Sukses

Menlu Israel Sarankan Warga Gaza Pindah ke Pulau Buatan, Uni Eropa Kecewa

Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz menyarankan agar penduduk Gaza dapat dipindahkan ke pulau buatan di Laut Mediterania, demikian laporan dari The Guardian.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz menyarankan agar penduduk Gaza dapat dipindahkan ke pulau buatan di Laut Mediterania, demikian laporan dari The Guardian.

Mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya, surat kabar yang berbasis di London ini mengatakan bahwa usulan Katz telah menimbulkan kekecewaan Uni Eropa.

Kala itu, menteri Israel bertemu dengan para menteri luar negeri Uni Eropa guna membahas “rencana perdamaian komprehensif”, dikutip dari laman The New Arab, Selasa (23/11/2024).

Situs berita Israel Jerusalem Post juga melaporkan bahwa Katz menunjukkan kepada Dewan Menteri Luar Negeri Eropa klip video dari sebuah pulau buatan di lepas pantai Gaza, serta usulan jalur kereta api yang menghubungkan Israel dengan Arab Saudi, Yordania, Bahrain, dan UEA.

“Tujuan kami jelas: demiliterisasi dan stabilisasi Gaza, dengan Israel mempertahankan kontrol keamanan untuk melindungi rakyat kami. Pencapaian ini akan membuka pintu bagi peluang regional baru, memungkinkan kami untuk mendorong inisiatif ekonomi dan kemanusiaan yang bermanfaat bagi semua orang, termasuk rakyat Gaza," kata Katz seperti dikutip kepada para menteri luar negeri Uni Eropa.

 

2 dari 2 halaman

Usulan Lama yang Telah Diajukan Katz

Katz menganjurkan pembuatan pulau buatan di lepas pantai Gaza selama bertahun-tahun, setelah mengusulkan gagasan tersebut pada tahun 2011 saat menjabat sebagai menteri transportasi di bawah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Usulan tersebut mencakup rencana kekuatan militer internasional untuk mengendalikan pulau tersebut yang akan menjadi pusat pelayaran Gaza, setidaknya selama 100 tahun.

Otoritas Palestina saat itu menolak gagasan tersebut dan menyebutnya sebagai fantasi.

Israel dituduh berusaha mengusir paksa penduduk Gaza dalam perang brutalnya di daerah kantong pantai tersebut, yang telah menewaskan lebih dari 25.000 orang dan membuat lebih dari 1,8 juta orang mengungsi.