Liputan6.com, Jakarta - Kremlin menuduh Ukraina melakukan serangan udara mematikan di barat daya Rusia yang menewaskan 20 orang dan lebih dari 100 orang terluka di Belgorod.
Gubernur wilayah tersebut mengatakan, tiga anak termasuk di antara korban tewas dalam salah satu serangan paling mematikan di Rusia sejak Rusia menginvasi Ukraina.
Sumber keamanan Ukraina bersikeras bahwa hanya infrastruktur militer yang menjadi sasaran aksi hari Sabtu itu, dikutip dari laman BBC, Minggu (31/12/2023).
Advertisement
Serangan tersebut dianggap serangan balasan setelah sebelumnya aksi Rusia di Ukraina pada Jumat menewaskan 39 orang.
Serangan tersebut digambarkan oleh Kyiv sebagai pemboman rudal terbesar yang dilakukan Rusia dalam perang tersebut sejauh ini.
Moskow menuduh tetangganya melancarkan serangan hari Sabtu dengan berbagai jenis persenjataan, termasuk roket Olkha Ukraina dan roket Vampire buatan Ceko.
Berbicara kepada BBC, sumber keamanan Ukraina mengatakan bahwa lebih dari 70 drone telah diluncurkan terhadap sasaran Rusia, sebagai "respons terhadap serangan teroris Rusia terhadap kota-kota dan warga sipil Ukraina".
Menyikapi situasi di Belgorod, mereka menyalahkan "kerja pertahanan udara Rusia yang tidak kompeten" yang mengakibatkan jatuhnya korban sipil dan mengatakan bahwa hal inilah yang menyebabkan jatuhnya pecahan pesawat.
Presiden Rusia telah diberitahu mengenai serangan tersebut, kata juru bicaranya.
Pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB di New York diadakan pada Sabtu atas permintaan Rusia dan mengatakan pihaknya telah meminta perwakilan Ceko untuk hadir. BBC tidak dapat memverifikasi klaim Rusia bahwa amunisi Ceko digunakan.
Dalam pertemuan tersebut, utusan Rusia untuk PBB, Vasily Nebenzya, menuduh Ukraina melakukan "serangan yang disengaja dan tidak pandang bulu terhadap sasaran sipil".
Pernyataannya langsung dibantah oleh sekutu Ukraina, dengan utusan Perancis mengatakan bahwa Ukraina membela diri berdasarkan hukum PBB, sementara negara lain termasuk AS dan Inggris mengatakan Presiden Vladimir Putin bertanggung jawab atas kematian Rusia dengan memulai konflik.
Serangan Rudal Rusia ke Ukraina Masuk Wilayah Udara Polandia, Diplomat Moskow Dipanggil
Rusia menggempur Ukraina pada Jumat 29 Desember 2023 dengan beragam jenis rudal dan drone, yang pada awalnya dilaporkan menewaskan 12 orang kemudian jumlahnya meninggal jadi 30.
Militer Ukraina mengatakan 158 rudal dan drone ditembakkan ke Ukraina dan 114 di antaranya hancur.
Rusia menyerang Ukraina dengan 158 drone dan rudal..., menargetkan infrastruktur penting, industri dan fasilitas militer, kata militer Ukraina.
Salah satu rudal dilaporkan masuk wilayah udara Polandia, mengakibatkan pemanggilan Kuasa Usaha Rusia untuk meminta penjelasan mengenai rudal Rusia yang melanggar wilayah udara Polandia dan penghentian atas aktivitas tersebut. Hal itu diumumkan oleh Kementerian Luar Negeri Polandia pada Jumat (29/12) malam.
Menurut Staf Umum Angkatan Bersenjata Polandia, sebuah rudal Rusia memasuki wilayah udara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO pada Jumat (29/12) pagi. Sementara pihak berwenang Ukraina melaporkan serangan massal di berbagai kota di seluruh Ukraina dalam semalam.
"Pada Jumat pukul 07.12 waktu setempat, dari arah perbatasan dengan Ukraina, terjadi pelanggaran wilayah udara Polandia oleh sebuah objek yang meninggalkan wilayah Polandia setelah kurang dari tiga menit,” tulis Staf Umum Polandia di media sosial X mengutip VOA Indonesia, Minggu (31/12/2023).
"Kami mengidentifikasinya sebagai peluru kendali Rusia. Selama ini lintasan rudal dilacak oleh sistem radar, baik Polandia maupun sekutu. Sistem pertahanan udara dalam keadaan siaga."
Adapun kantor Berita RIA Novosti mengutip kuasa usaha Rusia di Warsawa Andrei Ordash, mengatakan Polandia sejauh ini tidak memberikan bukti pelanggaran perbatasan.
Advertisement
Rusia Klaim Tidak Ada Bukti Pelanggaran ke Polandia
Sebelumnya pada Jumat (29/12) pagi, jet tempur F-16, dua Polandia dan dua Amerika Serikat (AS), dikerahkan dari pangkalan di Polandia, serta sebuah kapal tanker udara sekutu, karena aktivitas pesawat jarak jauh Rusia, tulis Komando Operasional Angkatan Bersenjata Polandia di X.
Menurut RIA Novosti, kuasa usaha Rusia di Warsawa Andrei Ordash berkata: "Saya diberikan sebuah catatan yang berisi klaim tidak berdasar bahwa diduga pada 29 Desember pagi, sebuah objek di udara melanggar wilayah udara Polandia, yang oleh para ahli Polandia diidentifikasi sebagai peluru kendali Rusia."
“Tidak ada bukti yang diberikan. Permintaan saya untuk memberikan bukti terdokumentasi tentang apa yang ada dalam catatan itu ditolak," tulisnya.
Polandia akan bereaksi cepat jika kejadian seperti itu terulang kembali, kata Wakil Menteri Luar Negeri Polandia Wladyslaw Teofil Bartoszewski seperti dikutip oleh kantor berita PAP.
"Saya mengatakan kepada kuasa usaha dengan jelas bahwa pengulangan upaya seperti itu akan mendapat reaksi yang lebih keras dari Republik Polandia, karena ini menguji efektivitas dan pendekatan kami terhadap pertahanan," kata Bartoszewski menurut PAP.
"Jika (sebuah rudal) terbang lebih jauh ke wilayah Polandia, rudal tersebut akan ditembak jatuh," kata Bartoszewski juga seperti dikutip oleh PAP.