Sukses

China Dilaporkan Ciptakan Aplikasi yang Bisa Mata-matai Warga Tibet

Aplikasi yang diklaim berguna untuk mencegah penipuan justru dilaporkan bisa memantau kegiatan warga Tibet.

Liputan6.com, Beijing - China dilaporkan membuat aplikasi pencegah penipuan, namun bisa digunakan untuk memantau kegiatan warga Tibet.

Dilansir BBC, Kamis (8/2/2023), investigasi yang dilakukan oleh kelompok penelitian di Tibet menemukan bahwa aplikasi tersebut dapat memantau teks pengguna, riwayat browser internet, dan mengakses data pribadi.

Laporan tersebut juga menuduh beberapa warga Tibet dipaksa mengunduh aplikasi tersebut.

Laporan yang dibuat oleh jaringan penelitian Turquoise Roof dan kelompok hak asasi manusia Tibet Watch, berpusat pada aplikasi "Pusat Anti-Penipuan Nasional" yang kontroversial yang diluncurkan pada tahun 2021.

Meskipun laporan tersebut tidak memberikan bukti apa pun bahwa aplikasi tersebut secara aktif menargetkan warga Tibet, laporan tersebut mengatakan bahwa aplikasi tersebut "selaras dengan praktik pengawasan yang ekstensif" dan dapat membantu upaya pemerintah China dalam mengendalikan mereka.

Pusat Anti-Penipuan Nasional telah dipromosikan sebagai aplikasi pencegahan penipuan yang dapat mendeteksi potensi pesan teks dan panggilan palsu, sekaligus memungkinkan pengguna melaporkan penipuan dan menerima bantuan dengan cepat dari pihak berwenang.

 

2 dari 3 halaman

Dieksploitasi untuk Mengawasi Kegiatan Warga Tibet

Turquoise Roof melakukan analisis forensik terhadap aplikasi tersebut dan mengatakan bahwa beberapa fungsinya dapat dieksploitasi untuk tujuan pengawasan.

Aplikasi ini dapat memonitor pesan teks yang masuk, dan mengakses riwayat panggilan dan browser internet. Ia juga dapat menangkap masukan pengguna seperti kata sandi, dan mengambil foto yang memungkinkannya mengumpulkan data visual tentang pengguna dan lingkungan sekitar.

Fitur verifikasi pengenalan wajah juga dapat digunakan untuk pengumpulan data skala besar guna meningkatkan pelacakan dan pemantauan warga Tibet, tambah laporan itu.

3 dari 3 halaman

Pembatasan Terhadap Tibet Meningkat

Kelompok hak asasi manusia mengungkapkan bahwa pembatasan di Tibet telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, sehingga semakin memperketat wilayah di China yang sudah dikontrol secara ketat.

Pihak berwenang telah meningkatkan pengawasan dan sensor negara dalam beberapa tahun terakhir, terutama selama pandemi COVID-19.

Daerah-daerah yang sensitif secara politik seperti Tibet dan Xinjiang khususnya mendapat sorotan. Beijing telah lama mewaspadai "pemisahan diri" di wilayah-wilayah ini, namun telah meningkatkan tindakan keras di bawah pemerintahan pemimpin Xi Jinping yang menekankan persatuan nasionalis.