Liputan6.com, Bangkok - Thailand telah meluncurkan skema terbarunya untuk memberikan perlindungan kesehatan bagi turis asing jika mengalami kecelakaan. Ini merupakan upaya terbaru pemerintah untuk menarik lebih banyak wisatawan untuk mengunjungi Negeri Gajah Putih pasca pandemi COVID-19.
Dilansir Malay Mail, Jumat (16/2/2024), pemerintah akan menanggung biaya hingga 500 ribu baht atau sekitar Rp219 juta jika terjadi kecelakaan, dan satu juta baht atau sekitar Rp433 juta jika meninggal dunia.
Baca Juga
Menteri Pariwisata Sudawan Wangsuphakijkosol mengatakan kepada AFP bahwa skema ini dimulai pada 1 Januari dan akan berlangsung hingga 31 Agustus.
Advertisement
"Kampanye ini bertujuan untuk meyakinkan wisatawan asing bahwa Thailand aman dan semua orang akan berada dalam perawatan yang baik," katanya.
Kendati demikian, pemerintah Thailand menekankan bahwa skema ini tidak akan mencakup kecelakaan yang disebabkan oleh "kelalaian, kesengajaan, tindakan ilegal" atau perilaku berisiko.
Wisatawan dapat mendaftar skema ini melalui situs web Thailand Traveler Safety di tts.go.th.
Sekitar 28 juta orang mengunjungi Thailand pada tahun 2023, naik dari 11 juta orang pada tahun sebelumnya, namun masih turun dibandingkan 40 juta orang pada tahun 2019, tahun terakhir sebelum pandemi.
Pihak berwenang Thailand berharap dapat mencapai 35 juta pengunjung pada tahun 2024, dengan target pendapatan sebesar USD55 miliar.
Upaya Menarik Wisatawan
Sebelumnya, sebagai upaya untuk menarik lebih banyak wisatawan asing, Sekretaris Jenderal Perdana Menteri (PM) Thailand Prommin Lertsuridej mengatakan pada awal Februari bahwa pihaknya akan mencari dukungan dari negara-negara tetangga untuk membuat skema yang memungkinkan wisatawan bepergian dengan bebas di antara lima negara ASEAN, setelah memperoleh visa masuk dari salah satu wilayah.
Ia mengatakan, Vietnam secara khusus meminta bantuan Thailand untuk mendukung sektor pariwisatanya.
"Ditambah lagi, kita dekat dengan Kamboja dan Laos, dan mereka pasti tidak akan menentang gagasan tersebut," kata Prommin, diktuip kanal Lifestyle Liputan6.com.
Prommin menyebut, bila empat negara tetangga secara resmi setuju, pemerintah Thailand akan memanfaatkan perjanjian ini dalam pembicaraan dengan Uni Eropa (UE) demi mencari pengecualian pengajuan visa Schengen bagi warganya.
Advertisement
Tarif Impor Alkohol Diturunkan
Upaya lain yang juga dilakukan oleh pemerintah Thailand guna menarik wisatawan adalah menurunkan biaya impor alkohol atau wine.
Tarif impor wine sebesar 54 persen akan "dikecualikan tanpa batas waktu," menurut laporan media lokal pada rapat kabinet Thailand.
Sementara itu, bea cukai atas wine yang diproduksi secara lokal akan dipotong jadi 10 persen atau lebih rendah.