Sukses

Populasi Dunia Capai 8 Miliar pada Tahun Baru 2024, Bertambah 75 Juta Periode 2023

Populasi dunia bertambah 75 juta orang selama setahun terakhir dan pada hari Tahun Baru akan mencapai lebih dari 8 miliar orang. Tingkat pertumbuhan dunia pada tahun 2022 lalu hanya di bawah 1 persen. Pada awal tahun 2024, diperkirakan ada 4,3 kelahiran dan dua kematian di seluruh dunia setiap detiknya.

Liputan6.com, New York - Populasi dunia bertambah 75 juta orang selama setahun terakhir dan pada hari Tahun Baru akan mencapai lebih dari 8 miliar orang. Demikian menurut angka yang dirilis oleh US Census Bureau (Biro Sensus AS) pada Kamis 38 Desember 2023.

Menurut laporan Biro Sensus AS yang dikutip dari Arab News, Sabtu (30/12/2023), tingkat pertumbuhan dunia pada tahun 2022 lalu hanya di bawah 1 persen. Pada awal tahun 2024, diperkirakan ada 4,3 kelahiran dan dua kematian di seluruh dunia setiap detiknya.

Adapun tingkat pertumbuhan di Amerika pada tahun 2022 lalu adalah 0,53 persen, sekitar setengah dari angka pertumbuhan dunia. AS menambah 1,7 juta orang dan akan memiliki populasi pada Tahun Baru 2024 sebanyak 335,8 juta orang.

Jika laju pertumbuhan saat ini terus berlanjut hingga akhir dekade ini, maka tahun 2020-an bisa menjadi dekade dengan pertumbuhan paling lambat dalam sejarah AS, menghasilkan tingkat pertumbuhan kurang dari 4 persen selama periode 10 tahun dari tahun 2020 hingga 2030, kata seorang ahli demografi di The Brookings Institution, William Frey.

Dekade dengan pertumbuhan paling lambat saat ini terjadi setelah era Great Depression (Depresi Hebat) pada tahun 1930-an, ketika tingkat pertumbuhannya sebesar 7,3 persen.

"Tentu saja pertumbuhan mungkin sedikit meningkat ketika kita meninggalkan tahun-tahun pandemi. Tapi masih sulit untuk mencapai 7,3 persen," kata Frey.

Pada awal tahun 2024, Amerika Serikat diperkirakan akan mengalami satu kelahiran setiap sembilan detik dan satu kematian setiap 9,5 detik. Namun, imigrasi akan mencegah penurunan populasi.

Migrasi internasional bersih diperkirakan akan menambah satu orang ke dalam populasi AS setiap 28,3 detik. Kombinasi kelahiran, kematian, dan migrasi internasional bersih ini akan meningkatkan populasi AS sebesar satu orang setiap 24,2 detik.​

2 dari 4 halaman

Populasi Jepang Resmi Turun di Semua Wilayah

Populasi Jepang resmi menurun di seluruh wilayah atau 47 prefektur. Penurunan itu terjadi sejak pertama kali survei penduduk dimulai sejak 1968.

Berdasarkan laporan Kyodo News, Rabu (26/7/2023), populasi Jepang tahun lalu 122,4 juta turun sejumlah 801 ribu orang. Survei itu dilaksanakan oleh Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang.

Pulau Okinawa yang biasanya tidak terdampak isu kelahiran juga melaporkan penurunan populasi sejak 1973.

Per 1 Januari 2023, total seluruh populasi Jepang adalah 125,4 juta, termasuk warga asing. Jumlah itu menurun 511 ribu dari setahun sebelumnya.

Tren itu menunjukkan perlunya Jepang mengembangkan kebijakan untuk mengentaskan isu ini, serta menambah peluang pekerjaan pemuda dan wanita di area regional. 

Meski demikian, populasi orang asing di Jepang naik sejak pertama kali dalam tiga tahun semenjak pelonggaran aturan COVID-19.

Kenaikan orang asing di Jepang sekitar 289 ribu menjadi 2,9 juta orang.

Populasi di Prefektur Tokyo "meningkat" karena peningkatan kehadiran warga asing. Sementara, Prefektur Akita mencatat penurunan populasi tertinggi, yakni 1,65 persen.

Institusi Nasional Penelitian Populasi dan Keamanan Nasional di Jepang mengestimasi bahwa warga asing di negara tersebut akan mencapai 10 persen populasi pada 2070 mendatang.

Populasi Tua dan MudaAnak usia 14 tahun ke bawah di Jepang sejumlah 11,82 persen dari populasi Jepang. Angka itu turun 0,18 persen poin dari tahun sebelumnya.

Sebaliknya, populasi usia 65 tahun ke atas naik 0,15 persen poin menjadi 29,15 persen.

Populasi usia kerja di Jepang masih menjadi yang dominan. Mereka yang berusia 15 dan 64 tahun naik 0,03 persen poin menjadi 59,03 persen.

3 dari 4 halaman

Angka Kelahiran Korea Selatan Juga Turun

Sebelumnya dilaporkan, Korea Selatan kembali alami krisis demografis setelah data baru ungkap rendahnya tingkat kesuburan di negara yang dijuluki negeri ginseng ini. Menurut statistik yang dirilis baru-baru ini oleh Statistik Korea, terdapat 249.000 bayi yang lahir pada 2022 silam.

Jumlah ini mengalami penurunan sebanyak 4,4 persen dari tahun-tahun sebelumnya dan mencatat bahwa ini merupakan tahun ketiga secara berturut-turut angka kematian telah melampaui angka kelahiran di negara ekonomi keempat terbesar di Asia tersebut.

"Jumlah rata-rata bayi yang diharapkan per wanita Korea Selatan selama masa reproduksinya turun menjadi 0,78 pada tahun 2022, turun dari 0,81 setahun sebelumnya," kata laporan tersebut, dilansir dari Al Jazeera pada Sabtu (25/02).

Ini merupakan rekor terendah yang pernah dialami sejak 1970, menjadikan Korea Selatan satu-satunya negara di dunia dengan tingkat kesuburan di bawah satu.

Tercatat bahwa populasi Korea Selatan mulai menurun untuk pertama kalinya pada 2021, dan diproyeksikan akan turun lebih jauh menjadi 38 juta pada 2070.

Lebih lanjut, para ahli mengatakan angka kelahiran harus mencapai setidaknya 2,1 untuk menjaga populasi negara itu stabil dengan 52 juta jiwa.

Tingkat kelahiran yang anjlok memicu kekhawatiran bahwa populasi yang menurun dapat sangat merusak ekonomi Korea Selatan karena kekurangan tenaga kerja serta membengkaknya anggaran kesejahteraan sebab jumlah lansia meningkat dan pembayar pajak menyusut.

Dana yang dikeluarkan untuk anggaran pensiun dikhawatirkan akan menguras ekonomi negara tersebut dalam beberapa dekade mendatang.

4 dari 4 halaman

Jumlah Penduduk Indonesia Bakal Disalip Nigeria dan Pakistan di 2045

Sementara itu, Indonesia saat ini masih menempati posisi ke-4 sebagai negara populasi terpadat di dunia, dengan jumlah penduduk sekitar 273,5 juta orang. Angka jumlah penduduk tersebut bakal terus bertumbuh hingga 50 juta orang lebih sampai 2045.

Namun, Indoneisa nantinya tidak lagi jadi negara terpadat keempat dunia. Posisinya bakal disalip Nigeria dan Pakistan yang tren pertumbuhan penduduknya meroket.

Hal itu dikatakan oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas Soeharso Monoarfa, dalam Musrenbangnas RKP 2024 dan Peluncuran Proyeksi Penduduk 2020-2050, Selasa (16/5/2025).

"Hasil proyeksi dengan skenario tren business as usual menunjukan jumlah penduduk pada 2045 akan mencapai 324 juta, atau bertambah 54,42 juta orang dari tahun 2020," kata Soeharso.

Dari hasil perhitungan itu, ia memaparkan, pertumbuhan penduduk periode 2020-2050 rata-rata sebesar 0,67 persen setiap tahunnya, atau terus melambat setiap tahun.

Porsi Penduduk

Sementara proporsi penduduk usia 0-14 tahun turun dari 24,65 persen pada 2020 menjadi 19,61 persen pada 2045. Sedangkan penduduk usia 65 tahun ke atas naik dari 6,16 persen menjadi 14,61 persen pada 2045.

Soeharso menilai, saat ini perubahan struktur penduduk sedang mengalami perubahan yang sangat cepat. Pada 2023, ia menyebut India menjadi negara dengan penduduk terbanyak menggantikan China yang mengalami pertumbuhan penduduk negatif sejak tahun 2021.

"Posisi Indonesia pada 2020 masih jadi keempat penduduk terbesar dunia. Namun pada 2045 posisi Indonesia menurun ke peringkat ke-6. Ini karena pertumbuhan penduduk melambat sejak tahun 2030. Posisi keempat dan kelima akan ditempati oleh Nigeria dan Pakistan," tuturnya.