Sukses

Viral Anak Vincent Rompies Terlibat Kasus Bullying, Ini 10 Negara dengan Tingkat Perundungan Terburuk di Dunia

Austria tercatat sebagai negara dengan tingkat bullying paling parah di dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini, kasus perundungan atau bullying kembali terjadi dan menjadi sorotan setelah sebuah video serta foto-foto dari aksi tersebut tersebar di media sosial X atau sebelumnya Twitter.

Kasus ini menjadi semakin heboh ketika diduga melibatkan putra sulung artis ternama Vincent Rompies yang bernama Farrel Legolas Rompies. Kejadian tersebut dilaporkan terjadi di SMA Binus Internasional Serpong.

Bullying semacam ini bukan merupakan hal baru di Indonesia. Bahkan setelah sejumlah kasus sempat viral dan melibatkan proses hukum, aksi perundungan atau bullying masih marak terjadi di dalam negeri. Hal ini kemudian menimbulkan pertanyaan tentang seberapa parah kasus bullying yang terjadi di Indonesia. 

Selain Indonesia, rupanya banyak negara di dunia masih berjuang untuk mencegah terjadinya bullying. 

Dilansir Insider Monkey, Selasa (20/2/2024), berikut adalah 10 negara dengan tingkat bullying paling parah di dunia:

1. Austria

Austria melaporkan jumlah kasus intimidasi tertinggi secara global. Satu dari setiap lima siswa dilaporkan mengalami bullying.

Berbeda dengan negara lain, perempuan merupakan korban dengan persentase tertinggi di Austria. Korban seringkali diejek secara terus-menerus atau dikucilkan dari kelompok sosial.

2. Estonia

Estonia baru-baru ini melaporkan jumlah kasus intimidasi tertinggi kedua. Penindasan sering kali terjadi di sekolah terutama pada usia 11 tahun. Para korban mengaku telah mengalami perundungan beberapa bulan sebelum mereka memutuskan untuk berbicara.

2 dari 4 halaman

3. Rusia

Sejumlah orang menyebut bahwa budaya penindasan di Rusia bermula dari tradisi dan kebiasaan yang dilakukan oleh pemimpin mereka.

4. Belgia

Efek mengerikan dari aksi bullying adalah ketika para korban tidak menerima dukungan, baik dari orang tua maupun sekolah, atas tindakan bullying yang mereka alami. Terlebih, banyak kasus cyberbullying yang semakin marak di Belgia dalam beberapa tahun terakhir.

5. Portugal

Akibat banyaknya aksi bullying yang banyak terjadi di sekolah-sekolah di Portugal, banyak siswa jadi enggan bersekolah.

Beberapa korban memilih untuk bolos sekolah dan berdiam diri di rumah karena takut mengalami bullying di sekolah.

3 dari 4 halaman

6. Kanada

Akibat tingginya tingkat bullying di Kanada, negara ini berupaya menciptakan organisasi yang menyebarkan kesadaran akan penindasan.

Menurut situs-situs tersebut, intimidasi sering kali dilakukan dengan sengaja. Beberapa tindakan yang mereka lakukan adalah kekerasan fisik seperti meninju atau mendorong. Pelaku juga dapat menggunakan kata-kata untuk merendahkan korbannya.

7. Swiss

Kasus intimidasi juga merupakan masalah umum di Swiss. Salah satu cara yang dilakukan pelaku adalah dengan menghancurkan dan merusak properti korban. Mereka biasanya juga mencuri atau merusak sepeda, merobek pakaian dan mencuri makanan atau uang.

4 dari 4 halaman

8. Prancis

Sebuah studi mengungkapkan bahwa 1 dari 10 anak sekolah di Prancis pernah mengalami perundungan dan pelecehan.

Para pelajar itu kerap menjadi sasaran hinaan, julukan yang merendahkan dan kekerasan. Bahkan dalam sejumlah kasus, terjadi pelecehan seksual seperti memaksa siswa untuk berciuman atau membuka pakaian.

Pemerintah setempat pun terus bekerja keras untuk menindak hal ini.

9. Luksemburg

Cukup berbeda dari kebanyakan, kasus bullying yang dilaporkan di Luksemburg banyak terjadi di tempat kerja. Biasanya, sekelompok pegawai bekerja sama untuk merendahkan salah satu rekan kerja mereka. Hal ini seringkali berlangsung selama berbulan-bulan hingga menimbulkan efek psikologis.

10. Polandia

Banyaknya laporan kasus bullying di Polandia, mendorong pihak pemerintah dan sekolah untuk mencegah hal seperti ini terjadi berulang.

Namun, laporan justru menunjukkan adanya peningkatan kasus intimidasi lewat dunia maya, atau yang kerap disebut cyberbullying.

Â