Sukses

Perang di Jalur Gaza: Israel Kehilangan 24 Tentaranya dalam Satu Hari, Angka Kematian Tertinggi Sejak 7 Oktober

Benjamin Netanyahu mengakui pihaknya mengalami salah satu hari tersulit dalam perang Hamas Vs Israel.

Liputan6.com, Tel Aviv - Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bersumpah pada Selasa (23/1/2024), Israel tidak akan berhenti berperang di Jalur Gaza sampai kemenangan mutlak atas Hamas. Pernyataannya tersebut muncul setelah pasukan Israel mencatat angka kematian tertinggi dalam satu hari dalam perang melawan Hamas.

Pada Senin (22/1), pasukan cadangan Israel sedang mempersiapkan bahan peledak untuk menghancurkan dua bangunan di kamp pengungsi Maghazi di Gaza tengah, ketika seorang militan menembakkan granat berpeluncur roket ke sebuah tank di dekatnya dan memicu ledakan. Kedua bangunan dua lantai itu pun runtuh menimpa 21 tentara di dalamnya. Demikian seperti dilansir AP.

Netanyahu pun mengakui pihaknya mengalami salah satu hari tersulit dalam perang Hamas Vs Israel.

"Atas nama pahlawan, demi nyawa kami, kami tidak akan berhenti berjuang hingga kemenangan mutlak," ujar Netanyahu, seperti dilansir Reuters.

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan hatinya tertuju pada keluarga mereka yang terbunuh pada pagi yang sulit dan menyakitkan ini, namun Israel tidak akan mundur.

"Perang ini akan menentukan masa depan Israel selama beberapa dekade mendatang – pengorbanan tentara diperlukan untuk mencapai tujuan perang," kata Gallant.

2 dari 3 halaman

Detail Kejadian Masih Diselidiki

Juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari angkat suara. Dia mengatakan, "Kami masih memeriksa dan menyelidiki detail kejadian dan penyebab ledakan."

Operasi Israel pada Senin, kata Hagari, dimaksudkan untuk membersihkan perbatasan dari infrastruktur teroris dan memungkinkan puluhan ribu pengungsi Israel kembali ke rumah pasca serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Berita tentang kematian 21 pasukan Israel mendominasi liputan media Israel sepanjang pagi.

"Itu mengerikan ... Anda tahu, itu adalah anak-anak kami, saudara-saudara kami ... tapi kita harus melakukan apa yang harus kita lakukan agar kejadian 7 Oktober tidak terjadi lagi," ujar salah seorang warga Israel yang tak surut mendukung perang di Jalur Gaza.

"Anda (militer) harus menyingkirkan Hamas dan membuat Gaza aman bagi kami. Jika tidak, kami tidak punya tempat tinggal."

3 dari 3 halaman

Angka Kematian

Adapun tiga tentara Israel lainnya tewas dalam insiden terpisah pada Senin. Melansir BBC, militer Israel mengaku 217 tentaranya tewas sejak awal invasi darat ke Jalur Gaza pada 27 Oktober.

Sementara itu, jika ditotal sejak 7 Oktober, militer Israel mencatat 545 kematian pasukannya.

Di sisi Palestina, otoritas kesehatan Gaza menyatakan, setidaknya 25.295 orang tewas dalam pengeboman dan invasi Israel sejak 7 Oktober.​