Sukses

Militer Israel Dituntut Lakukan Penyelidikan atas Kemungkinan Pembunuhan Warga Sipil Saat Serangan Hamas 7 Oktober 2023

Militer Israel mengatakan akan melakukan penyelidikan menyeluruh terhadap segala sesuatu yang tidak beres pada 7 Oktober dan hari-hari berikutnya setelah perang Hamas Vs Israel selesai.

Liputan6.com, Tel Aviv - Kerabat warga sipil yang tewas di sebuah kibbutz di Israel selatan selama serangan Hamas dan kelompok militan lainnya pada 7 Oktober menuntut penyelidikan atas sejumlah tanda bahwa beberapa warga kemungkinan dibunuh oleh pasukan keamanan Israel sendiri.

Militer Israel kemudian mengatakan akan melakukan penyelidikan menyeluruh terhadap segala sesuatu yang tidak beres pada 7 Oktober dan hari-hari berikutnya setelah perang Hamas Vs Israel selesai.

Namun, beberapa anggota keluarga dari 13 orang tewas di Kibbutz Be’eri, di sepanjang perbatasan Gaza tidak ingin menunggu lama untuk mendapat kepastian. Mereka khawatir bukti-bukti berharga akan hilang karena perang – yang kini sudah memasuki bulan keempat – terus berlanjut dan belum terlihat akan berakhir.

Perwakilan dari delapan keluarga yang berduka mengirimkan surat setebal dua halaman kepada kepala staf militer dan pejabat Israel lainnya akhir pekan lalu, menuntut penyelidikan segera dan temuan tersebut dipublikasikan.

"Mengingat keseriusan insiden tersebut, menurut kami tidak tepat untuk menunggu penyelidikan hingga perang berakhir, ketika masih belum jelas kapan akan berakhir," kata surat itu, seperti dilansir AP, Jumat (12/1/2024).

"Hal itu, harusnya militer untuk segera memulainya, ketika semua pihak yang terlibat masih ingat."

Be’eri adalah salah satu komunitas yang diserang Hamas pada 7 Oktober, di mana menurut Israel setidaknya 1.200 orang tewas dan sekitar 250 orang lainnya disandera.

Melalui kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran, Hamas telah melepas 110 sandera yang mereka tawan pada 7 Oktober, sementara Israel membebaskan 240 tahanan Palestina.

2 dari 3 halaman

Kepercayaan Masyarakat Israel Hancur

Banyaknya korban tewas di Israel akibat serangan Hamas, kegagalan intelijen sebelum serangan tersebut, dan lambatnya respons pasukan keamanan pada hari itu dilaporkan telah menghancurkan kepercayaan masyarakat terhadap kepemimpinan Israel dan memicu seruan untuk melakukan penyelidikan sebelum perang berakhir.

Temuan bahwa penduduk Be’eri mungkin telah dirugikan oleh pasukan keamanan Israel dapat menambah hilangnya kepercayaan mereka – terutama ketika tentara Israel menghadapi semakin banyak kematian akibat salah tembak oleh kubu sendiri.

Pada akhir Desember 2023, data terbaru yang disediakan oleh militer Israel menyebutkan, 18 tentara tewas dalam serangan darat di Jalur Gaza akibat kesalahan semacam itu.

Be’eri merupakan salah satu komunitas yang paling terdampak dalam serangan 7 Oktober. Menurut juru bicara komunitas tersebut, lebih dari 95 orang tewas di sana dan 30 orang disandera.

3 dari 3 halaman

Penyelidikan Seputar Penembakan oleh Tank

Dalam suratnya kepada militer, keluarga-keluarga dari Kibbutz Be’eri meminta tentara menyelidiki alasan jenderal yang memimpin operasi tersebut, Brigjen. Jenderal Barak Hiram, memerintahkan sebuah tank untuk menembaki rumah Pesi Cohen meskipun ada risiko korban sipil.

Hiram, seperti dikutip New York Times, mengatakan kepada komandan tank untuk "menerobos" setelah militan yang berada di dalam menembakkan granat berpeluncur roket ke arah pasukan.

"Menurut bukti, penembakan tank berakibat fatal dan menewaskan banyak sandera selain para teroris," tulis pihak keluarga terkait.

Militer Israel mengaku para komandan harus mengambil keputusan sulit di medan perang yang kompleks pada 7 Oktober dan mereka akan menyelidiki insiden Be’eri, serta merilis temuannya "segera setelah situasi operasional memungkinkan".

Pekan ini, menurut Omri Revach yang ibu mertuanya, Chava Ben-Ami, tewas dalam bentrokan Hamas Vs Israel, pengelola kibbutz berencana menghancurkan rumah bukti penyanderaan, namun aksi itu berhasil dihentikan dan rumahnya diamankan untuk diselediki.

Untuk menentukan apakah rumah tersebut ditembaki oleh tank memerlukan pencarian puing-puing senjata di lokasi, kata Marc Garlasco, mantan pejabat Pentagon dan penyelidik kejahatan perang untuk PBB yang meninjau foto-foto rumah Cohen.