Sukses

95 Orang Tewas Akibat Ledakan Bom Dekat Kuburan Jenderal Soleimani

Jumlah tewas akibat ledakan dekat kuburan Jenderal Soleimani di Iran bertambah.

Liputan6.com, Jakarta Jumlah korban tewas akibat ledakan bom dekat makam Jenderal Iran Qasem Soleimani dilaporkan bertambah. Media Iran menyebut angka kematian sudah mencapai 95 orang.

Jenderal Soleimani tewas pada 3 Januari 2020 akibat serangan drone. Serangan itu diperintahkan oleh Presiden AS Donald Trump.

Dilansir BBC, Kamis (4/1), serangan bom itu terjadi pada empat tahun peringatan kematian Jenderal Soleimani dekat masjid Saheb Al-Zaman di kota Kerman.

Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, berkata serangan itu merupakan aksi teroris dan akan mendapat ganjaran keras.

Presiden Iran Ebrahim Raisi berkata tindakan pengebomban itu adalah aksi pengecut yang dilakukan "para kriminal pembenci Iran dan suruhan teror dan kegelapan".

Hingga kini, tidak jelas siapa yang bertanggung jawab atas serangan bom tersebut. Serangan ini diestimasi sebagai serangan paling mematikan di Iran dalam 42 tahun terakhir.

Jumlah korban tewas awalnya dilaporkan ada 50 orang, kemudian naik hingga 103 orang, namun direvisi oleh pemerintah Iran menjadi 95 orang. Angka kematian menurun karena ada korban yang namanya tertulis dua kali.

Ada dugaan tindakan dilakukan oleh kelompok separatis dan Islamic State (IS) yang beroperasi di Iran. Kelompok-kelompok tersebut memiliki rekam jejak serangan ke sipil dan anggota keamanan di Iran selama beberapa tahun terakhir.

Pengeboman terjadi ketika massa sedang mengikuti prosesi peringatan kematian Jenderal Soleimani. Media Iran menyebut bom pertama meledak sekitar pukul 15:00 waktu setempat dekat pemakaman di dekat masjid Saheb Al-Zaman.

Sekitar 15 menit kemudian, bom meledak lagi. Bom yang kedua meledak sekitar 1 kilometer dari lokasi dan menarget orang-orang yang kabur.

Pemerintah provinsi Kerman masih belum tahu apakah bomnya merupakan aksi bunuh diri atau diledakan dari jarak jauh. Namun, kantor berita Tasnim yang terafiliasi dengan Garda Revolusi Iran menyebut ada dua tas yang membawa bom tersebut dan diperkirakan diledakan dari jauh.