Liputan6.com, Gaza - Tentara Israel mengatakan pada Selasa 30 Januari 2024 bahwa mereka menyalurkan air ke terowongan Gaza membanjiri bagian dalamnya, dalam upaya untuk menghancurkan jaringan bawah tanah yang digunakan oleh militan Hamas untuk melancarkan serangan terhadap Israel.
"Ini adalah bagian dari serangkaian alat yang dikerahkan oleh IDF (tentara Israel) untuk menetralisir ancaman jaringan terowongan bawah tanah Hamas," kata militer dalam sebuah pernyataan, membenarkan laporan media seperti dikutip dari AFP,Rabu (31/1/2024).
Baca Juga
Menurut sebuah studi dari akademi militer AS, West Point, tentara Israel menjuluki " the Gaza Metro (metro Gaza)", karena terdapat 1.300 terowongan sepanjang 500 km di Gaza pada awal perang pada 7 Oktober 2023,Â
Advertisement
Militer Israel bersumpah untuk menghancurkan Hamas setelah serangan pada 7 Oktober di Israel selatan yang mengakibatkan kematian sekitar 1.140 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka resmi Israel.
Sekitar 250 sandera juga diseret ke Gaza selama serangan 7 Oktober, dan sekitar 132 orang masih disandera, termasuk sedikitnya 28 orang yang diyakini telah terbunuh.
Sejak serangan Hamas itu, Israel telah melancarkan serangan udara, darat dan laut di Gaza yang telah menewaskan sedikitnya 26.751 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan di wilayah tersebut.
Tentara Israel mengatakan bahwa banyak sandera yang diambil oleh Hamas telah atau terus ditahan di jaringan terowongan yang luas.
Â
Pemompaan Air ke Terowongan Terkonsentrasi
Pada Desember 2023, beberapa media Israel melaporkan bahwa militer cenderung membanjiri terowongan dengan air laut yang dipompa dari Mediterania. Namun para ahli telah memperingatkan bahwa pilihan tersebut berbahaya dan menimbulkan risiko besar bagi warga sipil Gaza yang terkepung.
"Ini akan menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur air dan limbah yang sudah rapuh di Gaza," kata koordinator kemanusiaan PBB untuk wilayah Palestina, Lynn Hastings, pada bulan Desember tahun lalu.
"Bahkan ada risiko runtuhnya bangunan dan jalan karena meningkatnya tekanan dan infiltrasi air laut ke Gaza," imbuh Lynn Hastings.
Sementara pada 30 Januari, tentara Israel mengatakan bahwa mereka telah melakukan tindakan pencegahan agar tidak "merusak air tanah di daerah tersebut".
"Pemompaan air hanya dilakukan di jalur terowongan dan lokasi yang sesuai, sesuai dengan metode pengoperasiannya untuk setiap kasus," kata tentara Israel.
"Alat ini adalah salah satu dari serangkaian kemampuan yang dikembangkan oleh IDF dan lembaga keamanan Israel dalam beberapa tahun terakhir untuk beroperasi melawan infrastruktur bawah tanah Hamas di Jalur Gaza."
Â
Advertisement
Fungsi Labirin Terowongan Gaza
Labirin terowongan di Gaza awalnya digunakan untuk melewati blokade Israel di Jalur Gaza setelah Hamas berkuasa pada tahun 2007. Hal ini memungkinkan penyelundupan manusia, barang dan persenjataan masuk dan keluar Mesir.
Mereka memperluas jaringannya setelah perang Israel-Hamas tahun 2014 dan menggunakannya untuk muncul di Gaza guna melancarkan serangan roket ke Israel.
Pasukan Israel yang Menyamar di RS Tepi Barat Klaim Bunuh 3 Militan Palestina, Salah Satunya Hamas
Pada tanggal yang sama, 30 Januari 2024, pasukan Israel dilaporkan telah membunuh tiga militan di dalam sebuah rumah sakit di Jenin, di Tepi Barat yang diduduki.
Rekaman CCTV menunjukkan anggota unit yang menyamar sebagai petugas medis dan warga sipil lainnya berjalan melalui koridor dengan senapan terangkat.
Laporan BBC, Selasa (30/1/2024), menyebut militer Israel mengatakan para militan bersembunyi di rumah sakit, dan salah satunya akan melakukan serangan.
Kementerian Kesehatan Otoritas Palestina menuduh Israel melakukan "pembantaian baru di dalam rumah sakit".
Hamas, kelompok Islam bersenjata Palestina yang berperang dengan Israel di Gaza yang dipicu oleh serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel pada 7 Oktober, mengatakan pasukan Israel telah "mengeksekusi tiga orang", termasuk salah satu anggotanya.
Kelompok bersenjata lainnya, Palestinian Islamic Jihad (PIJ) atau Jihad Islam Palestina, mengatakan dua dari mereka yang tewas adalah anggotanya dan merupakan saudara kandung. Ditambahkannya, salah satu dari mereka telah menerima perawatan di rumah sakit.
Video CCTV dari Rumah Sakit Ibnu Sina menunjukkan beberapa anggota unit penyamaran Israel – pria dan wanita – bergegas melewati koridor, mengarahkan senjata mereka ke kiri dan ke kanan. Terlihat seseorang mengambil sepotong pakaian orang tak dikenal yang sedang berlutut dengan tangan di belakang kepala, lalu menutupi kepalanya dengan itu.
Ketegangan meningkat di Tepi Barat sejak serangan 7 Oktober, dengan hampir setiap hari terjadi penangkapan oleh Israel dan bentrokan dengan warga Palestina. Jenin, basis militan, telah menjadi fokus serangan selama berbulan-bulan.
Sejak 7 Oktober, pasukan Israel telah membunuh sedikitnya 357 warga Palestina – militan, warga sipil dan penyerang – di Tepi Barat, sementara pemukim Israel telah membunuh sedikitnya delapan orang, menurut PBB.
Warga Palestina dari Tepi Barat telah membunuh sedikitnya 10 warga Israel dalam serangan di Tepi Barat dan Israel pada periode yang sama.
Tersangka Hamas yang Terbunuh Diklaim Bakal Menyerang Seperti 7 Oktober
Dalam sebuah pernyataan, Israel Defense Forces (IDF) atau Pasukan Pertahanan Israel mengatakan tersangka Hamas yang terbunuh telah "merencanakan serangan yang terinspirasi oleh pembantaian 7 Oktober". Pada tanggal tersebut, gelombang kelompok bersenjata Hamas menyerbu Israel dari Gaza, menewaskan sekitar 1.300 orang – sebagian besar warga sipil – dan menyandera sekitar 250 lainnya kembali ke Gaza.
Serangan itu memicu kampanye militer Israel di Gaza, dengan tujuan menghancurkan Hamas. Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza mengatakan lebih dari 26.600 warga Palestina – sebagian besar perempuan dan anak-anak – tewas dalam serangan Israel.
Kantor berita resmi Palestina di Tepi Barat, Wafa, menyebutkan tiga warga Palestina yang berada di rumah sakit tersebut telah "dibunuh".
Menurut sumber di rumah sakit, sekitar 10 anggota pasukan khusus Israel yang mengenakan pakaian sipil pergi ke lantai tiga, di mana mereka membunuh orang-orang tersebut dengan menggunakan senjata yang dilengkapi peredam suara.
Salah satu anggota Palestinian Islamic Jihad (PIJ)Â atau Jihad Islam Palestina yang terbunuh sedang menerima perawatan karena cederanya di rumah sakit sejak 25 Oktober, tambah sumber tersebut.
Advertisement