Liputan6.com, Jakarta - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa tak ada yang mampu hentikan serangan Israel ke Gaza, sekalipun International Court of Justice (ICJ).
Israel akan melanjutkan perang melawan Hamas sampai menang dan itu tidak akan dapat dihentikan oleh pihak manapun.
Baca Juga
"Tidak ada yang akan menghentikan kami, tidak Den Haag, tidak poros kejahatan, dan tidak seorang pun," kata Netanyahu dalam pidatonya di televisi pada Sabtu malam, mengacu pada Iran dan milisi sekutunya, seperti dilansir AP, Senin (15/1/2024).
Advertisement
Netanyahu berbicara setelah ICJ di Den Haag mengadakan sidang dengar pendapat selama dua hari menyusul tuduhan Afrika Selatan bahwa Israel melakukan genosida terhadap warga Palestina di Jalur Gaza.
Israel menolak tuduhan tersebut, menyebutnya fitnah dan pura-pura suci.
Afrika Selatan dalam tuntutannya meminta ICJ memerintahkan Israel menghentikan serangan udara dan daratnya.
Kasus yang diajukan Afrika Selatan ke ICJ diperkirakan akan memakan waktu bertahun-tahun, namun keputusan mengenai langkah-langkah sementara mungkin akan diambil dalam beberapa pekan mendatang. Keputusan ICJ mengikat, namun sulit untuk ditegakkan, bergantung pada tekad Dewan Keamanan PBB.
Netanyahu menggarisbawahi Israel akan mengabaikan perintah untuk menghentikan pertempuran.
Warga Palestina Tidak Diizinkan Kembali ke Gaza Utara
Kekhawatiran akan terjadinya konflik yang lebih luas dinilai sudah terlihat jelas sejak dimulainya perang Hamas Vs Israel.
Front-front baru dengan cepat terbuka, dengan kelompok-kelompok yang didukung Iran – pemberontak Houthi di Yaman, Hizbullah di Lebanon, dan milisi yang didukung Iran di Irak dan Suriah – melancarkan serangkaian serangan. Sejak awal, AS telah meningkatkan kehadiran militernya di wilayah tersebut untuk mencegah eskalasi.
Menyusul Houthi yang melancarkan serangan drone dan rudal terhadap kapal-kapal komersial di Laut Merah, AS dan Inggris melancarkan beberapa serangan udara pada Jumat (12/1), sementara AS menyerang lokasi lain pada Sabtu.
Afrika Selatan menyebutkan melonjaknya angka kematian dan penderitaan yang dialami warga sipil Jalur Gaza, serta komentar-komentar yang menghasut dari para pemimpin Israel merupakan bukti dari apa yang mereka sebut sebagai niat genosida Israel.
Dalam argumen balasan pada Jumat, Israel meminta agar kasus dugaan genosida diabaikan.
Pengacara Israel berpendapat bahwa negara tersebut mempunyai hak untuk melawan musuh yang kejam dan Afrika Selatan mengabaikan apa yang Israel anggap sebagai upaya untuk mengurangi kerugian terhadap warga sipil.
Â
Advertisement
Akses Pengungsi ke Jalur Gaza
Sementara itu, Netanyahu dan panglima militernya Herzl Halevi mengatakan mereka tidak memiliki rencana dalam waktu dekat untuk mengizinkan kembalinya pengungsi Palestina ke Jalur Gaza Utara, yang merupakan fokus awal serangan Israel. Intensitas pertempuran di bagian utara telah dikurangi, dengan pasukan sekarang fokus di Kota Khan Younis di bagian selatan.
Meski demikian, pertempuran terus berlanjut di bagian Jalur Gaza utara.
Netanyahu mengatakan isu pengungsi telah diangkat oleh Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken selama kunjungannya teranyarnya. Pemimpin Israel menekankan kepada Blinken, "Kami tidak akan mengembalikan penduduk (ke rumah mereka) ketika terjadi pertempuran."
Pada saat yang sama, Netanyahu mengatakan Israel pada akhirnya harus menutup apa yang disebutnya sebagai pelanggaran di sepanjang perbatasan Jalur Gaza dengan Mesir. Selama bertahun-tahun blokade Israel-Mesir, terowongan penyelundupan di bawah perbatasan Mesir- Jalur Gaza telah menjadi jalur pasokan utama ke Jalur Gaza.
Kota Rafah di Gaza Selatan saat ini dipenuhi oleh ratusan ribu warga Palestina yang melarikan diri dari Gaza Utara dan kehadiran mereka akan mempersulit rencana untuk memperluas serangan darat Israel.
Israel Salahkan Hamas atas Tingginya Jumlah Korban Tewas
Di Jalur Gaza, tempat Hamas melakukan perlawanan keras terhadap serangan udara dan darat Israel, perang terus berlanjut.
Otoritas kesehatan Gaza mengatakan total korban jiwa akibat perang menjadi 23.843 orang.
Perusahaan telekomunikasi Palestina, Jawwal, mengungkapkan bahwa dua karyawannya tewas pada Sabtu, ketika mereka mencoba memperbaiki jaringan di Khan Younis. Keduanya disebut terkena tembakan.
Jawwal menuturkan pihaknya telah kehilangan 13 karyawan sejak dimulainya perang Hamas Vs Israel.
Israel meyakini bahwa Hamas bertanggung jawab atas tingginya korban sipil. Mereka mengklaim bahwa anggota Hamas memanfaatkan bangunan sipil dan melancarkan serangan dari daerah perkotaan yang padat penduduknya.
Advertisement