Liputan6.com, Caracas - Presiden Nicolas Maduro memerintahkan angkatan bersenjata Venezuela untuk melakukan latihan pertahanan di Karibia Timur setelah Inggris mengirim kapal perang menuju perairan teritorial Guyana.
Inggris mengambil langkah tersebut pasca Venezuela memperbarui klaimnya terhadap Essequibo.
Dalam pidato yang disiarkan televisi secara nasional pada Kamis (28/12/2023), Maduro mengatakan bahwa 6.000 tentara Venezuela – termasuk angkatan udara dan angkatan laut – akan melakukan operasi gabungan di lepas pantai timur negara itu dekat perbatasan dengan Guyana.
Advertisement
Maduro menggambarkan kedatangan kapal Inggris HMS Trent ke pantai Guyana sebagai ancaman bagi negaranya. Dia berpendapat penempatan kapal tersebut melanggar perjanjian baru-baru ini antara negara-negara Amerika Selatan.
"Kami percaya pada diplomasi, dialog, dan perdamaian, tetapi tidak ada yang akan mengancam Venezuela," kata Maduro dengan didampingi oleh belasan komandan militer, seperti dilansir AP, Sabtu (30/12).
"Ini adalah ancaman yang tidak dapat diterima terhadap negara berdaulat mana pun di Amerika Latin."
Guyana: Tidak Ada Tindakan yang Mengancam Venezuela
Venezuela dan Guyana telah lama terlibat dalam sengketa perbatasan mengenai Essequibo, wilayah berpenduduk jarang seukuran Florida dengan cadangan minyak yang sangat besar di lepas pantainya.
Wilayah tersebut telah berada di bawah kendali Guyana selama beberapa dekade. Pada Desember, Venezuela meluncurkan kembali klaim historisnya atas Essequibo melalui referendum yang menanyakan kepada warganya apakah Essequibo harus diubah menjadi negara bagian Venezuela.
Ketika ketegangan meningkat, para pemimpin kedua negara bertemu di Pulau St. Vincent di Karibia dan menandatangani perjanjian yang menyatakan bahwa mereka akan menyelesaikan perselisihan mereka melalui cara-cara non-kekerasan.
Namun, selama perundingan, Presiden Guyana Irfaan Ali mengatakan bahwa negaranya mempunyai hak untuk bekerja sama dengan mitra-mitranya guna menjamin pembelaan atas tuntutannya.
Pada Kamis, para pejabat Guyana menggambarkan kunjungan HMS Trent sebagai kegiatan terencana yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pertahanan negara dan mengatakan kunjungan kapal tersebut akan dilanjutkan sesuai jadwal.
"Tidak ada tindakan atau tindakan yang kami lakukan yang mengancam Venezuela," kata Wakil Presiden Guyana Bharrat Jagdeo.
Advertisement
Operasi Gabungan Inggris dan Guyana
HMS Trent adalah kapal patroli dan penyelamatan yang baru-baru ini digunakan untuk mencegat pengedar narkoba di lepas Pantai Barat Afrika. Kapal ini dapat menampung hingga 30 pelaut dan kontingen 18 marinir, serta dilengkapi dengan meriam 30 mm dan landasan pendaratan untuk helikopter dan drone.
Kapal tersebut telah dikirim ke Barbados pada awal Desember untuk mencegat penyelundup narkoba, namun misinya diubah pada 24 Desember, yakni dikirim ke Guyana. Pihak berwenang tidak merinci kapan HMS Trent akan tiba di lepas pantai Guyana.
Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan HMS Trent akan melakukan operasi gabungan dengan pasukan pertahanan Guyana. Negara berpenduduk 800.000 jiwa itu memiliki kapasitas militer yang terdiri dari 3.000 tentara, 200 pelaut, dan empat kapal patroli kecil yang dikenal sebagai Barracudas.
Sementara itu, Venezuela mengatakan negaranya adalah korban konspirasi pencurian tanah pada tahun 1899, ketika Guyana masih menjadi koloni Inggris dan arbiter dari Inggris, Rusia, dan Amerika Serikat (AS) memutuskan perbatasannya. AS mewakili Venezuela karena pemerintah Venezuela telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Inggris.
Perselisihan yang telah berlangsung selama satu abad ini mengemuka kembali menyusul temuan minyak di wilayah sengketa.