Liputan6.com, Paris - Paris kini menghadapi masalah ulat penyengat setelah ketakutan besar terhadap kutu busuk. Serangga itu dikenal sebagai Pine processionary caterpillar (ulat prosesi pinus atau ulat bulu prosesi pinus).
Ulat bulu yang menyengat itu telah menjadi masalah besar bagi Paris hanya beberapa minggu setelah banyaknya kutu busuk di ibu kota Prancis.
Baca Juga
6 Potret Megah Katedral Notre Dame Prancis Usai Direnovasi Besar-besaran Jelang Dibuka Kembali ke Publik
Landasan Pacu Bandara di Paris Ditutup Sementara Gara-gara Anjing Hilang
ONE OK ROCK Jadi Tamu Linkin Park dalam From Zero World Tour 2025 di Paris, Sempat Tertunda karena Chester Bennington Meninggal
Ahli mengatakan bahwa ulat pohon Pinus berjalan dalam satu barisan dan tiba tiga bulan lebih awal dari biasanya karena suhu yang sangat sejuk di Paris.
Advertisement
Mengutip The Hindustan Times, Rabu (10/1/2024), beberapa bagian kota di Paris dilaporkan telah dipenuhi serangga jenis itu. Ulat ini berukuran panjang hingga 4 cm, hidup berkelompok dan menenun sarang sutra di pohon pinus dan ek.
Serangga ini tidak menggigit tetapi bulunya seperti "jarum mikroskopis atau tombak" yang terlepas dari tubuhnya. Hal ini terjadi ketika mereka merasa terancam dan bepergian mengikuti angin, kata badan kesehatan dan keselamatan Prancis.
Bulu ulat jenis ini mengandung protein beracun yang dapat menyebabkan lecet pada kulit. Ini juga dapat menyebabkan banyak reaksi alergi pada orang dewasa dan juga berakibat fatal bagi hewan peliharaan. Pada tahun 2022, ulat pohon pinus ditetapkan oleh Prancis sebagai binatang berbahaya bagi kesehatan manusia.
Seorang pemilik rumah di bagian utara Yveline mengatakan bahwa dia terpaksa menebang pohon yang dia tanam 20 tahun lalu setelah menemukan ulat di dalamnya.
"Aku tidak dapat mempercayainya. Mereka turun dari pohon pinusku meskipun telah dipasangi perangkap. Mereka melahap pohonku dan aku mengkhawatirkan anjingku," kata Emmanuel kepada Le Parisien.
Pada tahap larva akhir, ulat juga turun menyusuri batang pohon untuk mengubur dirinya di dalam tanah dan berubah menjadi kepompong.
Histeria Kutu Busuk Disusul Invasi Ulat
"Ini sebuah invasi," kata Jean-Marc Pommier, wal ikota Bonnieres-sur-Seine, sambil menambahkan, "Orang-orang menelepon balai kota. Seluruh lingkungan kami terkena dampaknya, kami melihat pepohonan ditutupi dengan karangan bunga yang mengerikan ini."
Sebelumnya, Paris melaporkan serangan kutu busuk besar-besaran yang membuat khawatir penduduk lokal dan wisatawan saat bepergian melalui kota tersebut.
Situs Wion melaporkan, beberapa minggu setelah histeria kutu busuk di Paris, ulat penyengat processionary caterpillar itu kini menyerbu ibu kota Prancis.
Para ahli menyatakan bahwa processionary caterpillar atau ulat prosesi pinus, dinamakan demikian karena pola terbangnya yang tunggal, telah tiba tiga bulan lebih awal dari waktunya karena suhu yang sangat sejuk.
Serangga ini, yang dapat tumbuh hingga panjang 4 cm (1,6 inci), hidup berkoloni dan membangun sarang sutra di pohon pinus dan ek yang berkoloni.
Advertisement
Wabah Kutu Busuk Paris Meluas, Kasur-Kasur Berserakan di Jalanan
Beredar sebuah video yang menunjukkan sejumlah kasur ditumpuk dan berserakan di pinggir jalanan di Paris, Prancis. Momen ini terjadi saat wabah kutu busuk tengah melanda negara tersebut.
Aarya Bondge (18), seorang mahasiswa mode sedang pulang dari kelasnya ketika dia melihat tumpukan kasur di jalan tersebut. Ia mengatakan kepada SWNS bahwa beberapa kasur terlihat baru dan sejumlah di antaranya terlihat sudah usang juga. Banyak juga yang dibungkus plastik.
The 9th district street, tempat yang ia lalui dan dikenal juga dengan sebutan Rue Saint Lazare, juga merupakan tempat bagi banyak hotel-hotel di Kota Paris.
Melansir dari nypost.com, Jumat (1310/2023), mahasiswa itu mengabadikan pemandangan kasur-kasur di jalanan itu dan menuliskan bahwa hotel-hotel itu mungkin telah membuang kasur-kasur itu karena wabah kutu busuk yang baru-baru ini melanda kota.
"Saya tidak tahu apakah itu karena kutu busuk… Mereka mungkin membuang kasur mereka karena itu," kata Aarya Bondge.
Bondge mengatakan kepada SWNS bahwa Paris masih menghadapi masalah kutu busuk dan warga Paris tidak menganggap wabah kutu busuk ini sebagai hal remeh.
"Line 6 di metro masih mengerikan," kata Bondge seraya menyatakan bahwa banyak orang menolak duduk di kursi angkutan umum karena kutu busuk.
"Saya masih lebih suka berdiri selama satu jam daripada menyentuh kursi," lanjutnya.
Wabah kutu busuk baru-baru ini melanda Paris. Banyak yang khawatir dengan hal buruk yang dapat disebarkan oleh serangga tersebut.
Masalah kutu busuk begitu parah sehingga dianggap sebagai krisis kesehatan masyarakat, seperti yang dilaporkan oleh Fox News Digital.
Pemerintah setempat bahkan membuat rencana tindakan global yang diperpanjang hingga 2024 untuk melawan penyebaran masif kutu busuk di perumahan Prancis. Namun, masalah serangga ini telah menyebar di luar rumah orang-orang dan telah diberitakan oleh pengguna media sosial bahwa kutu busuk juga sempat ditemukan di tempat gym dan bioskop.
10 bulan sebelum Olimpiade Musim Panas Paris 2024, ibu kota Prancis berhadapan dengan masalah serius: serangan kutu busuk yang meresahkan.
Awalnya, hama kecil ini dilaporkan muncul di hotel-hotel dan apartemen sewaan untuk liburan musim panas.
Namun, seiring berjalannya waktu, mereka juga mulai muncul di bioskop, bahkan baru-baru ini, ada laporan tentang kutu busuk yang merayap di kursi penumpang kereta cepat nasional dan sistem Metro Paris.
Teror Kutu Busuk di Korea Selatan
Kasus kutu busuk dilaporkan di 17 kota metropolitan dan pemerintah provinsi di Korea Selatan pada Senin (6/11). Di Seoul, sebanyak 17 kasus telah dilaporkan ke pihak berwenang pada hari Minggu. Call center pemerintah daerah juga menerima laporan lima kasus lainnya pada periode yang sama.
Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea juga menerima total 11 laporan terkait kutu busuk dari awal Oktober hingga 6 November.
Seorang pejabat pemerintah Korea Selatan mengatakan jumlah kasus yang dilaporkan ke pihak berwenang kemungkinan akan meningkat, lapor Yonhap.
"Ada persepsi bahwa kutu busuk disebabkan oleh individu dan beberapa dari mereka menahan diri untuk tidak membuat laporan karena khawatir hal tersebut dapat dianggap sebagai tanda kebersihan yang buruk. Jumlah laporan diperkirakan akan meningkat," kata pejabat tersebut.
Pemerintah Korea Selatan mengumumkan pada Selasa (7/11/2023) bahwa mereka akan meluncurkan kampanye selama empat minggu untuk memerangi serangan kutu busuk, di tengah meningkatnya ketakutan masyarakat bahwa hama tersebut menyebar ke seluruh negeri.
Berdasarkan rencana tersebut, pemerintah akan melakukan inspeksi di "fasilitas rentan" mulai 13 November hingga 8 Desember 2023. Inspeksi tersebut meliputi pemandian, asrama, dan transportasi umum.
Media lokal Yonhap juga melaporkan fasilitas tempat ditemukannya kutu busuk akan segera didisenfeksi.
Pihak berwenang Korea Selatan juga berencana mengadakan pertemuan mingguan untuk meninjau dan memperbarui langkah-langkah untuk mengatasi serangan kutu busuk.
Dilansir CNA, Jumat (10/11), pemerintah juga mengatakan akan mendorong impor pestisida yang lebih efektif dan melakukan studi tentang jalur penularan kutu busuk dan ketahanannya terhadap pengendalian hama.
"Kecemasan masyarakat tidak bisa dihindari karena laporan terus berdatangan," Park Ku-yeon, wakil kepala pertama Kantor Koordinasi Kebijakan Pemerintah, yang memimpin tim yang bertanggung jawab atas kampanye tersebut, mengatakan pada sebuah pertemuan.
Langkah ini dilakukan ketika jumlah kasus kutu busuk yang terkonfirmasi atau diduga muncul secara nasional meningkat menjadi sekitar 30 hingga Selasa (8/11).
Laporan pertama muncul pada bulan September setelah mahasiswa di Universitas Keimyung di Daegu, sekitar 240 km dari ibu kota Seoul, digigit kutu busuk di asrama mereka.
Selama ini, hanya ada sembilan kasus kemunculan kutu busuk yang telah dilaporkan ke otoritas kesehatan dalam 10 tahun sejak 2014.
Advertisement