Liputan6.com, Washington, DC - Amerika Serikat (AS) pada Rabu (27/12/2023) mengumumkan mereka akan memberikan tambahan senjata dan peralatan senilai USD 250 juta atau sekitar Rp3,8 triliun kepada Ukraina.
Paket tersebut mencakup amunisi pertahanan udara, komponen sistem pertahanan udara lainnya, amunisi tambahan untuk sistem roket artileri mobilitas tinggi, amunisi artileri 155mm dan 105mm, amunisi anti-lapis baja, dan lebih dari 15 juta butir amunisi senjata kecil.
Baca Juga
"Bantuan kami sangat penting untuk mendukung mitra Ukraina kami dalam membela negara dan kebebasan mereka melawan agresi Rusia," kata Menteri Luar Negeri Antony Blinken, seperti dilansir Anadolu, Kamis (28/12/2023).
Advertisement
Memperhatikan bahwa koalisi lebih dari 50 negara terus memberikan dukungan untuk Ukraina, Blinken menuturkan, "Sangat penting bagi Kongres untuk bertindak cepat, sesegera mungkin, untuk memajukan kepentingan keamanan nasional kita dengan membantu Ukraina mempertahankan diri dan mengamankan masa depannya."
Komitmen Abadi AS untuk Ukraina
Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS mengatakan pasca pengumuman tersebut bahwa Washington "terus menunjukkan komitmen abadinya terhadap pertahanan Ukraina melawan agresi brutal Rusia".
Pentagon mengatakan dalam pernyataan terpisah bahwa paket senilai USD 250 juta itu termasuk pula rudal anti-pesawat Stinger dan amunisi tambahan untuk Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS).
"Kemampuan ini akan mendukung kebutuhan paling mendesak Ukraina untuk memungkinkan pasukannya mempertahankan kedaulatan dan kemerdekaan mereka," sebut Pentagon.
Sejak dimulainya perang Ukraina pada Februari 2022, AS telah mengirimkan sekitar USD 44,3 miliar bantuan militer ke Kyiv.
Advertisement
Ukraina Penerima Paket Bantuan Terbesar
Pengumuman ini muncul ketika bantuan perang Ukraina tersendat di Kongres sebagai bagian dari permintaan dana tambahan senilai USD 106 miliar yang diajukan oleh Presiden Joe Biden. Anggota Kongres dari Partai Republik telah membuat persetujuan paket tersebut bergantung pada pembatasan migrasi dalam kebijakan perbatasan.
Sekitar USD 61,4 miliar dialokasikan untuk mengirimkan bantuan militer tambahan ke Ukraina, termasuk pendanaan untuk mengisi kembali persediaan AS yang akan ditransfer ke Kyiv.
Meskipun Ukraina sejauh ini merupakan penerima paket bantuan terbesar, dana tersebut juga mencakup USD 14,3 miliar untuk Israel, lebih dari USD 13 miliar untuk keamanan perbatasan, dan pendanaan untuk prioritas kebijakan lainnya, termasuk bantuan kemanusiaan.