Sukses

Korea Utara Kembali Luncurkan Rudal ke Lepas Pantai, Uji Coba Ketiga dalam Seminggu

Korea Utara menembakkan sejumlah rudal jelajah tak dikenal pada Selasa (30 Januari) ke laut lepas pantai baratnya, kata militer Korea Selatan.

Liputan6.com, Jakarta - Korea Utara menembakkan sejumlah rudal jelajah tak dikenal pada Selasa (30 Januari) ke laut lepas pantai baratnya, kata militer Korea Selatan.

Dikutip dari laman Channel News Asia, Selasa (30/1/2024) ini menandai ketiga kalinya Pyongyang menguji rudal jelajah dalam waktu kurang dari seminggu.

Rudal-rudal tersebut diluncurkan sekitar pukul 07.00 pagi waktu setempat (22.00 GMT pada hari Senin), kata Kepala Staf Gabungan Korsel dalam sebuah pernyataan.

Otoritas intelijen Korea Selatan dan AS memantau situasi ini dengan cermat, katanya.

Peluncuran tersebut dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan di semenanjung Korea dan menyusul rentetan rudal jelajah yang ditembakkan oleh Pyongyang di lepas pantai timurnya pada hari Minggu.

Media pemerintah Korea Utara KCNA melaporkan pekan lalu bahwa negara tersebut telah menguji rudal jelajah strategis baru.

Sebelumnya, Korea Utara mengaku pihaknya melakukan uji coba rudal jelajah yang diluncurkan dari kapal selam (SLCM) pada Minggu (28/1/2024). Itu merupakan uji coba rudal jelajah kedua kalinya dalam sepekan terakhir.

Kim Jong Un disebut mengawasi uji coba rudal "Pulhwasal-3-31", yang identik dengan rudal jelajah strategis yang diluncurkan Korea Utara pekan lalu sebagai bagian dari peningkatan sistem persenjataannya.

Kantor berita Korea Utara, KCNA, dan surat kabar resmi Korea Utara, Rodong Sinmun, mengatakan rudal-rudal tersebut terbang di atas laut lepas pantai timur negara itu selama 7.421 detik dan 7.445 detik dan mencapai sasaran pulau yang tidak ditentukan, yang menunjukkan waktu penerbangan melebihi dua jam.

Kim Jong Un menyebut uji coba tersebut sukses, kata KCNA, yang memiliki arti strategis dalam melaksanakan rencana ... untuk memodernisasi angkatan bersenjata yang bertujuan membangun kekuatan angkatan laut yang kuat. Demikian seperti dilansir CNA, Senin (29/1).

Militer Korea Selatan mengatakan pada Minggu bahwa Korea Utara menembakkan beberapa rudal jelajah di lepas pantainya, namun tidak memberikan rinciannya. Pada Senin, mereka mengatakan bahwa waktu penerbangan yang diklaim berlebihan karena mereka melacak rudal secara real-time dan juga mengecilkan kemungkinan bahwa rudal tersebut digerakkan oleh bahan bakar padat.

2 dari 3 halaman

Tidak Kalah Mengancam

Pekan lalu, Korea Utara mengatakan pihaknya telah menguji rudal jelajah strategis baru, yang menyiratkan bahwa rudal tersebut dirancang untuk membawa hulu ledak nuklir. Namun, pada saat itu, Korea Utara tidak menyebutkan bahwa rudal tersebut sedang dikembangkan untuk diluncurkan dengan kapal selam.

Rudal jelajah Korea Utara biasanya tidak terlalu kontroversial dan tidak secara eksplisit dilarang berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB. Meski demikian, para analis mengatakan rudal jelajah jarak menengah tidak kalah ancamannya dengan rudal balistik dan merupakan kemampuan yang serius bagi Korea Utara.

Dalam beberapa bulan terakhir, Korea Utara telah menguji serangkaian senjata yang mencakup sistem rudal balistik yang sedang dikembangkan dan drone bawah air.

Sementara itu, KCNA juga melaporkan bahwa Kim Jong Un memeriksa pembangunan kapal selam nuklir dan membahas masalah terkait pembuatan kapal perang baru jenis lain, namun mereka tidak memberikan rincian.

3 dari 3 halaman

Kapal Selam Serangan Nuklir Taktis Operasional

Korea Utara tahun lalu meluncurkan apa yang mereka sebut sebagai kapal selam serangan nuklir taktis operasional pertamanya, yang menurut para analis merupakan modifikasi dari kapal selam yang sudah ada dan kemungkinan dirancang untuk membawa rudal balistik dan jelajah.

Ada keraguan mengenai kegunaan kapal semacam itu di dunia nyata, terutama dibandingkan dengan sistem rudal berbasis darat yang lebih canggih karena menurut para ahli senjata mesin dieselnya menghasilkan kebisingan dan jangkauannya terbatas.

Militer Korea Selatan mengatakan pada Senin bahwa mereka yakin kapal selam itu tidak memiliki kegunaan militer dan kapal tersebut tampaknya sedang dalam perbaikan atau pemeliharaan.