Sukses

AS Akan Serang Target Iran di Irak dan Suriah, Cuaca Jadi Faktor Penentu Utama

Serangan tersebut dilakukan sebagai respons terhadap serangan drone dan roket yang menargetkan pasukan AS di wilayah tersebut, termasuk serangan drone pada hari Minggu (28/1/2024), yang menewaskan tiga anggota militer AS di pangkalan Tower 22 di Yordania, dekat perbatasan Suriah.

Liputan6.com, Washington, DC - Pejabat Amerika Serikat (AS) mengonfirmasi kepada CBS News bahwa rencana serangan terhadap sasaran – termasuk personel dan fasilitas Iran – di Irak dan Suriah telah disetujui. Serangan ini dilakukan sebagai respons terhadap serangan drone dan roket yang menargetkan pasukan AS di wilayah tersebut, termasuk serangan drone pada hari Minggu (28/1/2024), yang menewaskan tiga anggota militer AS di pangkalan Tower 22 di Yordania, dekat perbatasan Suriah.

Berbicara di Pentagon pada Kamis (1/2), Menteri Pertahanan Lloyd Austin mengatakan AS tidak akan menoleransi serangan terhadap pasukan AS.

"Ini adalah momen berbahaya di Timur Tengah," ujar Austin, seperti dilansir CBS News, Jumat (2/2). "Kami akan terus berupaya menghindari konflik yang lebih luas di kawasan, namun kami akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk membela AS, kepentingan dan rakyat kami, serta kami akan merespons kapan pun kami mau, di lokasi dan dengan cara yang kami tentukan."

Cuaca, sebut sejumlah pejabat AS kepada CBS News, akan menjadi faktor utama dalam pemilihan waktu serangan karena AS memiliki kemampuan melakukan serangan dalam cuaca buruk. Meski demikian, AS disebut lebih memilih serangan dengan visibilitas lebih baik terhadap target-target tertentu sebagai perlindungan atas warga sipil.

Tidak ada serangan baru terhadap lokasi pasukan AS di Timur Tengah sejak milisi Kataib Hizbullah yang didukung Iran mengumumkan pada Rabu (31/1) bahwa mereka menghentikan operasi militer terhadap pasukan AS. Tidak ada indikasi dari para pejabat AS bahwa penangguhan yang diumumkan kelompok itu akan menunda serangan balasan.

Austin bereaksi terhadap pernyataan kelompok tersebut pada Kamis.

"Kami selalu mendengarkan apa yang dikatakan orang, tapi kami memperhatikan apa yang mereka lakukan dan … tindakan adalah segalanya, jadi kita akan lihat apa yang terjadi," kata Austin.

2 dari 3 halaman

Eskalasi Konflik

Iran sendiri dilaporkan konsisten menolak bertanggung jawab atas serangan terhadap pasukan AS dan memperingatkan bahwa serangan apa pun terhadap wilayah atau personel Iran akan meningkatkan ketegangan di kawasan yang bergejolak, bukannya membuat pasukan AS lebih aman.

Sementara itu, Austin menekankan AS berusaha meminta pertanggungjawaban pihak yang tepat tanpa eskalasi konflik di kawasan.

"Kami akan melakukan respons berlapis-lapis, dan … kami mempunyai kemampuan merespons beberapa kali tergantung pada situasinya," tutur Austin.

Sejumlah kelompok yang didukung Iran di Timur Tengah telah meningkatkan serangan terhadap entitas yang terkait dengan AS dan Israel sejak perang Hamas Vs Israel pecah pada 7 Oktober 2023.

3 dari 3 halaman

Serangan Houthi Terus Berlanjut

Iran disebut adalah pendukung penting Hamas dan banyak kelompok lain di kawasan, termasuk Houthi di Yaman yang menyerang kapal-kapal di Laut Merah dan Teluk Aden, serta Hizbullah di Lebanon, yang turut memerangi Israel. Kelompok-kelompok tersebut mengaku menyerang kepentingan Barat sejak 7 Oktober 2023 sebagai bentuk dukungan terhadap rakyat Palestina.

Kamis pagi dini hari, Komando Pusat AS (CENTCOM) menyatakan menembak jatuh drone lainnya di Teluk Aden. Pada pagi yang sama, pasukan AS mengklaim menghancurkan drone bawah laut milik Houthi di Laut Merah.

Dua rudal balistik anti-kapal dilaporkan diluncurkan dari daerah yang dikuasai Houthi pada Kamis sore ketika sebuah kapal kargo berbendera Liberia berada di Laut Merah. Rudal dikabarkan masuk ke dalam air dan tidak mengenai kapal.

Video Terkini