Liputan6.com, Jakarta - Korea Utara berencana meluncurkan tiga satelit mata-mata lagi pada tahun 2024 sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan militernya, demikian laporan dari media pemerintah pada Minggu (31 Desember).
Pyongyang berhasil menempatkan satelit mata-mata ke orbit bulan lalu dan sejak itu mengklaim pihaknya menyediakan gambar situs militer utama Amerika Serikat dan Korea Selatan.
Baca Juga
Tahun ini, Korea Utara juga melakukan sejumlah uji coba senjata yang memecahkan rekor, termasuk peluncuran rudal balistik antarbenua (ICBM) dan menyalahkan ancaman dari Amerika Serikat, dikutip dari laman Channel News Asia, Minggu (31/12/2023).
Advertisement
“Langkah untuk meluncurkan tiga satelit pengintaian tambahan pada tahun 2024 dinyatakan sebagai salah satu keputusan kebijakan penting untuk tahun depan pada pertemuan partai akhir tahun," kata Kantor Berita Pusat Korea (KCNA).
Pertemuan lima hari yang berakhir pada Sabtu (30/12) itu dihadiri oleh pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.
“Amerika Serikat yang telah memperburuk ketidakstabilan politik di Semenanjung Korea, terus menimbulkan berbagai jenis ancaman militer terhadap negara kita. Bahkan ketika tahun 2023 akan segera berakhir,” kata Kim.
Seoul, Tokyo dan Washington telah meningkatkan kerja sama pertahanan dalam menghadapi meningkatnya ancaman rudal dan nuklir dari Pyongyang tahun ini.
Baru-baru ini, ketiga negara sekutu itu mengaktifkan sistem untuk berbagi data real-time mengenai peluncuran rudal Korea Utara.
Bantuan Militer AS Tiba di Korea Selatan
Awal bulan ini, sebuah kapal selam bertenaga nuklir milik Amerika tiba di kota pelabuhan Busan di Korea Selatan, dan Washington juga menerbangkan pesawat pembom jarak jauhnya untuk latihan dengan Seoul dan Tokyo.
Korea Utara sebelumnya menggambarkan penempatan senjata strategis Washington, seperti pesawat pengebom B-52 dalam latihan bersama di semenanjung Korea sebagai “langkah provokatif perang nuklir yang disengaja”.
Kim memerintahkan Tentara Rakyat Korea di negaranya untuk memantau dengan cermat situasi keamanan di semenanjung tersebut.
“Kita harus merespons dengan cepat kemungkinan krisis nuklir dan terus mempercepat persiapan untuk menenangkan seluruh wilayah Korea Selatan dengan memobilisasi semua sarana dan kekuatan fisik, termasuk kekuatan nuklir, jika terjadi keadaan darurat,” katanya.
Advertisement
Kim Jong Un Perintahkan Persiapan Perang Korea Utara Dipercepat Termasuk Program Nuklir
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mendesak partainya mempercepat persiapan perang termasuk program nuklirnya. Demikian laporan media pemerintah pada Kamis (28/12/2023).
Kim Jong Un melontarkan pernyataan tersebut pada pertemuan akhir tahun partai yang sedang berlangsung, di mana dia diperkirakan akan mengungkap keputusan-keputusan kebijakan penting untuk tahun 2024.
Pernyataan itu muncul hanya sepekan setelah Kim Jong Un memperingatkan Korea Utara tidak akan ragu melancarkan serangan nuklir jika diprovokasi.
Menurut laporan KCNA, seperti dilansir CNA, Kim Jong Un dilaporkan meminta partainya mempercepat persiapan perang di berbagai sektor, termasuk senjata nuklir dan pertahanan sipil. Dia juga menekankan bahwa situasi militer di semenanjung Korea telah menjadi ekstrem karena konfrontasi anti-Korea Utara dengan Amerika Serikat (AS) yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Korea Selatan, Jepang, dan AS telah meningkatkan kerja sama pertahanan dalam menghadapi serangkaian uji coba senjata Korea Utara tahun ini. Ketiganya juga telah mengaktifkan sistem untuk berbagi data real-time mengenai peluncuran rudal Korea Utara.
Korea Utara Nilai AS Cs Provokatif
Awal bulan ini, sebuah kapal selam bertenaga nuklir milik AS tiba di kota pelabuhan Busan di Korea Selatan dan AS menerbangkan pesawat pengebom jarak jauhnya dalam latihan dengan Korea Selatan dan Jepang.
Korea Utara sebelumnya menggambarkan partisipasi aset strategis AS – seperti pesawat pengebom B-52 – dalam latihan bersama di Semenanjung Korea sebagai langkah provokatif perang nuklir yang disengaja oleh AS.
Tahun ini, Korea Utara berhasil meluncurkan satelit mata-mata, mengabadikan statusnya sebagai negara tenaga nuklir dalam konstitusinya dan melakukan uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) tercanggih yang ada di gudang senjatanya.
Kim Jong Un pada awal pekan ini mendefinisikan tahun 2023 sebagai tahun perubahan besar.
Sementara itu, pekan lalu, badan atom PBB (IAEA) meyakini reaktor kedua di fasilitas nuklir Korea Utara, Yongbyon, telah beroperasi dan menyesalkannya.
"Korea Utara kemungkinan akan menyebarkan senjata nuklir taktis di daerah dekat perbatasan antar-Korea dan lebih memajukan program nuklirnya di tahun baru," tutur Ahn Chan-il, seorang pembelot yang kini menjadi peneliti yang menjalankan Institut Dunia untuk Studi Korea Utara.
"Pyongyang akan melakukan tindakan seperti itu untuk memberikan tekanan besar terhadap Korea Selatan dan AS, sambil menjaga hubungan dekat dengan sekutu tradisionalnya, Rusia dan China."
Pada pertemuan partai akhir tahun lalu, Kim Jong Un menyerukan peningkatan persenjataan nuklir negaranya secara eksponensial.
Advertisement