Sukses

Pemilu Bangladesh: PM Sheikh Hasina Lanjut Berkuasa

Oposisi utama Partai Nasionalis Bangladesh (BNP) memboikot pemilu tersebut, menyebutnya palsu.

Liputan6.com, Dhaka - Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengamankan masa jabatan keempatnya berturut-turut dalam pemilu yang kontroversial. Hasina akan menjabat lima tahun lagi setelah partainya Liga Awami dan sekutunya memenangkan setidaknya 152 dari 300 kursi parlemen yang diperebutkan.

Karena oposisi utama Partai Nasionalis Bangladesh (BNP) memboikot pemilu tersebut, partai Hasina dan sekutunya diperkirakan juga akan memenangkan sisa kursi. BNP menuduh pemilu itu palsu.

Hasil pemilu hari Minggu ini terjadi setelah penangkapan massal terhadap para pemimpin dan pendukung BNP.

Angka resmi menunjukkan tingkat partisipasi pemilih yang rendah, yaitu sekitar 40 persen. Para kritikus mengatakan angka tersebut mungkin saja dilebih-lebihkan.

"Saya berusaha sebaik mungkin untuk memastikan bahwa demokrasi harus terus berlanjut di negara ini," katanya kepada wartawan saat memberikan suaranya, seperti dilansir BBC, Senin (8/1/2024).

Human Rights Watch (HRW) memperkirakan hampir 10.000 aktivis ditangkap setelah demonstrasi oposisi pada 28 Oktober berubah menjadi kekerasan, yang mengakibatkan kematian sedikitnya 16 orang dan melukai lebih dari 5.500 orang. Mereka menuduh pemerintah "mengisi penjara dengan lawan politik Liga Awami yang berkuasa".

Liga Awami membantah tuduhan tersebut.

2 dari 3 halaman

Pemerintahan Satu Partai

Ada kekhawatiran yang muncul bahwa kemenangan baru Liga Awami ini dapat mengarah pada pemerintahan satu partai secara de facto.

Sangat sedikit yang mengharapkan pemerintah untuk melonggarkan tindakan kerasnya. Terlebih lagi jika partai oposisi dan kelompok masyarakat sipil terus mempertanyakan legitimasi pemerintah.

BNP memboikot pemilu tersebut setelah Liga Awami menolak tuntutan mereka agar pemerintahan sementara yang independen memimpin pemilu.

"Sampai saat itu tiba, gerakan damai dan tanpa kekerasan kami akan terus berlanjut," ujar Tarique Rahman, penjabat ketua BNP kepada BBC melalui email dari London tempat dia tinggal sejak 2008.

Tarique, yang merupakan putra saingan berat Hasina, mantan Perdana Menteri Khaleda Zia, juga membantah tuduhan bahwa para pekerja partai BNP terlibat dalam serangan pembakaran menjelang pemilu.

Zia saat ini menjadi tahanan rumah atas tuduhan korupsi.

Pada tahun 2018, Rahman didakwa secara in absensia karena mengatur serangan granat pada kampanye Hasina pada tahun 2004 dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Hasina terluka dan sedikitnya 20 orang lainnya tewas dalam insiden itu.

"Semua tuduhan terhadap saya tidak berdasar dan berakar pada balas dendam politik," kata dia.

BNP juga mengimbau masyarakat untuk tidak memberikan suaranya.

3 dari 3 halaman

Stabilitas Politik

Di lain sisi, pendukung Hasina bersikeras bahwa dia telah memberikan stabilitas politik yang sangat dibutuhkan Bangladesh.

"Kami terus melanjutkan proses demokrasi yang telah memberikan stabilitas politik. Saya pikir dunia harus menghargai Sheikh Hasina atas hal itu," kata Huq.

"Satu-satunya pencapaian terbesar Hasina dalam 15 tahun terakhir adalah kepercayaan yang tertanam dalam benak masyarakat Bangladesh. Mereka menjadi percaya pada diri mereka sendiri."

Bangladesh di bawah kepemimpinan Hasina dinilai menyajikan gambaran yang kontras. Negara berpenduduk mayoritas muslim, yang pernah menjadi salah satu negara termiskin di dunia, telah mencapai keberhasilan ekonomi yang luar biasa di bawah kepemimpinannya sejak tahun 2009.

Kini Bangladesh menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di kawasan ini, bahkan melampaui negara tetangganya, India. Pendapatan per kapita negara ini meningkat tiga kali lipat dalam satu dekade terakhir dan Bank Dunia memperkirakan lebih dari 25 juta orang telah berhasil keluar dari kemiskinan dalam 20 tahun terakhir. Negara ini juga merupakan produsen garmen terbesar kedua di dunia setelah China.

Namun, perekonomian mengalami gejolak pada pertengahan tahun 2022 menyusul pandemi dan perlambatan ekonomi global. Dengan meningkatnya inflasi dan persyaratan pinjaman IMF yang diperlukan sebelumnya, pemerintah diprediksi akan kesulitan mengatasi dampak buruk yang ditimbulkan.

Tekanan internasional juga mulai muncul.

Pada September, Washington mulai memberlakukan pembatasan visa terhadap pejabat Bangladesh yang dianggap bersalah karena mengganggu proses pemilu demokratis di negara tersebut.

PBB dan organisasi internasional lainnya juga telah menyatakan kekhawatirannya atas pelanggaran hak asasi manusia dan penindasan terhadap perbedaan pendapat. Bagaimanapun, Hasina dinilai sadar bahwa selama India mendukungnya, ancaman sanksi besar apa pun dari Barat dapat diatasi.

Negara-negara maju juga menyadari bahwa pencabutan konsesi terhadap industri garmen Bangladesh akan berdampak buruk pada jutaan pekerja, yang sebagian besar adalah perempuan.

Hasina pertama kali menjadi perdana menteri negara itu pada tahun 1996. Ia terpilih kembali pada tahun 2009 dan terus berkuasa sejak saat itu, menjadikannya pemimpin yang paling lama menjabat dalam sejarah Bangladesh.

Pada akhir masa jabatannya sebagai perdana menteri, dia akan berusia 81 tahun. Siapa yang akan menggantikannya merupakan pertanyaan besar bagi banyak orang di Bangladesh, termasuk para pendukung Liga Awami.

Seperti yang dikatakan beberapa analis, "Hasil pemilu sudah jelas, namun masa depan terlihat tidak pasti".