Sukses

Serangan Udara Israel Targetkan Bandara Damaskus di Suriah, 11 Anggota Garda Revolusi Iran Dilaporkan Tewas

Serangan udara Israel dilaporkan menargetkan Bandara Internasional Damaskus di Suriah pada Kamis 28 Desember 2023 malam.

Liputan6.com, Damaskus - Serangan udara Israel dilaporkan menargetkan Bandara Internasional Damaskus di Suriah pada Kamis 28 Desember 2023 malam. Menewaskan 11 anggota Islamic Revolutionary Guard Corps (IRGC) atau Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (Garda Revolusi Iran), kata seorang sumber kepada Al Arabiya pada hari Jumat (29/12).

"Anggota IRGC yang menjadi sasaran, yang bertanggung jawab mengawasi pasukan yang didukung Iran di Suriah timur, hadir di bandara untuk menyambut delegasi senior," kata sumber tersebut.

Kendati demikian sejauh ini ihak IRGC membantah laporan tersebut dan menyebutnya "tidak berdasar."

Adapun media pemerintah Suriah dan kementerian pertahanan Suriah sebelumnya melaporkan serangan udara Israel di Suriah selatan dan dekat Damaskus.

Israel jarang berkomentar mengenai serangan yang menargetkan Suriah, namun Israel berulang kali mengatakan tidak akan membiarkan musuh bebuyutannya, Iran, yang mendukung pemerintahan Presiden Bashar al-Assad, memperluas kehadirannya di negara tersebut.

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang memantau perang melaporkan serangan Israel menargetkan posisi pertahanan udara Suriah di Provinsi Sweida, selatan negara itu, serta di dekat bandara internasional Damaskus.

Awal pekan ini, IRGC mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa salah satu komandan utamanya di Suriah, Brigjen Seyed Razi Mousavi, tewas dalam "serangan rudal" Israel. Presiden Iran Ebrahim Raisi mengeluarkan pesan pada hari yang sama, memperingatkan bahwa Israel "pasti akan membayar kejahatan ini."

 

2 dari 4 halaman

Konvoi Bantuan PBB untuk Gaza Diserang, Ditembaki Militer Israel

Sebelumnya, Badan PBB untuk Pengungsi Palestina mengatakan pada Jumat, 29 Desember 2023 bahwa konvoi bantuan diserang oleh militer Israel di Jalur Gaza, beruntung tak menimbulkan korban jiwa.

"Tentara Israel menembaki konvoi bantuan ketika mereka kembali dari Gaza utara melalui rute yang ditentukan oleh tentara Israel. Pemimpin konvoi internasional kami dan timnya tidak terluka, tetapi satu kendaraan mengalami kerusakan," tulis direktur UNRWA di Gaza, Tom White, di X.

Menurut UNRWA, kejadian itu terjadi pada Kamis, 28 Desember sore.

Militer Israel menanggapi permintaan komentar dengan mengatakan bahwa mereka sedang menyelidiki laporan tentang insiden tersebut.

Sebelumnya pada hari Jumat, kepala kemanusiaan PBB, Martin Griffiths, menulis sebuah unggahan di X menggambarkan apa yang disebutnya "situasi yang mustahil bagi masyarakat Gaza, dan bagi mereka yang mencoba membantu mereka".

Griffiths mengatakan konvoi bantuan telah ditembaki, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

"Anda pikir memasukkan bantuan ke Gaza itu mudah? Coba pikirkan lagi," kata Griffiths.

3 dari 4 halaman

Tentara Israel Diserang Infeksi Jamur Mematikan

Bicara soal Israel, Israel Defense Forces (IDF) atau tentara Israel yang ditempatkan di Jalur Gaza dilaporkan mengalami infeksi jamur mematikan.

Rumah Sakit Ichilov mengonfirmasi tentara yang terluka parah di Gaza meninggal karena infeksi jamur parah.

"Seorang tentara yang terluka parah di Gaza awal bulan ini meninggal karena infeksi jamur yang parah," Rumah Sakit Ichilov mengkonfirmasi pada Kamis 28 Desember 2023.

"Prajurit tersebut memang meninggal di Rumah Sakit Ichilov karena infeksi jamur invasif," spesialis penyakit menular Rumah Sakit Ichilov Dr. Eugene Katchman mengatakan kepada The Times of Israel pada hari Kamis.

Adapun pihak tentara Israel mengkonfirmasi kematian tentara tersebut, namun mengatakan penyebabnya masih dalam penyelidikan. Pihak militer juga tidak memberitahukan tanggal kematian tentara tersebut.

IDF mengatakan kepada The Times of Israel bahwa sejauh yang mereka ketahui, ini adalah satu-satunya kasus di mana seorang tentara terinfeksi jamur yang berpotensi mematikan.

Laporan media Israel mengenai kasus ini pada Selasa 26 Desember 2023 mengklaim bahwa sekitar 10 tentara lainnya diyakini menderita infeksi jamur yang sama, dan sedang dirawat di rumah sakit Israel. Hal ini belum dikonfirmasi oleh IDF atau pusat medis Israel.

IDF mengatakan sumber jamur tersebut mungkin berasal dari tanah Gaza, namun masih dalam penyelidikan.

Selengkapnya di sini...

4 dari 4 halaman

Kedutaan Besar Israel di Seoul Unggah Video Warga Korea Selatan Diserang Hamas, Kemlu Korsel: Itu Tidak Pantas

Sementara itu, Kedutaan Besar Israel di Korea Selatan jadi sorotan karena menayangkan video skenario khayalan di mana warga Korea diserang oleh penyerang bertopeng di Seoul, merujuk pada Hamas.

Video tersebut diunggah di media sosial Facebook kedutaan, menggambarkan skenario menyedihkan di mana seorang wanita Korea Selatan di ibu kota diculik oleh penyerang bersenjata pada Hari Natal, dan dipisahkan secara paksa dari putrinya yang masih kecil, demikian sebuah klip yang diterbitkan oleh penyiar berita Korea Selatan YTN.

Kedutaan Besar Israel di Seoul kemudian menyertai tulisan dalam video yang diunggah pada Selasa 26 Desember 2023: "Pada tanggal 7 Oktober, Israel diserang oleh teroris Hamas. 1.200 pria, wanita dan anak-anak terbunuh, dan lebih dari 240 orang disandera di Gaza."

"Bayangkan jika hal itu terjadi padamu. Apa yang akan kamu lakukan?" tambah kedutaan Israel.

Belakangan video tersebut dihapus oleh pihak kedutaan Israel di Seoul.

"Kedutaan Besar Israel di Korea Selatan telah menghapus video yang menunjukkan skenario khayalan di mana warga Korea diserang oleh penyerang bertopeng di Seoul, merujuk pada Hamas, kata Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Seoul pada Kamis 28 Desember, seperti dikutip dari Channel News Asia, Jumat (29/12/2023).

Kementerian Luar Negeri Seoul mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dikirimkan kepada AFP bahwa video tersebut dianggap "tidak pantas", dan pihaknya telah meminta kedutaan Israel untuk menghapusnya.

Adapun Korea Selatan secara teknis masih berperang dengan Korea Utara yang mempunyai senjata nuklir, karena konflik militer mereka pada tahun 1950 hingga 1953 berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.

Selengkapnya di sini...

Video Terkini