Sukses

Di KTT GNB ke-19, Indonesia Desak Gencatan Senjata di Gaza hingga Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI, Pahala Nugraha Mansury, mendesak agar Gerakan Non-Blok (GNB) bersatu, mendesak gencatan senjata di Gaza.

Liputan6.com, Kampala - Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI, Pahala Nugraha Mansury, mendesak agar Gerakan Non-Blok (GNB) bersatu, mendesak gencatan senjata di Gaza, serta mendorong proses perdamaian dan mengupayakan keanggotaan penuh Palestina di PBB.

Adapun saat ini terdapat 5 anggota GNB yang menjadi Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB yang diharapkan dapat membantu menyuarakan posisi bersama GNB terkait Palestina.

Wamenlu Pahala kemudian menggarisbawahi pentingnya semangat Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung yang yang menggarisbawahi pentingnya perjuangan bersama negara berkembang untuk mewujudkan kemerdekaan, keadilan, kesetaraan, dan pembangunan.

"Semangat inilah yang harus selalu jadi inspirasi GNB dalam menghadapi berbagai tantangan global, terutama dalam mewujudkan kemerdekaan bangsa Palestina dan menjaga kepentingan negara berkembang", tegas Wamenlu Pahala dalam Konferensi pernyataan nasional Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Gerakan Non-Blok (GNB) Ke-19 di Kampala, Uganda pada Sabtu (20/1/2024) seperti dikutip dari pernyataan pers Kementerian Luar Negeri atau Kemlu RI.

KTT GNB Ke-19 berlangsung di Kampala, Uganda pada 19-20 Januari 2024.​

 

 

2 dari 3 halaman

Indonesia Dukung Gugatan Afrika Selatan Terhadap Israel di International Court of Justice (ICJ)

Selain di pertemuan utama KTT GNB, Wamenlu Pahala Mansury juga bertemu dengan Menlu Palestina dan Menlu Afrika Selatan terkait isu Palestina.

Pada kesempatan tersebut Wamenlu Mansury menekankan dukungan Indonesia bagi perjuangan rakyat Palestina, untuk mencapai solusi jangka panjang dan kemerdekaan. Indonesia juga mendukung gugatan Afrika Selatan terhadap Israel di International Court of Justice (ICJ).

Indonesia, sambung Wamenlu Pahala, juga mendorong GNB untuk menjadi bagian dari solusi global dan konsisten mengedepankan kepentingan negara berkembang, terutama dalam merealisasikan hak atas pembangunan. "Kita harus menjamin hak negara berkembang melaksanakan pembangunan sesuai dengan prioritas nasionalnya, misalnya melalui hilirisasi industri", paparnya.

Wamenlu menekankan bahwa GNB adalah kekuatan politik yang sangat besar. "Anggota GNB saat ini 121 negara, dengan jumlah penduduk sekitar 55% penduduk dunia. Dengan kekuatan sebesar ini, GNB harus mampu mengubah tata dunia agar lebih mencerminkan keadilan bagi semua", pungkas Wamenlu Pahala.​

3 dari 3 halaman

Pertemuan Bilateral dengan Sejumlah Negara

Selain menyampaikan pernyataan nasional Indonesia, di sela-sela KTT GNB Ke-19 di Kampala, Wamenlu Pahala juga melakukan sejumlah pertemuan bilateral dengan sejumlah negara lainnya, yaitu dengan Menteri Negara Uganda, Menlu Bangladesh, Menlu Belarus, Menlu Nikaragua, Deputi Menlu Malaysia, Deputi Menlu Venezuela, serta Sekjen UNCTAD.

Adapun KTT GNB Ke-19 dilaksanakan di bawah Keketuaan Uganda dengan tema "Deepening Cooperation for Shared Global Affluence".

KTT GNB di Uganda dihadiri 121 negara anggota serta sejumlah negara dan organisasi internasional pengamat. Pertemuan menyepakati empat dokumen, salah satunya Deklarasi Politik GNB yang mendorong terwujudnya perdamaian di Palestina.​