Sukses

Kandidat Presiden Rusia Makin Berani Tolak Perang Rusia-Ukraina

Presiden Rusia Vladimir Putin menghadapi oposisi yang berani menolak perang di Ukraina.

Liputan6.com, Kyiv - Presiden Rusia Vladimir Putin terus menghadapi resistensi politik. Para kandidat capres Rusia semakin vokal menolak perang di Ukraina yang tidak kunjung usai. 

Dilaporkan VOA Indonesia, Jumat (12/1), salah satu penolakan berasal dari politisi bernama Boris Nadezhdin. Ia mengatakan kepada para istri tentara itu bahwa perang melawan Ukraina merupakan "kesalahan besar yang dilakukan oleh Putih, dan sudah tentu konsekuensinya sangat mengerikan."

Tentara di garis depan "membayar hutang, mengucurkan darah mereka disana dan mempertaruhkan nyawa mereka, yang kita inginkan adalah agar mereka pulang kembali," katanya.

Nadezhin mewakili partai berhaluan kanan tengah, Prakarsa Sipil, yang tidak memiliki kursi di parlemen. Dia berusaha mengumpulkan 100.000 tandatangan dari orang-orang di seluruh negara agar bisa ikut kampanye melawan Putin, yang sudah berkuasa di Rusia selama lebih dari 20 tahun.

Vladimir Putin sudah terjamin akan terpilih kembali pada Maret mendatang.

Di ibu kota Latvia, Riga, pada Kamis, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan rencana Moskow adalah untuk membuat kemajuan taktis di medan perang menjelang pemilihan presiden dan Rusia selanjutnya akan melancarkan aksi militer yang lebih besar.

Komentar tersebut datang dalam pemberhentian akhir Zelenskyy pada kunjungannya ke tiga negara Baltik.

Sebelumnya pada Kamis dalam kunjungannya ke Estonia, Zelenskyy mengatakan gencatan senjata dalam perang Rusia melawan Ukraina hanya akan menguntungkan Rusia dengan membuatnya negara itu memiliki kesempatan untuk meningkatkan pasokan senjata dan "menabrak kami." 

2 dari 4 halaman

Volodymyr Zelenskyy Desak Produksi Senjata Bersama di Eropa untuk Bertahan Lawan Rusia

Sebelumnya dilaporkan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyatakan keyakinannya bahwa Rusia bisa dikalahkan. Dia juga memperingatkan bahwa perang di Ukraina telah menunjukkan bahwa Eropa harus mengembangkan produksi senjata bersama dengan Ukraina dan membangun persenjataan yang memadai untuk pertahanannya.

“Perang selama dua tahun ini telah membuktikan bahwa Eropa membutuhkan persenjataan yang memadai untuk mempertahankan kebebasan. Menggunakan kemampuannya sendiri untuk memastikan pertahanan. Potensinya sendiri yang akan memungkinkan seluruh Eropa, atau bagian mana pun dari Eropa, untuk bangkit dan mempertahankan diri dalam situasi global apa pun,” ujarnya.

“Dukungan militer, politik, dan ekonomi Swedia untuk Ukraina tetap menjadi tugas utama kebijakan luar negeri pemerintah Swedia pada tahun-tahun mendatang,” tulisnya saat acara tersebut di X, aplikasi pesan yang sebelumnya bernama Twitter.

Jepang juga menjanjikan dukungannya kepada Kyiv pada Minggu (7/1) ketika Menteri Luar Negeri Jepang Yoko Kamikawa melakukan kunjungan mendadak, dan menjadi tamu asing resmi pertama di ibu kota Ukraina pada 2024.

“Jepang bertekad untuk terus mendukung Ukraina sehingga perdamaian dapat kembali terjadi di Ukraina,” kata Kamikawa melalui seorang penerjemah pada konferensi pers bersama rekannya dari Ukraina, Dmytro Kuleba.

Kamikawa, yang terpaksa berlindung di tempat perlindungan bom saat terjadi peringatan udara di Kyiv, mengecam serangan rudal dan drone Rusia terhadap warga sipil, khususnya pada Hari Tahun Baru, dan menambahkan bahwa negaranya akan memberikan tambahan $37 juta kepada dana perwalian NATO untuk membantu pembelian sistem pendeteksian drone.

Menurut kantor berita Reuters, Rusia mengerahkan hampir 300 rudal dan lebih dari 200 drone dalam serangan pada hari-hari terakhir tahun 2023 dan hari-hari pertama 2024.

3 dari 4 halaman

Masuk Tahun 2024, Volodymyr Zelenskyy Beri Ancaman ke Rusia

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berjanji dalam pidato Tahun Barunya pada Minggu (31 Desember) akan melampiaskan “kemarahan” terhadap pasukan Rusia pada tahun 2024.

Pesannya disampaikan kurang dari 72 jam setelah Moskow meluncurkan rentetan rudal dan drone ke kota-kota Ukraina, menewaskan 39 orang dalam salah satu serangan udara terbesar sejak perang dimulai, dikutip dari Channel News Asia, Senin (1/1/2024).

“Tahun depan, musuh akan merasakan keganasan dari senjata dalam negeri,” kata Zelenskyy dalam pidatonya di televisi, yang menampilkan klip artileri dan jet tempur Ukraina.

Ukraina akan memiliki setidaknya “satu juta” drone tambahan di gudang senjatanya tahun depan serta jet tempur F-16 yang dikirimkan oleh mitra Baratnya.

“Pilot kami sudah menguasai jet F-16, dan kami pasti akan melihatnya di langit kami,” katanya.

“Sehingga musuh kami pasti bisa melihat apa kemarahan kami yang sebenarnya.”

Perang ini memasuki tahun ketiga, Zelenskyy mendesak sekutu Baratnya untuk tetap memberikan dukungan di tengah meningkatnya tanda-tanda kelelahan akibat konflik tersebut.

“Rakyat Ukraina lebih kuat dari intrik apa pun, upaya apa pun untuk mengurangi solidaritas global, untuk melemahkan koalisi sekutu kami,” Zelenskyy memperingatkan dalam pesannya.

Terlepas dari persenjataan Barat yang bernilai miliaran dolar, Ukraina berjuang untuk membuat terobosan besar dalam serangan balasannya pada tahun 2023 melawan invasi pasukan Rusia.

Sementara itu, Moskow meningkatkan tekanan di sepanjang garis depan, dengan merebut kota Marinka di wilayah timur pada awal Desember dan berusaha menguasai Kupiansk di timur laut.

 

4 dari 4 halaman

Rudal Rusia Hantam Hotel di Kharkiv Ukraina, 11 Orang Terluka Termasuk Jurnalis Turki

Serangan Rusia diaporkan mengenai sebuah hotel di Kharkiv Ukraina.

"Dua rudal Rusia menghantam sebuah hotel di kota terbesar kedua di Ukraina, Kharkiv, melukai 11 orang," kata gubernur Kharkiv seperti ikutip dari BBC, Kamis (11/1/2024). 

Foto-foto dari State Emergency Service (Layanan Darurat Negara) Ukraina menunjukkan hotel tersebut rusak berat akibat serangan rudal, dan petugas pemadam kebakaran berada di lokasi kejadian.

Gubernur Oleh Synehubov mengatakan, korban luka termasuk jurnalis Turki. "Dua rudal S-300 menyerang sekitar pukul 22:30 (20:30 GMT)," katanya.

Rusia telah meningkatkan serangan udara ke kota-kota Ukraina dalam dua minggu terakhir. Para pejabat Ukraina mengatakan puluhan warga sipil tewas dalam serangan drone dan rudal tersebut.

Kharkiv, yang hanya berjarak 30 km (19 mil) dari perbatasan Rusia, telah mengalami kerusakan parah akibat serangan udara Rusia sejak Presiden Vladimir Putin melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada Februari 2022.

Dalam serangan terakhir, sembilan orang terluka dibawa ke rumah sakit, termasuk seorang pria berusia 35 tahun dalam kondisi serius, kata gubernur melalui layanan pesan Telegram.

Wali Kota Kharkiv, Ihor Terekhov, yang dikutip oleh kantor berita Ukraina Unian, mengatakan "tidak ada militer sama sekali" di hotel tersebut pada saat itu, namun 30 warga sipil berada di sana. Letaknya di Distrik Kyiv tengah kota. Dia mengatakan beberapa rumah dan mobil di dekatnya juga rusak.