Liputan6.com, Taipei - Taiwan pada Senin (22/1/2024) mengatakan, enam balon China terbang di atas atau melalui wilayah udara di utara pulau itu, sementara sejumlah pesawat tempur dan kapal angkatan laut China juga terdeteksi di wilayah tersebut.
Pengiriman balon-balon semacam itu, yang umumnya menghilang ke wilayah Pasifik di sebelah timur, disebut sedang meningkat, meskipun tujuannya belum diumumkan secara publik.
Baca Juga
Kementerian Pertahanan Taiwan mencatat penampakan balon tersebut dalam daftar aktivitas Tentara Pembebasan Rakyat China di perairan dan wilayah udara sekitar Taiwan. Satu pesawat terbang di dekat Kota Pingtung di bagian selatan, sementara pesawat lainnya terbang tepat di utara Pelabuhan Keelung, tempat pangkalan Angkatan Laut Taiwan berada. Demikian seperti dilansir AP, Selasa (23/1).
Advertisement
Masih belum jelas apakah balon-balon tersebut secara eksplisit memiliki fungsi militer, namun balon-balon tersebut dicurigai merupakan bagian dari kampanye pelecehan terhadap Taiwan, yang diklaim China sebagai wilayahnya dan akan direbut kembali sekali pun dengan kekerasan jika diperlukan.
Menjelang Pilpres Taiwan awal bulan ini, China dilaporkan telah meningkatkan aktivitas tersebut, disertai dengan ancaman retorisnya.
Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berhaluan independen telah memenangkan masa jabatan presiden ketiga berturut-turut, kali ini di bawah William Lai. Partai Nasionalis pro-unifikasi hanya memperoleh satu kursi lebih banyak di legislatif dibandingkan DPP.
Sementara itu, partai yang dipimpin oleh mantan Wali Kota Taipei Ko Wen-je menyedot suara dari kedua partai, terutama dengan menarik generasi muda yang sudah muak dengan politik.
Pengalaman AS dengan Balon Mata-mata China
Di Amerika Serikat (AS) pada awal tahun lalu, Presiden Joe Biden berjanji menerapkan peraturan yang lebih ketat untuk melacak, memantau, dan kemungkinan menembak jatuh benda-benda udara tak dikenal setelah drama tiga minggu yang dipicu oleh penemuan balon mata-mata China di wilayah AS.
AS menyebut balon tersebut sebagai pesawat militer dan menembaknya jatuh dengan rudal. Kemudian AS menemukan apa yang mereka klaim sebagai peralatan pengawasan yang canggih.
China merespons langkah AS dengan marah dan mengatakan bahwa benda tersebut hanyalah balon cuaca yang keluar jalur dan menyebut upaya AS untuk menjatuhkannya sebagai reaksi yang berlebihan.
Advertisement
Taktik China
Fenomena seperti balon ini disebut sebagai "gray area tactics" China yang menyebabkan kekhawatiran di antara musuh-musuhnya tanpa memicu konfrontasi langsung.
China disebut telah lama mengaburkan batasan antara fungsi militer dan sipil, termasuk di Laut China Selatan, tempat China mengoperasikan milisi maritim yang sangat besar – yang seolah-olah merupakan kapal penangkap ikan sipil yang bertindak berdasarkan perintah pemerintah untuk menegaskan klaim teritorialnya.
Kampanye intimidasi China terhadap Taiwan mencakup penempatan kapal perang dan pesawat secara rutin di perairan dan wilayah udara di sekitar pulau tersebut, sering kali melintasi garis tengah Selat Taiwan selebar 160 kilometer yang memisahkan mereka.
Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan bahwa antara Minggu (21/1) dan Senin pagi, empat pesawat tempur dan empat kapal Angkatan Laut China terdeteksi di sekitar Taiwan.
"Militer Taiwan memantau situasi tersebut dengan pesawat tempur, kapal angkatan laut, dan sistem rudal berbasis darat," sebut kementerian itu.