Sukses

Hamas Sebut Israel Bunuh 20 Orang yang Tunggu Distribusi Bantuan Kemanusiaan di Gaza, Saksi: Mereka Ditembaki Tank

Pihak berwenang di Jalur Gaza yang dikuasai Hamas pada Kamis 25 Januari 2024 mengatakan bahwa pasukan Israel telah menewaskan 20 orang yang menunggu bantuan kemanusiaan untuk didistribusikan.

Liputan6.com, Gaza - Pihak berwenang di Jalur Gaza yang dikuasai Hamas pada Kamis 25 Januari 2024 mengatakan bahwa pasukan Israel telah menewaskan 20 orang yang menunggu bantuan kemanusiaan untuk didistribusikan, ketika Israel terus melancarkan serangan besar-besaran di wilayah tersebut.

"Orang-orang akan mendapatkan makanan dan tepung karena mereka tidak punya apa-apa untuk dimakan," kata Abu Ata Basal, paman salah satu korban yang terluka, kepada AFP yang dikutip Jumat (26/1/2024).

"Tiba-tiba, tank muncul dan mulai menembakkan peluru ke arah orang-orang, yang kemudian hancur terpotong-potong."

"Kami sedang menuju untuk mendapatkan tepung, dan mereka menembaki kami empat kali, dan beberapa orang menjadi syahid dan terluka," kata Mohammed al-Rifi, yang terluka di tangan dan kakinya.

Para korban kemudian dibawa ke rumah sakit Al-Shifa di Kota Gaza, di mana jasad terlihat tergeletak di lantai, kata seorang jurnalis AFP.

Insiden itu terjadi sehari setelah PBB mengatakan tank-tank menembaki tempat perlindungan PBB di kota selatan Khan Younis, yang saat ini menjadi fokus kampanye militer Israel, dan menewaskan 13 orang.

Khan Younis – kampung halaman pemimpin Hamas di Gaza, Yahya Sinwar, yang diduga dalang serangan 7 Oktober – menghadapi pemboman tanpa henti pada hari Kamis, kata seorang jurnalis AFP.

Hamas, yang memerintah Gaza sejak 2007, melaporkan bentrokan sengit di pusat dan barat kota, di mana pertempuran semakin dekat dengan rumah sakit yang menampung ribuan pengungsi.

 

 

2 dari 5 halaman

Klaim Israel Soal Tentara Tewas, Temuan Senjata hingga Tangkap Sejumlah Tahanan

Tentara Israel mengatakan beberapa militan tewas dalam "pertempuran jarak dekat" di kota itu.

Selama 24 jam terakhir, tentara Israel juga mengklaim telah menangkap lebih dari 100 tahanan di Khan Younis yang keluar dari terowongan, kata Menteri Pertahanan Yoav Gallant, saat mengunjungi sebuah unit di Gaza.

Pasukan Israel juga menemukan senjata termasuk senapan, granat dan mortir di kota itu, kata militer.

Warga Palestina melarikan diri dari Khan Younis dengan cara apa pun yang mereka bisa, dengan harta benda mereka bertumpuk di mobil, dengan kereta yang ditarik keledai, dengan traktor, dan dengan berjalan kaki.

Saya tidak tahu ke mana tujuan saya," kata Mousa Abu Youssef, menjelaskan bahwa dia memutuskan untuk meninggalkan kota setelah tank melepaskan tembakan di dekatnya.

"Saya tidak membawa apa pun, tidak ada selimut, tidak ada seprai, tidak ada (tenda) -- tidak ada sama sekali," imbuh Mousa Abu Youssef.

 

 

 

3 dari 5 halaman

Tempat Penampungan PBB Ditembaki

Serangan mematikan pada hari Rabu menyebabkan dua peluru tank menghantam tempat perlindungan PBB di mana ribuan orang mengungsi, menurut PBB.

Pada hari Kamis, badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) mengatakan tentara Israel telah memerintahkan orang-orang yang berlindung di lokasi tersebut untuk pergi pada hari Jumat sore.

“Tidak ada permintaan evakuasi khusus yang dikomunikasikan kepada UNRWA atau mereka yang tinggal di sekitar tempat penampungan tersebut,” kata militer Israel kepada AFP.

Thomas White, direktur UNRWA di Gaza, mengecam "serangan terus-menerus terhadap situs sipil" di Khan Yunis sebagai "sama sekali tidak dapat diterima".

Ketika ditanya tentang penembakan tersebut, tentara Israel mengatakan “peninjauan menyeluruh terhadap operasi pasukan di sekitar lokasi sedang dilakukan”, dan menambahkan bahwa pihaknya sedang memeriksa kemungkinan bahwa serangan tersebut adalah “akibat tembakan Hamas”.

Militer Israel adalah satu-satunya kekuatan yang diketahui memiliki tank yang beroperasi di Jalur Gaza.

 

4 dari 5 halaman

ICJ/Mahkamah Internasional Akan Keluarkan Putusan Soal Genosida Israel di Gaza

International Court of Justice (ICJ) atau Mahkamah Internasional PBB pada hari Jumat 26 Januari akan mengeluarkan keputusan awalnya mengenai kasus genosida yang diajukan terhadap Israel oleh Afrika Selatan.

Keputusan tersebut berpotensi memerintahkan Israel untuk menghentikan kampanye militernya di Gaza, meskipun pengadilan yang bermarkas di Den Haag hanya mempunyai sedikit kekuasaan untuk menegakkan keputusannya.

Hamas mengatakan pada hari Kamis bahwa pihaknya akan mematuhi gencatan senjata jika pengadilan memerintahkannya dan jika Israel melakukan hal yang sama.

Perang Gaza telah memicu kekhawatiran akan eskalasi yang lebih luas, dengan meningkatnya kekerasan yang melibatkan sekutu Hamas yang bersekutu dengan Iran di Timur Tengah.

Kelompok Houthi Yaman bahkan dilaporkan telah menembakkan rudal ke kapal-kapal di Laut Merah sejak pertengahan November 2023, sehingga mendorong Amerika Serikat dan Inggris melancarkan serangan udara terhadap pemberontak yang didukung Iran.

 

 

5 dari 5 halaman

Ancaman Gempuran Israel

Perang tersebut meletus ketika Hamas dan militan lainnya dari Gaza melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada tanggal 7 Oktober terhadap Israel yang mengakibatkan sekitar 1.140 kematian, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP atas angka resmi Israel.

Sementara Hamas dilaporkan menyandera 250 orang, dan Israel mengatakan sekitar 132 orang masih berada di Gaza. Jumlah itu termasuk sedikitnya 28 jenazah sandera yang tewas, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka Israel.

Israel sebagai tanggapannya berjanji untuk menghancurkan Hamas dan melancarkan serangan militer yang menurut kementerian kesehatan wilayah Palestina telah menewaskan sedikitnya 25.900 orang, sekitar 70 persen di antaranya adalah wanita dan anak-anak.

Israel telah melancarkan serangan tanpa henti di Gaza sebagai tanggapan terhadap serangan kelompok militan Palestina Hamas pada 7 Oktober.

Hamas mengatakan insiden itu merupakan "kejahatan perang yang mengerikan".

Kelompok militan Palestina, Jihad Islam, mengatakan mereka dibunuh oleh "peluru artileri dan rudal", sebuah klaim yang tidak dapat diverifikasi oleh AFP secara independen.

Tentara Israel juga tidak segera menanggapi permintaan komentar AFP.

Sementara saksi mata mengatakan mereka menjadi sasaran pasukan Israel.

 

 

Video Terkini