Sukses

Korea Selatan: Jumlah Pembelot Korea Utara Naik 3 Kali Lipat

Jumlah pembelot Korea Utara yang berhasil mencapai Korea Selatan meningkat tiga kali lipat pada tahun lalu.

Liputan6.com, Seoul - Jumlah pembelot Korea Utara yang berhasil mencapai Korea Selatan meningkat tiga kali lipat pada tahun lalu menjadi 196 orang setelah mengalami tingkat terendah terkait pandemi, kata Seoul, Kamis (18/1).

Puluhan ribu warga Korea Utara telah mengungsi ke Korea Selatan sejak semenanjung itu terpecah akibat perang pada tahun 1950-an, dengan sebagian besar dari mereka pergi melalui jalur darat ke negara tetangga Tiongkok terlebih dahulu, kemudian memasuki negara ketiga seperti Thailand sebelum akhirnya sampai ke Korea Selatan.

Jumlah orang yang berhasil menjadi pembelot turun secara signifikan dibandingkan dengan tahun 2020 setelah Korea Utara menutup perbatasannya yang konon dilakukan dengan perintah tembak di tempat di sepanjang perbatasan darat dengan China, untuk mencegah penyebaran COVID-19, dikutip dari VOA Indonesia, Sabtu (20/1/2024).

Pada tahun 2021 hanya 63 orang yang berhasil mencapai Korea Selatan, turun lebih dari 90 persen dibandingkan dengan tahun 2019, ketika 1.047 pembelot tiba. Hanya 67 orang yang tiba pada tahun 2022.

Tahun lalu, 196 pembelot berhasil mencapai Korea Selatan, kata Kementerian Unifikasi negara tersebut dalam sebuah pernyataan, angka yang masih jauh di bawah rata-rata sebelum pandemi.

Lebih dari 80 persen orang yang melarikan diri dari rezim bersenjata nuklir yang represif tahun lalu itu adalah perempuan, dan sebagian besar pembelot melakukan perjalanan melalui negara ketiga, kata kementerian tersebut.

 

2 dari 3 halaman

Pembelot Kelas Elit Korea Utara

Ada juga tren peningkatan dalam pembelotan kelas elite Korea Utara seperti diplomat dan pelajar yang belajar di luar negeri, menurut kementerian itu.

“Kami telah mengonfirmasi bahwa pembelotan kelas elite tahun lalu adalah yang tertinggi dalam beberapa tahun terakhir,” katanya.

Sekitar 10 orang dari kelas elite Korea Utara melarikan diri ke Korea Selatan tahun lalu, jumlah terbesar sejak 2017, menurut kantor berita Yonhap.

Pembelotan melalui jalur laut langsung ke wilayah Korea Selatan sangat jarang terjadi dan dipandang jauh lebih berbahaya dibandingkan dengan jalur darat, karena hanya segelintir orang yang berhasil melintasi perbatasan maritim de facto, yaitu garis Batas Utara.

3 dari 3 halaman

Situasi di Korea Utara yang Memburuk

Pada tahun 2023, 13 pembelot melarikan diri ke Korea Selatan melalui laut, kata Kementerian Unifikasi, dan mencatat bahwa hal tersebut merupakan indikasi “memburuknya situasi di Korea Utara”.

Semua pengungsi yang melintasi perbatasan maritim menyebutkan kekurangan makanan sebagai alasan mereka mengambil keputusan untuk melarikan diri, katanya.

Pyongyang menggunakan kata-kata kasar seperti “manusia sampah” ketika menggambarkan warganya yang melarikan diri.