Sukses

Rusia Tuduh Ada Tentara Bayaran Prancis di Ukraina, Prancis Bantah Keras

Rusia mengaku berhasil mengalahkan prajurit bayaran Prancis.

Liputan6.com, Moskow - Tentara bayaran (mercenaries) dari Prancis dituduh ikut terlibat di perang Rusia-Ukraina. Pemerintah Rusia lantas memanggil Duta Besar Prancis Pierre Levy terkait hal ini.

Menurut laporan media pemerintah Rusia, TASS, Jumat (19/1), para tentara bayaran Prancis itu dieliminasi Rusia di kota Kharkov.

"Kementerian Luar Negeri telah memanggi dubes Prancis usai serangan Rusia terhadap sebuah markas sementara prajurit bayaran di Kharkov di mana beberapa lusin warga Prancis distasiunkan," ujar juru bicara Kemlu Rusia Maria Zakharova.

Kementerian Pertahanan Rusia menyebut ada 60 militan yang terbunuh di serangan tersebut, sementara lebih dari 20 lainnya terluka. Mayoritas berwarga Prancis.

Di lain pihak, pemerintah Prancis membantah bahwa ada tentara bayaran Prancis di Ukraina.

Dilansir France24, pemerintah Rusia berkata tuduhan itu adalah manipulasi Rusia saja.

"Prancis tidak punya 'tentara bayara' di Ukraina atau di manapun, tidak seperti yang lainnya," ujar Kementerian Luar Negeri Prancis kepada AFP.

Pernyataan Kemlu Prancis kemungkinan menyindir Rusia yang memiliki tentara bayaran Wagner yang beroperasi di berbagai negara, termasuk Ukraina. Namun, pemimpin Wagner Yevgeny Prigozhin telah dibunuh pada Agustus 2023 usai sempat membangang kepada pemerintahan Vladimir Putin.

2 dari 4 halaman

Kandidat Presiden Rusia Makin Berani Tolak Perang Rusia-Ukraina

Presiden Rusia Vladimir Putin terus menghadapi resistensi politik. Para kandidat capres Rusia semakin vokal menolak perang di Ukraina yang tidak kunjung usai. 

Dilaporkan VOA Indonesia, Jumat (12/1), salah satu penolakan berasal dari politisi bernama Boris Nadezhdin. Ia mengatakan kepada para istri tentara itu bahwa perang melawan Ukraina merupakan "kesalahan besar yang dilakukan oleh Putih, dan sudah tentu konsekuensinya sangat mengerikan."

Tentara di garis depan "membayar hutang, mengucurkan darah mereka disana dan mempertaruhkan nyawa mereka, yang kita inginkan adalah agar mereka pulang kembali," katanya.

Nadezhin mewakili partai berhaluan kanan tengah, Prakarsa Sipil, yang tidak memiliki kursi di parlemen. Dia berusaha mengumpulkan 100.000 tandatangan dari orang-orang di seluruh negara agar bisa ikut kampanye melawan Putin, yang sudah berkuasa di Rusia selama lebih dari 20 tahun.

Vladimir Putin sudah terjamin akan terpilih kembali pada Maret mendatang.

Di ibu kota Latvia, Riga, pada Kamis, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan rencana Moskow adalah untuk membuat kemajuan taktis di medan perang menjelang pemilihan presiden dan Rusia selanjutnya akan melancarkan aksi militer yang lebih besar.

Komentar tersebut datang dalam pemberhentian akhir Zelenskyy pada kunjungannya ke tiga negara Baltik.

Sebelumnya pada Kamis dalam kunjungannya ke Estonia, Zelenskyy mengatakan gencatan senjata dalam perang Rusia melawan Ukraina hanya akan menguntungkan Rusia dengan membuatnya negara itu memiliki kesempatan untuk meningkatkan pasokan senjata dan "menabrak kami." 

3 dari 4 halaman

Volodymyr Zelenskyy Desak Produksi Senjata Bersama di Eropa untuk Bertahan Lawan Rusia

Sebelumnya dilaporkan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyatakan keyakinannya bahwa Rusia bisa dikalahkan. Dia juga memperingatkan bahwa perang di Ukraina telah menunjukkan bahwa Eropa harus mengembangkan produksi senjata bersama dengan Ukraina dan membangun persenjataan yang memadai untuk pertahanannya.

“Perang selama dua tahun ini telah membuktikan bahwa Eropa membutuhkan persenjataan yang memadai untuk mempertahankan kebebasan. Menggunakan kemampuannya sendiri untuk memastikan pertahanan. Potensinya sendiri yang akan memungkinkan seluruh Eropa, atau bagian mana pun dari Eropa, untuk bangkit dan mempertahankan diri dalam situasi global apa pun,” ujarnya.

“Dukungan militer, politik, dan ekonomi Swedia untuk Ukraina tetap menjadi tugas utama kebijakan luar negeri pemerintah Swedia pada tahun-tahun mendatang,” tulisnya saat acara tersebut di X, aplikasi pesan yang sebelumnya bernama Twitter.

Jepang juga menjanjikan dukungannya kepada Kyiv pada Minggu (7/1) ketika Menteri Luar Negeri Jepang Yoko Kamikawa melakukan kunjungan mendadak, dan menjadi tamu asing resmi pertama di ibu kota Ukraina pada 2024.

“Jepang bertekad untuk terus mendukung Ukraina sehingga perdamaian dapat kembali terjadi di Ukraina,” kata Kamikawa melalui seorang penerjemah pada konferensi pers bersama rekannya dari Ukraina, Dmytro Kuleba.

Kamikawa, yang terpaksa berlindung di tempat perlindungan bom saat terjadi peringatan udara di Kyiv, mengecam serangan rudal dan drone Rusia terhadap warga sipil, khususnya pada Hari Tahun Baru, dan menambahkan bahwa negaranya akan memberikan tambahan $37 juta kepada dana perwalian NATO untuk membantu pembelian sistem pendeteksian drone.

Menurut kantor berita Reuters, Rusia mengerahkan hampir 300 rudal dan lebih dari 200 drone dalam serangan pada hari-hari terakhir tahun 2023 dan hari-hari pertama 2024.

4 dari 4 halaman

Masuk Tahun 2024, Volodymyr Zelenskyy Beri Ancaman ke Rusia

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berjanji dalam pidato Tahun Barunya pada Minggu (31 Desember) akan melampiaskan “kemarahan” terhadap pasukan Rusia pada tahun 2024.

Pesannya disampaikan kurang dari 72 jam setelah Moskow meluncurkan rentetan rudal dan drone ke kota-kota Ukraina, menewaskan 39 orang dalam salah satu serangan udara terbesar sejak perang dimulai, dikutip dari Channel News Asia, Senin (1/1/2024).

“Tahun depan, musuh akan merasakan keganasan dari senjata dalam negeri,” kata Zelenskyy dalam pidatonya di televisi, yang menampilkan klip artileri dan jet tempur Ukraina.

Ukraina akan memiliki setidaknya “satu juta” drone tambahan di gudang senjatanya tahun depan serta jet tempur F-16 yang dikirimkan oleh mitra Baratnya.

“Pilot kami sudah menguasai jet F-16, dan kami pasti akan melihatnya di langit kami,” katanya.

“Sehingga musuh kami pasti bisa melihat apa kemarahan kami yang sebenarnya.”

Perang ini memasuki tahun ketiga, Zelenskyy mendesak sekutu Baratnya untuk tetap memberikan dukungan di tengah meningkatnya tanda-tanda kelelahan akibat konflik tersebut.

“Rakyat Ukraina lebih kuat dari intrik apa pun, upaya apa pun untuk mengurangi solidaritas global, untuk melemahkan koalisi sekutu kami,” Zelenskyy memperingatkan dalam pesannya.

Terlepas dari persenjataan Barat yang bernilai miliaran dolar, Ukraina berjuang untuk membuat terobosan besar dalam serangan balasannya pada tahun 2023 melawan invasi pasukan Rusia.

Sementara itu, Moskow meningkatkan tekanan di sepanjang garis depan, dengan merebut kota Marinka di wilayah timur pada awal Desember dan berusaha menguasai Kupiansk di timur laut.