Liputan6.com, Ishikawa - Jepang telah mendesak warganya untuk "segera mengungsi" setelah gempa berkekuatan magitudo 7,4 melanda dan memicu peringatan tsunami besar dikeluarkan untuk wilayah pesisir Noto di Ishikawa. Sebuah peringatan akan gelombang setinggi 5 meter (16 kaki).
Pihak berwenang juga mengeluarkan peringatan tsunami untuk prefektur tetangga Niigata dan Toyama, di mana mereka mengatakan gelombang bisa mencapai 3 meter.
Baca Juga
Televisi publik menayangkan tulisan "EVACUATE" (evakuasi) dalam huruf besar, mendesak warga untuk mengungsi ke tempat yang lebih tinggi meskipun cuaca dingin.
Advertisement
Seorang presenter NHK mendesak pemirsa yang terkena dampak: "Kami menyadari rumah Anda, harta benda Anda semua berharga bagi Anda, namun hidup Anda lebih penting daripada segalanya. Larilah ke tempat setinggi mungkin."
Orang-orang juga mengunggah video rumah dan kereta bawah tanah mereka berguncang saat gempa bumi terjadi pada hari Senin, hari pertama 2024, Hari Tahun Baru.
Serangkaian 21 gempa bumi berkekuatan magnitudo 4,0 atau lebih kuat melanda Jepang tengah hanya dalam waktu 90 menit pada hari Senin, kata Badan Meteorologi Jepang (JMA). Getaran terkuat terjadi pada pukul 16:10 waktu setempat (07:10 GMT), berkekuatan 7,6.
Adapun gelombang setinggi lebih dari satu meter (3,3 kaki) menghantam pantai Kota Wajima di Ishikawa, NHK melaporkan. Dikatakan peringatan gempa lainnya telah dikeluarkan untuk Ishikawa.
Peringatan Tsunami Besar Pertama Sejak 2011
Beberapa laporan media lokal mengatakan ini adalah pertama kalinya "peringatan tsunami besar” dikeluarkan sejak tahun 2011, ketika gempa bumi dahsyat melanda timur laut Jepang dan menimbulkan gelombang setinggi hingga 40m.
Jepang adalah salah satu negara yang paling aktif secara seismik di Bumi, karena lokasinya di Cincin Api Pasifik, tempat bertemunya banyak lempeng tektonik. Ancaman gempa bumi yang terus menerus menyebabkan Jepang mengembangkan salah satu sistem peringatan tsunami tercanggih di dunia.
Advertisement
36.000 Rumah Tangga Terputus Aliran Listrik
Adapun jalan raya utama ditutup di dekat pusat gempa pada hari Senin (1/1). Lebih dari 36.000 rumah tangga hidup tanpa aliran listrik di wilayah tersebut, menurut penyedia utilitas Hokuriku Electric Power.
Otoritas nuklir Jepang mengatakan "tidak ada risiko kebocoran radioaktivitas dari pembangkit listrik tenaga nuklir" di wilayah yang terkena dampak gempa bumi dan tsunami.
Juru bicara pemerintah Yoshimasa Hayashi memperingatkan warga untuk bersiap menghadapi gempa susulan.
Badan meteorologi Korea Selatan telah memperingatkan bahwa gelombang tsunami setinggi 0,3 meter dapat menghantam pantai timur negara itu antara pukul 18:29 hingga 19:17 waktu setempat pada hari Senin. Pihaknya telah meminta warga di pegunungan provinsi Gangwon ke provinsi tersebut untuk mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.
Rusia Juga Keluarkan Peringatan Tsunami
Rusia telah mengeluarkan peringatan tsunami di kota pelabuhan timur jauh Vladivostok dan Nakhodka, kantor berita negara TASS melaporkan.
Pada tahun 2011, Jepang dilanda gempa berkekuatan magnitudo 9,0 dan tsunami yang melanda komunitas pesisir timur lautnya, menewaskan hampir 18.000 orang dan menyebabkan puluhan ribu orang mengungsi.
Gelombang tsunami tersebut memicu krisis nuklir di pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima, yang menyebabkan kecelakaan nuklir paling serius sejak Chernobyl.
Advertisement