhkan lebih banyak oksigen karena gelombang panas.
2. Kebakaran Spanyol Hanguskan 4 Ribu Hektar Hutan, 1.500 Warga Mengungsi
Kebakaran besar terjadi Spanyol tahun ini dan telah menghanguskan lebih dari 4.000 hektar hutan dan memaksa 1.500 orang meninggalkan rumah mereka di wilayah Valencia.
Warga menceritakan momen melarikan diri dari rumah dan meninggalkan hewan peliharaan, dikutip dari The Guardian, Senin (27/3/2023).
“Kondisi sangat buruk. Kota Anda terbakar, hidup Anda terancam, hewan kami ada di sana dan tidak ada yang bisa memberi tahu kami apa pun soal ini,” kata Antonio Zarzoso (24) salah satu pengungsi yang harus meninggalkan desa Puebla de Arenoso.
Lebih dari 500 petugas pemadam kebakaran menggunakan 20 pesawat dan helikopter bekerja untuk mengendalikan kobaran api di dekat desa Villanueva de Viver, kata layanan darurat pada Sabtu.
Namun, mereka mengatakan pihaknya telah berhasil menghentikan api menyebar ke daerah lain.
"Hutan di sekitarnya telah terbakar dan kami tidak tahu persis seperti apa daerah itu," kata Montse Boronat, dari Los Calpes.
Advertisement
3. Gelombang Panas di Asia Picu Banyak Kematian dan Paksa Sekolah Tutup
Gelombang panas telah melanda sebagian besar Asia. Kondisi tersebut menyebabkan kematian dan penutupan sekolah di India, dan suhu yang memecahkan rekor di China.
Maximiliano Herrera, seorang ahli iklim dan sejarawan cuaca, menggambarkan suhu tinggi yang tidak biasa sebagai "gelombang panas April terburuk dalam sejarah Asia."
Di China, media lokal melaporkan bahwa rekor suhu untuk bulan April telah diamati di banyak lokasi, termasuk Chengdu, Zhejiang, Nanjing, Hangzhou, dan area lain di wilayah delta Sungai Yangtze.
Menurut Herrera, suhu panas yang tidak biasa juga telah dilaporkan di Asia Tenggara, termasuk di Luang Prabang, Laos, yang mencatat 42,7 derajat Celsius minggu ini, suhu tertinggi yang dapat diandalkan dalam sejarahnya, demikian dilansir dari The Guardian, Kamis (20/4/2023).
Di Thailand, departemen meteorologi mengatakan suhu mencapai 44,6 derajat Celsius di Provinsi Tak pada Sabtu 15 April 2023, menyamai rekor sebelumnya yang dicapai di Mae Hong Son pada 28 April 2016. Rekor itu tidak termasuk dalam statistik ringkasan resmi pemerintah, yang melaporkan suhu di Tak pada 44,6 derajat Celcius.
4. 24 Ribu Orang Dievakuasi Akibat Kebakaran Hutan di Alberta Kanada
Kebakaran hutan melanda Alberta, Kanada, memaksa hampir 24 ribu orang dievakuasi pada Sabtu 6 Mei 2023.
Pemerintah setempat menetapkan keadaan darurat untuk "kebakaran hutan besar yang belum pernah terjadi sebelumnya di Alberta", kata Premier Alberta, Danielle Smith, dikutip dari India Today, Minggu (8/5/2023).
Pada hari Sabtu pukul 17:00 waktu setempat, 24 ribu warga telah dievakuasi dari rumah mereka, dengan 110 kebakaran hutan aktif di seluruh provinsi, dan 36 titik api sudah di luar kendali.
"Ini adalah hari yang sangat menantang bagi petugas pemadam kebakaran di sini," kata Christie Tucker, manajer unit informasi untuk Alberta Wildfire.
"Kami berjuang melawan angin yang sangat kencang, cuaca panas, dan angin itu menghasilkan aktivitas api yang ekstrem."
Tucker menambahkan bahwa petugas pemadam kebakaran tambahan telah tiba dari Quebec dan Ontario.
Advertisement
5. 2.000 Orang Dievakuasi Akibat Kebakaran Hutan di La Palma Spanyol
Lebih dari 2.000 orang dievakuasi saat kebakaran hutan di La Palma, Kepulauan Canaria, Spanyol tak terkendali pada Sabtu (15/7/2023), menghancurkan sekitar selusin rumah.
Kobaran api telah memengaruhi area seluas sekitar 4.500 hektare dan pihak berwenang memperingatkan bahwa situasinya dapat memburuk karena gelombang panas telah membuat medan kering.
"Api menyebar sangat cepat," kata Presiden Regional Kepulauan Canaria Fernando Clavijo seperti dilansir AP, Minggu (16/7). "Api sudah tidak terkendali."
Dia mengatakan bahwa beberapa warga tidak ingin meninggalkan rumah mereka. Namun, dia mengimbau agar masyarakat membuat pilihan bertanggung jawab dan memperhatikan seruan untuk evakuasi.
Clavijo mengungkapkan bahwa dia sangat prihatin dengan kemungkinan pergeseran angin pada malam hari. Hal itu, menurutnya, dapat membuat operasi evakuasi menjadi lebih berbahaya.
Saat ini, 10 pesawat sedang berupaya memadamkan api.
Wali Kota Puntagorda Vicente Rodriguez mengatakan kepada penyiar publik Spanyol RTVE bahwa kebakaran dimulai di dalam batas kotanya. Dia menambahkan bahwa daerah tersebut telah mengalami curah hujan di bawah rata-rata dalam beberapa tahun terakhir, seperti sebagian besar daratan yang dilanda kekeringan karena perubahan pola cuaca yang dipengaruhi oleh perubahan iklim.
Kebakaran hutan di La Palma terjadi bertepatan dengan gelombang panas yang melanda Eropa selatan.
6. 34 Orang Tewas dan 26 Terluka Akibat Kebakaran Hutan di Aljazair
Sedikitnya 34 orang tewas, 26 terluka, dan 1.500 lainnya dievakuasi pasca kebakaran hutan di seluruh Aljazair. Demikian diumumkan Kementerian Luar Negeri Aljazair.
Kebakaran hutan terdeteksi di 97 titik di 16 provinsi. Pihak berwenang mengungkapkan bahwa sekitar 8.000 petugas pemadam kebakaran bekerja untuk mengendalikan api.
"Sepuluh tentara tewas saat berusaha memadamkan api di Bejaia," ungkap Kementerian Pertahanan Aljazair seperti dilansir BBC, Selasa (25/7/2023).
Kebakaran paling luas dilaporkan terjadi di pegunungan Kabylie di sebelah timur Aljazair, yang kemudian menyebar ke daerah permukiman di kota pesisir Bejaia dan Jijel, akibat angin kencang. Pihak berwenang mengatakan bahwa mereka telah meluncurkan penyelidikan atas penyebab kebakaran.
Wilayah Aljazair utara dilaporkan telah mengalami rekor gelombang panas dalam beberapa hari terakhir, di mana suhu mencapai 48 derajat Celcius. Kantor Meteorologi Aljazair telah memperingatkan bahwa suhu lebih dari 48 derajat Celcius kemungkinan akan berlanjut hingga akhir bulan di bagian utara negara itu.
Advertisement
7. Jambore Pramuka Dunia di Korea Selatan Selesai Lebih Awal Usai Muncul Peringatan Topan dan Gelombang Panas
Acara Jambore Pramuka Dunia yang sedang berlangsung di Korea Selatan akan berakhir lebih awal karena adanya peringatan topan, kata penyelenggara, Senin (7/8/2023). Pihak penyelenggara pun meminta bantuan pemerintah untuk memulangkan puluhan ribu partisipan kembali ke negaranya masing-masing.
Sekitar 43 ribu peserta pramuka dari 155 negara tengah mengikuti jambore yang diadakan di Jeolla Utara, Korea Selatan, seperti dikutip Channel News Asia, Senin (7/8).
Namun, gelombang panas ekstrem menyebabkan ratusan peserta sakit dan membuat pemerintah Seoul turun tangan untuk mengerahkan dokter serta bantuan medis.
Sementara masalah panas ekstrem masih menjadi kendala utama dalam acara tersebut, badai topan yang diramalkan akan melanda sebagian besar Korea Selatan, termasuk area perkemahan, membuat acara jambore diakhiri lebih awal.
"Organisasi Gerakan Kepanduan Dunia menerima konfirmasi pagi ini dari Pemerintah Republik Korea bahwa karena dampak yang diperkirakan dari Topan Khanun, semua peserta akan dibubarkan lebih awal," kata badan pramuka dalam sebuah pernyataan.
"Kami mendesak pemerintah untuk mempercepat rencana keberangkatan dan menyediakan semua sumber daya dan dukungan yang diperlukan bagi para peserta selama mereka tinggal dan sampai mereka kembali ke negara asal," sambung badan pramuka itu.
Namun, masih belum ada informasi yang diberikan terkait tempat tinggal mereka hingga mereka pulang ke negara masing-masing.
8. Korban Tewas Kebakaran Hutan Hawaii Jadi 36 Orang, Warga: Ini Seperti Kiamat
Jumlah korban tewas akibat kebakaran hutan di Pulau Maui, Hawaii, Amerika Serikat, menjadi 36 orang. Kematian yang tercatat di Kota Lahaina, tujuan wisata utama pulau itu, terjadi saat angin kencang mengipasi api.
Ribuan orang telah mengungsi dan keadaan darurat telah diumumkan. Operasi pencarian dan penyelamatan besar tengah berlangsung, di mana sejumlah orang masih dinyatakan hilang.
Lima tempat penampungan beroperasi di Maui dan dibanjiri pengungsi. Sementara itu, petugas pemadam kebakaran masih berupaya mengendalikan api dengan helikopter.
"Saat upaya pemadaman berlanjut, total 36 korban jiwa telah ditemukan hari ini di tengah kebakaran Lahaina," kata pemerintah daerah Maui dalam pernyataan pada Rabu (9/8/2023) malam, seperti dilansir BBC, Kamis (10/8).
Lusinan orang terluka sejak kebakaran mulai terjadi pada Selasa (8/8).
"Kami baru saja mengalami bencana terburuk yang pernah saya lihat. Seluruh Lahaina hangus terbakar. Ini seperti kiamat," kata warga bernama Mason Jarvi kepada Reuters.
Jarvi mengatakan bahwa dia menderita luka bakar setelah melewati api dengan sepedanya untuk menyelamatkan anjingnya.
Advertisement
9. Kebakaran Hutan Kanada, 20 Ribu Warga Dievakuasi
Sekitar 20 ribu warga Kanada di Yellowknife menjalankan perintah evakuasi dengan menggunakan mobil dan pesawat ketika negara tersebut berjibaku untuk mencegah kebakaran hutan sepanjang pekan ini.
Pesawat bomber air terbang rendah di atas Yellowknife saat asap tebal menyelimuti ibu kota Wilayah Barat Laut yang luas.
Para pejabat setempat mengatakan bahwa api yang bergerak lambat sekarang berada di 15 km (10 mil) barat laut kota dan bisa mencapai pinggiran pada hari Sabtu 19 Agustus 2023 jika tidak ada hujan, Reuters mewartakan (19/8/2023).
"Hari-hari yang sangat sulit di depan - dengan dua hari angin barat laut ke barat-barat laut pada hari Jumat dan Sabtu, yang akan mendorong api ke arah Yellowknife," kata dinas pemadam kebakaran teritorial dalam sebuah pernyataan di Facebook.
Di provinsi Pasifik British Columbia, yang telah mengalami kebakaran hebat yang luar biasa tahun ini, para pejabat memperingatkan penduduk untuk bersiap menghadapi kondisi kebakaran ekstrem.
"Peristiwa cuaca ini berpotensi akan menjadi 24 hingga 48 jam musim panas yang paling menantang dari perspektif dinas pemadam kebakaran," kata direktur layanan kebakaran hutan Cliff Chapman kepada wartawan.
10. Kualitas Udara di Singapura Masuk Kategori Buruk, Sorot Hotspot Kebakaran Hutan Indonesia Bertambah
Kualitas udara di Singapura masuk kategori tidak sehat pada Sabtu (7/10/2023), ketika pihak berwenang memperingatkan kondisi berkabut akibat peningkatan jumlah hotspots atau titik panas di Indonesia.
Pada pukul 16.00, Indeks Standar Pencemaran (PSI) 24 jam untuk wilayah timur dan tengah Singapura tercatat masing-masing sebesar 119 dan 110. National Environment Agency (NEA) atau Badan Lingkungan Hidup Nasional menganggap angka 101-200 sebagai "tidak sehat".
Dilansir CNA, Sabtu (7/10/2023), badan tersebut memperkirakan kondisi "sedikit berkabut" sepanjang hari Sabtu di wilayah utara, selatan, timur, dan tengah Singapura, namun hanya wilayah barat yang mengalami kondisi berawan.
NEA pada Jumat malam mengatakan bahwa kualitas udara bisa memasuki kisaran tidak sehat pada akhir pekan ini jika kebakaran hutan terus berlanjut di Indonesia, ditambah dengan arah angin yang tidak mendukung.
Badan ini mencatat adanya "peningkatan signifikan" dalam jumlah titik panas di Sumatera, dengan 212 titik api terdeteksi pada hari Jumat dibandingkan dengan 65 titik api pada hari Kamis dan 15 titik api pada hari Rabu."
"Kepulan asap dan kabut teramati dari citra satelit di wilayah selatan dan tengah Sumatra. Pergeseran singkat arah angin sore ini, dari tenggara ke selatan, meniupkan sebagian kabut tipis ke arah Singapura dan menyebabkan penurunan kualitas udara," ungkap badan tersebut dalam pernyataan kepada media.
Advertisement
11. China Bagian Utara Diselimuti Polusi Tebal, Otoritas Beri Peringatan Waspada
Puluhan juta orang di seluruh China bagian utara berada di bawah peringatan polusi parah pada Selasa (31 Oktober), dan pihak berwenang mendesak warga untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan karena kabut asap keabu-abuan menyelimuti wilayah tersebut.
Dikutip dari laman Channel News Asia, Kamis (2/11/2023) beberapa wilayah di Beijing, Tianjin, Hebei di Tiongkok yang merupakan rumah bagi lebih dari 100 juta orang.
Wilayah tersebut mengalami polusi terburuk yang pernah terjadi dalam beberapa bulan terakhir.
Di ibu kota Beijing, pihak berwenang mengeluarkan peringatan berwarna oranye yang berarti peringatan polusi udara tertinggi kedua di negara tersebut.
"Ada lebih banyak kabut asap dalam dua hari terakhir ini benar-benar berdampak," kata pekerja kantoran Fu Dalin.
"Karena kabut asap sangat serius, saya tidak akan keluar rumah dan harus tinggal di rumah," katanya kepada AFP di kawasan bisnis di pusat kota Beijing.
Warga lainnya, Xu Gengying mengatakan bahwa polusi tidak akan menghentikannya menjalani kehidupan sehari-hari.
"Kami tetap keluar saat diperlukan, jika ada sesuatu yang harus dilakukan. Hindari saja berolahraga di luar ruangan – jangan jogging," katanya.
12. Gelombang Panas Australia: Sydney Alami Hari Terpanas dalam 3 Tahun, Suhu Capai 40 Derajat Celcius
Gelombang panas telah melanda pantai timur Australia, mengakibatkan suhu di Sydney mencapai titik tertingginya dalam tiga tahun pada Sabtu (9/12/2023). Dengan kata lain Sydney mengalami hari terpanas pada dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.
Badan cuaca di pusat kota Sydney, Observatory Hill, mencatat temperatur mencapai suhu 40 derajat Celcius pada sore hari, terpanas sejak November 2020 dan hampir 15 derajat di atas rata-rata suhu tertinggi kota tersebut pada bulan Desember.
Sementara di Richmond, di pinggiran barat Sydney, suhunya naik hingga 43,8 derajat Celcius.
"Hari Sabtu ini, dengan tingkat panas yang tinggi, saya katakan ini adalah waktu yang tepat untuk memastikan bahwa kita saling menjaga dan tetap aman," kata Perdana Menteri Anthony Albanese dalam konferensi pers, seperti dilansir CNA, Sabtu (9/12).
"Perubahan iklim merupakan ancaman terhadap kesehatan masyarakat dan juga lingkungan kita dan kita perlu menyadari bahwa diperlukan respons yang komprehensif."
Gelombang panas meningkatkan risiko kebakaran hutan yang sebelumnya sudah berisiko tinggi selama musim panas bulan Desember-Februari di Australia karena peristiwa cuaca El Nino, yang biasanya dikaitkan dengan kondisi ekstrem seperti kebakaran hutan, angin topan, dan kekeringan.
Advertisement