Sukses

Studi: Hamas Berperang dengan Senjata Pabrikan Iran, China, Rusia, dan Korea Utara

Namun, analisis tidak memberikan bukti apakah senjata tersebut disediakan oleh pemerintah negara-negara tersebut atau dibeli di pasar gelap Timur Tengah yang berkembang pesat.

Liputan6.com, Washington, DC - Analisis AP terhadap lebih dari 150 video dan foto yang diambil dalam tiga bulan perang sejak Hamas melancarkan serangan terhadap Israel pada 7 Oktober menunjukkan bahwa kelompok militan tersebut telah mengumpulkan beragam persenjataan dari seluruh dunia.

Video propaganda Hamas yang diunggah selama beberapa pekan terakhir disebut menunjukkan penembakan terhadap tentara Israel yang direkam melalui senapan sniper.

"Kami mencari senjata, dukungan politik, dan uang ke mana-mana," kata juru bicara Hamas Ghazi Hamad baru-baru ini dalam sebuah wawancara dengan AP, menolak untuk membahas secara spesifik siapa yang menyediakan senjatanya atau bagaimana senjata-senjata itu diselundupkan ke Jalur Gaza.

Para ahli yang meninjau gambar-gambar untuk AP mampu mengidentifikasi ciri-ciri dan tanda-tanda yang membedakan yang menunjukkan di mana sebagian besar senjata yang digunakan oleh pejuang Hamas diproduksi. Namun, analisis tersebut tidak memberikan bukti apakah senjata tersebut disediakan oleh pemerintah negara-negara tersebut atau dibeli di pasar gelap Timur Tengah yang berkembang pesat.

Yang jelas, banyak gambar yang dilaporkan menunjukkan militan Hamas membawa senjata yang tampaknya relatif baru. Bukti bahwa kelompok tersebut telah menemukan cara untuk melewati blokade udara dan laut di Jalur Gaza.

"Sebagian besar senjata mereka berasal dari Rusia, China atau Iran, namun senjata Korea Utara dan senjata yang diproduksi di negara-negara bekas Pakta Warsawa juga ada di gudang senjata tersebut," kata N.R. Jenzen-Jones, pakar senjata militer yang merupakan direktur Layanan Penelitian Persenjataan yang berbasis di Australia, seperti dilansir AP.

Meskipun ada peningkatan, Israel tetap mempertahankan keunggulan besar, dengan serangkaian tank modern, artileri, helikopter tempur, dan jet tempur buatan Amerika Serikat (AS).

Militer Israel mengklaim mereka telah membunuh lebih dari 7.000 militan Hamas, dibandingkan dengan kematian sedikitnya 510 tentaranya sendiri - lebih dari 330 di antaranya tewas dalam serangan awal Hamas. Sementara itu, otoritas kesehatan Jalur Gaza mencatat kematian lebih dari 23.000 warga Palestina sejak 7 Oktober 2023.

2 dari 4 halaman

Tuduhan Iran Dukung Uang hingga Senjata

Visual yang ditinjau AP menunjukkan Hamas menampilkan senjata mulai dari senjata ringan, senapan mesin, hingga rudal permukaan-ke-udara yang ditembakkan dari bahu dan proyektil anti-tank. Salah satu yang paling khas adalah AM-50 Sayyad (bahasa Arab untuk "pemburu") berukuran besar, senapan sniper buatan Iran yang menembakkan peluru kaliber .50 yang cukup kuat untuk menembus baja hingga satu inci. Senjata ini sebelumnya terlihat di medan perang di Yaman, Suriah, dan di tangan milisi syiah di Irak.

Pasukan Hamas disebut terlihat pula membawa serangkaian senjata era Soviet yang telah disalin dan diproduksi di Iran dan China.

Senjata yang ditemukan dari anggota Hamas oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dilaporkan termasuk ranjau anti-tank TC/6 rancangan Italia. Namun, mantan perwira Angkatan Darat Inggris dan ahli pembuangan bahan peledak Sean Moorhouse mengatakan jenis itu telah ditiru oleh industri senjata Iran.

IDF dan para pejabat AS telah lama menuduh Iran memasok uang, pelatihan, dan senjata kepada Hamas dan militan sekutunya di Jalur Gaza, termasuk Jihad Islam Palestina.

Iran belum merespons permintaan komentar dari AP.

3 dari 4 halaman

Kombinasi Persenjataan Siap Pakai

Ahli senjata Don Fraley meninjau video tanggal 20 Desember dan mengatakan hampir mustahil bagi Hamas memproduksi senapan sniper kaliber .50 yang aman dan akurat dengan peralatan dasar.

"Anda harus menjadi bintang rock di bengkel mesin. Dan saya tidak melihat semua itu," kata Fraley, mantan prajurit Pasukan Khusus Angkatan Darat AS dan penembak jitu di Kepolisian Negara Bagian Kentucky.

"Orang-orang ini hanya berusaha menutupi jejak mereka."

Seorang pejabat militer Israel yang mengetahui persenjataan Hamas menuturkan bahwa kelompok tersebut menggunakan kombinasi persenjataan "siap pakai" yang diselundupkan, termasuk AK-47, RPG, dan rudal anti-pesawat, serta banyak koleksi senjata buatan dalam negeri yang diproduksi dengan bahan sipil yang mudah diakses.

Misalnya, kata pejabat itu, Hamas menggunakan mesin bubut untuk membentuk logam menjadi roket dan mortir, dan memasangkannya dengan bahan peledak yang dibuat dari pupuk.

"Ada industri militer/pertahanan yang sangat besar di Jalur Gaza," klaim pejabat tersebut, yang berbicara tanpa mau disebutkan namanya.

Pejabat yang sama mengungkapkan sebagian besar senjata selundupan diyakini dibawa melalui Mesir dan umumnya mudah dibeli serta tidak perlu dipasok oleh negara asal.

Salah satu senjata yang terlihat di tangan para anggota Hamas adalah versi senapan mesin China yang dikenal sebagai Tipe 80, model yang juga telah disalin oleh Iran dan diganti namanya menjadi PKM-T80.

4 dari 4 halaman

Drone Telah Mengubah Peperangan

Jonathan Ferguson, kurator senjata api di Royal Armouries Museum di Inggris, mengatakan dari apa yang dia lihat dari foto dan video, versi senjata yang dibuat di China dan Iran sangat mirip, sehingga tidak dapat dibedakan.

Di antara senjata buatan Hamas yang lebih canggih adalah salinan roket anti-tank Rusia yang disebut PG-7VR, yang dirancang khusus untuk mengalahkan sistem lapis baja reaktif seperti yang digunakan pada tank tempur utama Israel Merkava Mark VI.

Dalam video propaganda yang diunggah pada Oktober, militan Hamas terlihat merakit versi roket Rusia yang mereka beri menjadi Al-Yasin 105 untuk menghormati pendiri kelompok tersebut yang terbunuh dalam serangan udara Israel pada tahun 2004. Versi asli Rusia, senjata tersebut dapat melelehkan lapisan baja setinggi dua kaki, namun para ahli mengatakan masih belum jelas apakah bahan peledak buatan Hamas sama ampuhnya.

Selain itu, dalam taktik yang dipinjam dari medan perang Ukraina, Hamas diduga telah memperoleh atau meniru drone rancangan Iran yang membawa hulu ledak yang meledak ketika menabrak sasaran mereka. Drone quadcopter buatan China yang tersedia juga telah diadaptasi untuk menjatuhkan bahan peledak ke tank dan pasukan.

"Ketersediaan kendaraan udara tak berawak komersial ... telah mengubah peperangan secara radikal dalam beberapa tahun terakhir," kata Jenzen-Jones. "Kita telah melihatnya di Suriah, Yaman, Irak, Ukraina, dan sekarang di Jalur Gaza."