Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menemui penguasa de facto Arab Saudi, Putra Mahkota Mohammed bin Salman, pada Senin (5/2), sebagai pembuka perjalanannya ke Timur Tengah, di kala Washington berupaya mewujudkan kesepakatan normalisasi hubungan Saudi dengan Israel.
Di Jalur Gaza, warga Palestina yang digempur serangan Israel berharap kunjungan Blinken kali ini pada akhirnya akan membawa gencatan senjata, untuk mengadang serangan baru Israel ke daerah pengungsian terakhir di Gaza.
Baca Juga
Pertemuan Blinken dengan pemimpin Saudi itu berlangsung sekitar dua jam. Blinken tidak menjawab pertanyaan wartawan mengenai jalannya pertemuan ketika ia mengarah kembali ke hotel.
Advertisement
Blinken juga dijadwalkan akan mengunjungi Mesir, Qatar, Israel dan wilayah Tepi Barat yang diduduki Israel pekan ini. Ia akan mendorong kesepakatan dengan Hamas yang dimediasi Mesir dan Qatar untuk membebaskan orang-orang Israel yang disandera di Gaza.
Menteri Israel Kritik Joe Biden dan Sanjung Donald Trump soal Perang di Gaza
Bicara soal hubungan AS dan Israel, dilaporkan ada seorang menteri sayap kanan di pemerintahan Israel mengkritik Presiden Joe Biden dan dia mengatakan berkuasanya Donald Trump akan memberikan lebih banyak kebebasan untuk melawan Hamas.
Pernyataan tersebut memicu kemarahan di kalangan pejabat Israel lainnya pada Minggu (4/2/2024) dan menyoroti sensitivitas hubungan ketika Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (Menlu AS) Antony Blinken mengunjungi kawasan itu lagi pekan ini.
Desakan Internasional atas Gencatan Senjata
Pemerintahan Biden telah melangkahi Kongres untuk mengirimkan senjata ke Israel dan melindungi negara itu dari desakan internasional atas gencatan senjata terkait perang di Jalur Gaza. Namun, di lain sisi Gedung Putih juga mendesak Israel mengambil tindakan lebih untuk menghindari kerugian di kalangan warga sipil dan mengizinkan lebih banyak bantuan masuk ke Jalur Gaza.
Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir menuturkan dalam wawancara dengan The Wall Street Journal bahwa Biden menghalangi upaya perang Israel.
"Alih-alih memberi kami dukungan penuh, Biden malah sibuk memberikan bantuan kemanusiaan dan bahan bakar (ke Jalur Gaza), yang disalurkan ke Hamas," kata Ben-Gvir, seperti dilansir AP, Senin (5/2). "Jika Trump berkuasa, tindakan AS akan sangat berbeda."
Pernyataannya mendapat kecaman dari Benny Gantz, anggota Kabinet Perang Netanyahu. Gantz mengatakan Ben-Gvir menyebabkan kerusakan luar biasa pada hubungan AS-Israel.
Selain Gantz, pemimpin oposisi Yair Lapid juga mengkritik Ben-Gvir. Dia menyebutkan pernyataan Ben-Gvir membuktikan bahwa dia tidak memahami hubungan luar negeri.
Advertisement
Ancaman Kelompok Sayap Kanan Israel
Kementerian Luar Negeri Palestina mengutuk komentar Ben-Gvir rasis dan menyerukan sanksi internasional terhadapnya, dengan mengatakan bahwa dia mengancam stabilitas kawasan.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, tanpa menyebut nama Ben-Gvir, diduga merujuk pada pernyataannya selama pertemuan mingguan kabinet.
"Saya tidak memerlukan bantuan apa pun dalam mengarahkan hubungan kita dengan AS dan komunitas internasional," ujarnya.