Sukses

Mengenal Asteroid Bennu yang Kemungkinan Menabrak Bumi di Masa Depan

Selain untuk penelitian, NASA mengambil sampel itu sebagai langkah waspada terkait bahaya Asteroid Bennu.

Liputan6.com, Jakarta - Bennu merupakan salah satu asteroid yang menjadi onjek penelitian NASA. Para ilmuwan NASA menganalisis bagian dari asteroid Bennu di dalam Johnson Space Center.

Bennu ini bukan asteroid biasa. Bennu dijuluki sebagai 'asteroid paling berbahaya di dunia' dengan skor tertinggi pada Skala Bahaya Dampak Teknis Palermo.

Hal ini disebabkan adanya kemungkinan asteroid Bennu menghantam Bumi dengan kekuatan yang besar 159 tahun mendatang. Risiko terjadinya tabrakan Bennu dan Bumi adalah 1 dari 2.700. Meski terdengar rendah, kemungkinan tabrakan Bumi dan Bennu tetap dapat terjadi.

Mengingat Bumi pernah dihantam asteroid yang kauh lebih kecil dari Bennu dan berhasil mengmusnahkan dinosaurus. Bennu takkan menghancurkan Bumi atau kehidupan di dalamnya.

 

2 dari 2 halaman

Tahun 2135

Namun, asteroid tersebut akan meninggalkan kawah 6,4 km dan menghancurkan kota-kota terdekat. Bennu akan terbang jarak dekat berikutnya ke Bumi tahun 2135.

Penerbangan itu bisa menempatkan Bennu pada jalur tabrakan dengan Bumi karena tarikan gravitasi planet kita. Bennu punya peluang terbesar menabrak Bumi di 24 September 2182.

Melansir dari laman resmi NASA. Bennu merupakan asteroid berisi tumpukan puing berbentuk seperti gasing yang berputar.

Lebarnya sekitar sepertiga mil (500 meter) dan terdiri dari bebatuan yang terikat gravitasi. Menariknya, para ilmuwan meyakini Bennu memiliki air dalam bentuk es yang terkunci di dalam batuan, hingga karbon yang sebagian besar terkait dengan dengan kehidupan.

Bennu juga bisa dibilang sebagai peninggalan kuno dari masa-masa awal Tata Surya kita, karena berumur lebih dari 4,5 miliar tahun. Para ilmuwan menduga bahwa dalam waktu 10 juta tahun setelah Tata Surya terbentuk, komposisi Bennu saat ini sudah terbentuk.

Bennu kemungkinan besar terpisah dari asteroid yang jauh lebih besar dan kaya karbon sekitar 700 juta hingga 2 miliar tahun lalu. Bennu kemungkinan besar terbentuk di Sabuk Asteroid Utama antara Mars dan Jupiter.

Sejak saat itu, Bennu melayang lebih dekat ke Bumi. Usianya yang sudah sangat tua, Bennu bisa jadi mengandung molekul organik yang mirip dengan molekul-molekul yang mungkin terlibat dalam awal kehidupan di Bumi.

Sebelumnya, ilmuwan NASA mengumpulkan 1 kg sampel debu luar angkasa dan kerikil dari asteroid Bennu pada 24 September 2023 lalu. Partikel ini dibawa oleh wahana antariksa dan mendarat di Gurun Great Salt Lake di Utah, AS.

Sampel tersebut telah menempuh perjalanan 7.778 km/jam selama tiga tahun sejak diambil dari asteroid Bennu. Hal ini adalah momen paling ditunggu dalam misi Origins, Spectral Interpretation, Resource Identification, Security-Regolith Explorer (OSIRIS-REx) milik NASA.

Selain untuk penelitian, NASA mengambil sampel itu sebagai langkah waspada terkait bahaya Asteroid Bennu.

(Tifani)