Sukses

12 Januari 2006: Tragedi Mina, Insiden Berdesakan Mematikan Picu 345 Jemaah Haji Meninggal

Setidaknya 345 orang tewas dan 1.000 lainnya luka-luka akibat terinjak-injak pada hari terakhir ritual rajam secara simbolis pada ibadah haji atau dikenal dengan lempar jumrah di Mina, Makkah pada 12 Januari 2006.

Liputan6.com, Mina - Sebuah peristiwa yang kemudian dikenal dengan tragedi Mina terjadi hari ini 18 tahun yang lalu.

Setidaknya 345 orang tewas dan 1.000 lainnya luka-luka akibat terinjak-injak pada hari terakhir ritual rajam secara simbolis pada ibadah haji atau dikenal dengan lempar jumrah di Mina, Makkah pada 12 Januari 2006.

Menurut laporan The Guardian, hal itu terjadi saat puluhan ribu jemaah haji melewati al-Jamarat, tiga tembok batu besar melambangkan setan yang dilempari batu oleh jemaah agar bisa menyucikan diri dari dosa.

Jenderal Mansour al-Turki, juru bicara kementerian dalam negeri Arab Saudi saat itu, mengatakan 345 orang tewas, dan seorang dokter Bulan Sabit Merah di lokasi kejadian menyebutkan jumlah korban luka sekitar 1.000 orang.

Turki mengatakan tragedi itu dipicu ketika barang bawaan jatuh dari bus yang sedang melaju dan para jemaah tersandung saat mereka bergegas menuju dinding batu.

Sebelumnya, insiden berdesakan yang mematikan saat ibadah haji juga pernah terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 1990, 1.426 orang meninggal, dan 244 jemaah lainnya terbunuh pada bulan Februari 2004.

Tragedi Mina ini terjadi meskipun ada upaya untuk meningkatkan keselamatan dan meningkatkan akses ke situs al-Jamarat, di mana obelisk tinggi yang melambangkan setan telah dibangun kembali menjadi tembok batu sepanjang 26 meter.

Adapun tembok baru ini memungkinkan lebih banyak orang untuk melempari mereka dengan kerikil pada satu waktu, dan sebuah fatwa agama telah memperpanjang jam yang diizinkan untuk melakukan ritual lempar jumrah tersebut.

Akses di pintu masuk ke lokasi tersebut – yang harus dilalui oleh 2,5 juta peziarah dan berpindah dari satu pilar ke pilar lainnya untuk melempar batu sebelum berangkat – telah diperbaiki.

Pihak berwenang juga telah melebarkan jalan setapak hingga hampir 80 meter dalam upaya mengurangi kemacetan.

 

2 dari 4 halaman

Ritual Lempar Jumrah Terus Berlangsung

Tayangan langsung televisi pada 12 Januari 2006 menunjukkan para jemaah terus berkumpul di sekitar tembok al-Jamarat meskipun ada tragedi berdesakan mematikan yang terjadi sebelumnya.

Saat itu merupakan hari kelima ibadah haji, yang telah menarik lebih dari dua juta jemaah dari hampir 180 negara ke kota suci Makkah.

Ritual rajam atau lempar jumrah adalah salah satu acara ziarah terakhir ke tempat-tempat suci Islam, di mana umat Islam yang berbadan sehat dan memiliki kemampuan finansial yang cukup diwajibkan melakukannya setidaknya sekali dalam seumur hidup mereka.

Banyak jemaah haji yang sudah menyelesaikan ritual rajam hari ini dan kembali ke Makkah untuk melakukan rangkaian perpisahan dengan Ka'bah, kubus batu hitam yang jadi kiblat umat Islam saat salat sehari-hari.

Pihak berwenang Arab Saudi mengerahkan 60.000 staf keamanan tahun 2006 dalam upaya untuk menghindari kecelakaan atau serangan militan Islam yang memerangi bangsawan Saudi.

3 dari 4 halaman

Keterangan Saksi Mata

Saksi mata, Abdullah Pulig, seorang petugas kebersihan asal India menceritakan apa yang ia saksikan pada hari nahas itu.

"Saya melihat orang berjalan, tiba-tiba terdengar teriakan, seruan, dan tangisan. Saya melihat sekeliling, orang-orang saling bertumpuk. Lalu, korban tak bernyawa ditarik dari keramaian," kata dia seperti dikutip dari BBC.

 

4 dari 4 halaman

Tragedi Serupa Pada 2015

Tragedi serupa terjadi 23 September 2015. Sekitar pukul 07.00 waktu Mina atau pukul 11.00, musibah terjadi akibat saling dorong jemaah di area tenda Mina, menuju ke lokasi jumrah aqobah.

Setidaknya 453 jemaah haji meninggal dunia, lebih dari 700 orang lainnya mengalami luka-luka. Setidaknya 1 jemaah haji Indonesia masuk dalam daftar korban.

Video yang beredar dari lokasi kejadian menggambarkan situasi pasca-musibah. Korban terlihat bergeletakan, sementara paramedis berusaha keras membantu mereka yang terluka.

"Korban luka dikirimkan ke 4 rumah sakit di Mina. Beberapa di antaranya juga diterbangkan menggunakan helikopter ke Makkah," demikian dikutip dari Al Arabiya.

Bukan itu saja musibah yang terjadi pada musim haji tahun ini.

Akibat badai yang disertai hujan, sebuah crane atau alat berat konstruksi jatuh di kawasan Masjidil Haram, Makkah, Saudi Arabia, Jumat malam, 11 September 2015.

Crane banyak ditemui di lingkungan Masjidil Haram karena sedang dilakukan renovasi demi memperluas kapasitas rumah ibadah tersebut.

Setidaknya 107 orang dinyatakan meninggal dunia dan 238 lainnya luka-luka. Sebanyak 11 WNI masuk dalam daftar korban.

Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al-Saud telah menginstruksikan otoritas terkait di negaranya untuk memberikan santunan kepada keluarga korban.

Raja juga kesempatan keluarga korban menuntut pihak pengembangan proyek perluasan Masjidil Haram dalam hal ini Bin Laden Group.

"Yang Mulia Raja Salman juga menyampaikan dalam instruksinya, walaupun mereka mendapat santunan, namun tidak berarti gugur hak mereka untuk mengajukan tuntutan haknya secara khusus atau Al-haq alkhos," ujar Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Mustafa Bin Ibrahim Al Mubarok.