Sukses

Peringatan Stop Serangan di Gaza Tak Digubris, Hamas Rilis Gambar yang Diklaim 2 Jasad Sandera Israel

Kelompok Hamas dilaporkan merilis gambar jasad dua sandera Israel pada Senin 15 Januari 2024, setelah memperingatkan Israel bahwa mereka mungkin akan dibunuh jika mereka tidak menghentikan pemboman di Gaza.

Liputan6.com, Gaza - Kelompok Hamas dilaporkan merilis gambar jasad dua sandera Israel pada Senin 15 Januari 2024, setelah memperingatkan Israel bahwa mereka mungkin akan dibunuh jika mereka tidak menghentikan pemboman di Gaza.

Sebuah video baru yang dirilis oleh kelompok militan Palestina itu konon menunjukkan jenazah Yossi Sharabi, 53, dan Itai Svirsky, 38, yang muncul dalam video awal pada hari Minggu (13/1).

Video tersebut juga menunjukkan sandera Israel ketiga, mahasiswa Noa Argamani, 26, tampak sedang membaca naskah di depan tembok putih kosong, mengatakan keduanya terbunuh oleh serangan Israel.

Juru bicara militer Israel mengatakan ada kekhawatiran serius mengenai nasib para sandera yang diduga tewas dalam video tersebut dan menyebutkan bahwa salah satu dari mereka, yang dia identifikasi sebagai Svirsky, tidak terbunuh oleh tembakan Israel.

"Itai tidak ditembak oleh pasukan kami. Itu adalah kebohongan Hamas. Bangunan tempat mereka ditahan bukanlah sasaran dan tidak diserang oleh pasukan kami," kata juru bicara militer Laksamana Muda Daniel Hagari, yang tidak menyebutkan nama atau detail apa pun tentang orang kedua sesuai permintaan keluarga.

"Kami tidak menyerang suatu tempat jika kami tahu mungkin ada sandera di dalamnya," katanya, seraya menambahkan bahwa daerah di dekatnya telah menjadi sasaran.

Sejauh ini belum dapat diverifikasi apa yang terjadi pada ketiga orang tersebut, yang termasuk di antara 240 orang yang disandera oleh militan Hamas selama serangan mendadak lintas batas ke Israel selatan pada 7 Oktober.

Sekitar setengah dari sandera tersebut dibebaskan dalam gencatan senjata yang berlangsung singkat pada November 2024, namun Israel mengatakan 132 sandera masih berada di Gaza dan 25 orang tewas dalam penawanan.

 

Ketiga warga Israel tersebut ditampilkan dalam video Hamas pada hari Minggu di mana kelompok tersebut mendesak pemerintah Israel untuk menghentikan serangan udara dan darat dan membebaskan mereka.

Diakhiri dengan keterangan: "Besok (Senin 15 Januari) kami akan menginformasikan nasib mereka."

Pihak berwenang Israel secara umum menolak menanggapi pesan publik Hamas mengenai para sandera.

Sementara pihak berwenang forensik Israel mengatakan bahwa otopsi para sandera yang terbunuh dan telah ditemukan penyebab kematian yang tidak sesuai dengan pernyataan Hamas, bahwa mereka tewas dalam serangan udara.

Israel juga telah menyatakan dengan jelas bahwa mereka sadar akan risiko yang mungkin terjadi terhadap para sandera akibat serangan mereka dan mengambil tindakan pencegahan.​

2 dari 4 halaman

Israel Klaim Serangan di Gaza Hampir Berakhir

Saat malam tiba, warga mengatakan pesawat dan tank Israel kembali mengintensifkan pemboman di Gaza.

Di Al-Bureij di Gaza tengah, petugas medis mengatakan serangan rudal Israel menewaskan empat orang dan melukai lainnya, sementara di pinggiran Tel Al-Hawa Kota Gaza di utara, mereka mengatakan dua orang tewas dan lainnya terluka akibat serangan Israel.

Militer Israel mengatakan pihaknya telah menarik satu divisi pasukan lagi sebagai bagian dari rencana operasi yang lebih bertarget terhadap para pemimpin Hamas di selatan, setelah serangan awal yang berpusat di ujung utara jalur tersebut.

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, berbicara pada waktu yang hampir bersamaan dengan pemutaran video sandera terbaru, mengatakan operasi militer intensif di Gaza selatan hampir berakhir, namun Hamas tidak akan setuju untuk melepaskan sandera lagi tanpa tekanan militer.

Sayap bersenjata Hamas mengatakan para anggotanya telah menyergap dan membunuh lima tentara Israel di kota selatan Khan Younis. Pejabat kesehatan Palestina mengatakan sebelumnya bahwa tujuh orang tewas dan lainnya terluka dalam serangan udara Israel di dekat rumah sakit Nasser di kota itu.

 

3 dari 4 halaman

24.100 Orang Tewas, 132 di Antaranya Meninggal dalam 24 Jam Terakhir

Kampanye serangan Israel di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober telah mengubah sebagian besar wilayah Palestina menjadi tanah kosong dan tempat pembunuhan sekitar 24.100 orang dan melukai hampir 61.000 orang, menurut para pejabat kesehatan yang dikelola Hamas, 

Pihak berwenang kesehatan Gaza tersebut mengatakan 132 orang tewas dalam 24 jam terakhir, hal ini menunjukkan kepada warga Palestina bahwa intensitas serangan Israel tidak berkurang meskipun telah diumumkan peralihan ke fase baru yang lebih tepat sasaran.

Hampir dua juta pengungsi berlindung di tenda-tenda dan akomodasi sementara lainnya di Gaza selatan di tengah pertempuran, dan menghadapi peningkatan risiko kelaparan dan penyakit karena kekurangan makanan, bahan bakar, dan obat-obatan yang kronis.​

4 dari 4 halaman

Konflik Meluas

Konflik yang telah berlangsung lebih dari tiga bulan ini telah meningkatkan kekerasan di Tepi Barat yang diduduki Israel dan di Timur Tengah yang lebih luas, dan pada hari Senin (15/1) konflik tersebut meluas hingga ke wilayah Israel.

Warga Palestina melakukan penyerbuan mobil secara terkoordinasi di Kota Ra'anana, Israel tengah, menewaskan seorang wanita dan melukai 12 orang lainnya --media Israel sebut 17 orang terluka, kata polisi dan pihak berwenang medis.

Prancis mengatakan dua warga negaranya termasuk di antara korban luka.

Kedua tersangka berasal dari keluarga yang sama di Hebron di Tepi Barat yang diduduki Israel dan setidaknya satu kendaraan yang digunakan dalam serangan itu telah dicuri, kata polisi.

Sami Abu Zuhri, kepala unit politik Hamas di pengasingan, mengatakan kepada Reuters bahwa insiden tersebut terkait dengan "kejahatan" Israel dan merupakan bukti lebih lanjut bahwa konflik semakin meluas.

Kekerasan juga berkobar di Tepi Barat, yang dikelola oleh Otoritas Palestina yang diakui secara internasional, di mana kementerian kesehatan mengatakan 351 orang tewas ketika Israel melakukan penggerebekan yang dikatakan bertujuan untuk mengusir militan.

Seorang pria dan seorang wanita dilaporkan tewas pada hari Senin ((15/1) oleh tembakan Israel di Dora dekat Hebron, dalam apa yang dilaporkan kantor berita resmi Palestina WAFA sebagai bentrokan lempar batu yang meletus setelah pasukan Israel menyerbu kota tersebut.

Secara terpisah, WAFA mengatakan seorang petugas keamanan Palestina, Mahmoud Abdullah Khalifa, terbunuh di dekat kota Tulkarem, Tepi Barat.

Lebih jauh lagi, kelompok Houthi yang menguasai sebagian besar Yaman telah meningkatkan serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah yang dikatakan terkait dengan Israel karena apa yang mereka katakan sebagai solidaritas terhadap rakyat Gaza.

Pada hari Senin (15/1) mereka merusak kapal milik AS yang membawa produk baja dengan rudal balistik anti-kapal di selatan pelabuhan Aden, Yaman, dan mengatakan bahwa mereka memperluas target mereka setelah serangan udara AS dan Inggris terhadap posisi mereka di Yaman.​