Liputan6.com, Sihanoukville - Seorang YouTuber Taiwan dipenjara di Kamboja karena mencoba melakukan penculikan sendiri bersama seorang temannya.
Chen Neng-chuan dari Taiwan ditangkap bersama temannya, Lu Tsu-hsien, setelah mengunggah video mereka yang tampaknya ditahan dan dipukuli oleh penjaga keamanan di kota pelabuhan Sihanoukville, Kamboja. Daerah itu terkenal dengan geng-geng yang menculik orang dan kemudian memaksa mereka melakukan penipuan online.
Baca Juga
Aktor Taiwan Derek Chang Kenang Momen Mendonorkan Hati untuk Ayahnya saat Masih Usia 21, Jadi Titik Balik Keakraban Mereka
Taiwan Klaim Deteksi Keberadaan Balon China, Pertama Kalinya Sejak April
TETO Rayakan 48 Tahun Kehadiran Taiwan Technical Mission di Indonesia, Dorong Kolaborasi Bidang Pertanian
Laporan BBCÂ yang dikutip Minggu (18/22024) menyebut, kedua pria tersebut dijatuhi hukuman dua tahun penjara.
Advertisement
Sekawan itu ditangkap setelah Chen – yang dikenal secara online sebagai Goodnight Chicken – memposting video pada hari Senin (12/2), di mana mereka mengklaim bahwa mereka telah diculik dan membutuhkan bantuan.
Keesokan harinya, istri Chen mengumumkan di media sosial bahwa suaminya hilang. Dia kemudian memposting video lain yang mengklaim mereka melarikan diri dari para penculik dan mengatakan dia terluka dalam cobaan itu, dengan sebagian kepalanya dicukur.
Namun detektif online dengan cepat mulai meragukan cerita penculikan tersebut.
Influencer online Liu Yu berhasil menentukan lokasi Chen menggunakan rekaman yang dia posting, dan menunjukkan bahwa Chen tampaknya mengitari suatu area alih-alih melarikan diri seperti yang dia klaim. Dia juga mempertanyakan mengapa para penculiknya mengizinkan dia menyimpan peralatannya untuk streaming langsung.
Segera setelahnya, sekawan itu ditangkap di kamar hotel mereka. Keduanya kemudian diarak di depan media beserta alat peraga yang ditemukan di kamarnya.
Â
Dinyatakan Bersalah hingga Denda Sekitar Rp31 Juta
Pengadilan di Sihanoukville mengatakan pada hari Jumat (16/2) bahwa mereka dinyatakan bersalah atas tuduhan "penghasutan untuk menimbulkan kekacauan pada jaminan sosial".
Pemerintah provinsi mengatakan orang-orang tersebut membuat video dengan "konten palsu yang mempengaruhi kehormatan, ketertiban, dan keamanan" provinsi tersebut.
Mereka berdua dijatuhi hukuman dua tahun dan diperintahkan untuk membayar denda gabungan sekitar $2.000 atau sekitar Rp31 juta.
Perdagangan manusia yang terkait dengan online scam (penipuan online) adalah masalah besar di Kamboja, dan Sihanoukville adalah salah satu wilayah terburuk dalam hal ini.
Laporan PBB yang dirilis tahun lalu memperkirakan sekitar 100.000 orang telah dipaksa melakukan penipuan ini di negara tersebut.
Sebagian besar korban adalah laki-laki dari Asia, namun ada juga yang datang dari negara lain seperti Afrika dan Amerika Latin.​
Advertisement
Palsukan Kematian
Bicara soal kasus unik, seorang penulis novel asal Amerika Serikat Ken Kesey diketahui harus mendekam di dalam penjara setelah memalsukan kematiannya sendiri.
Kala itu, ia berusaha menghindar dari permasalahan hukum yang menjeratnya. Ia didakwa atas kepilikan ganja. Lalu ia berpura-pura meninggal dunia lantaran bunuh diri.
Namun, rekayasa kematian ini terungkap oleh FBI, setelah delapan bulan ia mencari perlindungan di Meksiko.
Setelah mengetahui skenario yang dibuat oleh Ken Kasey dijebloskan ke dalam pencara Redwood City, California, Amerika Serikat.
Â