Liputan6.com, Gaza - Sebuah pusat pelatihan PBB di kota besar Khan Younis di selatan Gaza diserang dan terbakar pada Rabu 24 Januari 2024, menewaskan sedikitnya sembilan orang, kata seorang pejabat PBB.
Dua peluru tank menghantam gedung yang menampung 800 orang, menewaskan sedikitnya sembilan orang dan melukai 75 lainnya, Thomas White, direktur United Nations Relief and Works Agency (UNRWA) for Palestine Refugees atau Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat di Gaza, menulis dalam sebuah postingan di platform media sosial X seperti dikutip dari Xinhua, Kamis (25/1/2024).
Baca Juga
Thomas White menambahkan bahwa tim penyelamat dari UNRWA dan Organisasi Kesehatan Dunia WHO sedang berusaha mencapai lokasi tersebut.
Advertisement
Saksi mata mengatakan kepada Xinhua bahwa pemboman Israel di wilayah barat Khan Younis memicu kebakaran besar di pusat pelatihan tersebut.
Mereka mengatakan warga memindahkan banyak korban tewas dan terluka dari dalam pusat ke luar ketika api melahap sebagian besar bangunan.
Para saksi mata mengatakan ambulans dan tim medis tidak dapat mencapai pusat pembakaran karena pengepungan yang dilakukan oleh pasukan Israel.
Kementerian Luar Negeri Palestina mengutuk penembakan terhadap pusat tersebut dan mengecam serangan itu sebagai bagian dari penargetan sistematis Israel terhadap lembaga, fasilitas, staf, sekolah, tempat penampungan, dan peralatan UNRWA.
Dalam 24 jam terakhir, tentara Israel membunuh 210 warga Palestina dan melukai 386 lainnya dalam 24 serangan, menjadikan jumlah total kematian dan cedera warga Palestina masing-masing menjadi 25.700 dan 63.740, sejak 7 Oktober 2023, menurut laporan Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas pada hari Rabu (24/1).
Kementerian Kesehatan di Gaza: Tank Israel Menembaki Rumah Sakit Al-Nasser, Puluhan Orang Terluka
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas mengatakan pada Selasa 23 Januari 2024 bahwa tentara Israel menembaki sebuah rumah sakit di kota selatan Khan Younis, tempat warga sipil terjebak di tengah pertempuran sengit.
"Tank-tank Israel menembaki lantai atas gedung bedah khusus dan gedung darurat Al-Nasser Hospital (Rumah Sakit Al-Nasser), puluhan orang diperkirakan terluka," kata sebuah pernyataan Kementerian Kesehatan di Gaza seperti dikutip dari AFP, Rabu (24/1/2024).
Sejauh ini pihak militer Israel tidak segera menanggapi ketika ditanya AFP tentang penembakan di rumah sakit.
Khan Younis telah menjadi pusat pertempuran antara militan Palestina dan tentara Israel, yang telah melakukan serangan darat ke selatan selama hampir tiga bulan.
Badan PBB untuk Pengungsi Palestina mengatakan salah satu tempat penampungan Khan Younis untuk para pengungsi "dihantam selama operasi militer" pada hari Senin (22/1).
"Setidaknya enam pengungsi tewas dan banyak lagi yang terluka dalam pertempuran sengit di sekitar tempat penampungan kami," tulis ketua UNRWA Philippe Lazzarini pada hari Selasa di X, sebelumnya Twitter.
Ketika pasukan Israel terus bergerak maju, lebih dari satu juta orang kini berdesakan di Rafah, di selatan Khan Younis, yang berbatasan dengan perbatasan Mesir.
Badan kemanusiaan PBB pada hari Selasa (23/1) menggambarkan "rasa sakit yang tak terlukiskan" di Gaza, di mana jumlah korban tewas "meningkat tanpa henti.”
"Di Khan Younis, pertempuran meningkat, menghancurkan wilayah sipil dan merenggut nyawa. Serangan terhadap layanan kesehatan terus meningkat," tulis United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA) atau Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan di X.
Advertisement
Perang di Jalur Gaza: Israel Kehilangan 24 Tentaranya dalam Satu Hari, Angka Kematian Tertinggi Sejak 7 Oktober
Sementara itu, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bersumpah pada Selasa (23/1/2024), Israel tidak akan berhenti berperang di Jalur Gaza sampai kemenangan mutlak atas Hamas. Pernyataannya tersebut muncul setelah pasukan Israel mencatat angka kematian tertinggi dalam satu hari dalam perang melawan Hamas.
Pada Senin (22/1), pasukan cadangan Israel sedang mempersiapkan bahan peledak untuk menghancurkan dua bangunan di kamp pengungsi Maghazi di Gaza tengah, ketika seorang militan menembakkan granat berpeluncur roket ke sebuah tank di dekatnya dan memicu ledakan. Kedua bangunan dua lantai itu pun runtuh menimpa 21 tentara di dalamnya. Demikian seperti dilansir AP.
Netanyahu pun mengakui pihaknya mengalami salah satu hari tersulit dalam perang Hamas Vs Israel.
Menlu Retno Marsudi Walk Out Saat Dubes Israel Bicara di Debat DK PBB
Bicara soal Israel, Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi 'walk out' saat Duta Besar Israel untuk PBB memberikan pernyataan dalam debat terbuka Dewan Keamanan PBB yang digelar di Markas Besar PBB, New York, pada Selasa (23/1).
Selain mengajukan tiga tuntutan, Retno juga mempertanyakan keseriusan Dewan Keamanan PBB untuk menjalankan berbagai resolusinya terkait Palestina, yang disebut Retno kerap gagal dilaksanakan.
Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi 'walk out' saat Duta Besar Israel untuk PBB memberikan pernyataan dalam debat terbuka Dewan Keamanan PBB yang digelar di Markas Besar PBB, New York, pada Selasa (23/1).
Selain mengajukan tiga tuntutan, Retno juga mempertanyakan keseriusan Dewan Keamanan PBB untuk menjalankan berbagai resolusinya terkait Palestina, yang disebut Retno kerap gagal dilaksanakan.
"Pendudukan Israel harus berakhir," ujar Guterres.
"Penolakan ini dan penyangkalan terhadap hak rakyat Palestina untuk mendirikan sebuah negara akan memperpanjang konflik yang telah menjadi ancaman besar bagi perdamaian dan keamanan global," lanjutnya.
Dubes Israel untuk PBB Gilad Erdan mengklaim bahwa sebetulnya ada jalan untuk mengakhiri pertumpahan darah di Gaza, jika DK PBB menyetujuinya.
"Jika Hamas menyerahkan mereka yang bertanggung jawab atas perisitiwa 7 Oktober dan jika Hamas membebaskan seluruh sandera, perang ini akan langsung berakhir," ujarnya.
Menlu Otoritas Palestina, Riyad al Maliki, mengatakan pada VOA bahwa masyarakat internasional harus bisa memutuskan tindakan apa yang akan diambil terhadap orang yang menggagalkan konsensus dunia soal solusi dua negara."Dunia juga harus mulai mempertimbangkan sanksi terhadap sosok yang membenci perdamaian," lanjutnya.
Advertisement