Liputan6.com, Jakarta - Surat kabar Israel, Haaretz memperingatkan akan pecahnya perang saudara ketika demonstrasi besar-besaran terjadi di Tel Aviv mengingat kondisi keamanan saat ini.
Ujung-ujungnya, bisa berdampak pada mimpi buruk bagi kabinet yang dipimpin oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, dikutip dari laman middleeastmonitor, Jumat (19/1/2024).
Baca Juga
“Bayangkan apa yang akan terjadi ketika massa turun ke jalan sementara perang sedang berkecamuk. Jalanan akan mudah ricuh,” tulis surat kabar Haaretz pada Kamis (18/1).
Advertisement
Surat kabar ini juga menjelaskan bahwa para demonstran digambarkan sebagai “pengkhianat dan menikam negara dan tentaranya dari belakang, dan mereka akan ditindak sebagaimana mestinya, terutama karena alun-alun kota kini penuh kobaran api.”
Dalam laporannya, Haaretz menggambarkan pemerintahan Netanyahu seakan-akan jadi “mimpi buruk”. Pasalnya ia hanya memberikan banyak janji, namun tidak memenuhi satu pun janji.
“Pemerintah Israel sekarang sibuk memastikan perang permanen di Gaza dan perbatasan utara serta menyulut Tepi Barat. Kelangsungan hidup pemerintah bergantung pada kelanjutan perang selamanya,” tambahnya.
Surat kabar tersebut memperkirakan tahun 2024 akan menjadi tahun yang suram dengan banyaknya kematian dan keruntuhan di rawa Gaza dan perbatasan Lebanon, hingga pengorbanan tahanan Israel.
Krisis Ekonomi Hantui Israel
Mengomentari krisis ekonomi, surat kabar Haaretz memperingatkan bahwa hal ini akan menyebabkan protes yang memanas dan kembali terjadi dan menambahkan bahwa beberapa versi perang saudara akan segera pecah.
Media ini juga mengatakan “Kementerian Luar Negeri Israel akan hancur berkeping-keping dalam sebuah rotasi tiga arah.”
Dalam beberapa hari terakhir, puluhan ribu pemukim Israel berdemonstrasi di Tel Aviv dalam gerakan protes besar-besaran, menuntut kembalinya tahanan Israel, penggulingan pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, dan segera diadakannya pemilu baru.
Advertisement