Liputan6.com, Jakarta - NASA dan Boeing menargetkan pada pertengahan April 2024 untuk meluncurkan misi uji penerbangan berawak ke Stasiun Ruang Angkasa Internasional.
Misi ini akan menjadi peluncuran berawak pertama pesawat ruang angkasa Boeing Starliner sebagai bagian dari Program Kru Komersial NASA, dikutip dari laman Xinhua, Kamis (22/2/2024).
Baca Juga
Misi bernama Starliner akan diluncurkan di atas roket United Launch Alliance Atlas V, dari Stasiun Angkatan Luar Angkasa Cape Canaveral di Florida.
Advertisement
Pesawat ruang angkasa tersebut akan membawa astronot NASA Barry "Butch" Wilmore dan Suni Williams ke laboratorium yang mengorbit untuk tinggal sekitar satu hingga dua minggu.
NASA Berambisi Bangun Rumah di Bulan Tahun 2040
Bicara soal misi NASA, maka bicara soal rencana gila.
NASA memiliki rencana agar manusia bisa tinggal di Bulan dalam jangka panjang, dengan membangun stasiun luar angkasa dan fasilitas operasional di permukaan.
Mereka juga telah mengungkapkan kerja sama dengan perusahaan bernama Icon untuk mewujudkan rencana membangun rumah di Bulan.
Melansir dari Extreme Tech, Proyek Olympus diharapkan dapat terwujud pada tahun 2040. Icon telah mengembangkan teknologi yang pada akhirnya dapat menghasilkan rumah di Bulan, meskipun mungkin berbeda dari konsep di atas.
Metode ini memanfaatkan printer 3D untuk membangun rumah dengan lebih efisien dan ramah lingkungan daripada metode konstruksi konvensional di Bumi. Seperti yang disarankan sebelumnya oleh NASA, teknik pembangunan ini memiliki potensi untuk menjadi solusi yang ideal dalam memanfaatkan sumber daya lokal (ISRU), yaitu menggunakan bahan-bahan yang ada di tempat tujuan daripada mengimpor semuanya.
Menguji Keberhasilan Printer 3D di Lingkungan Luar Angkasa
NASA akan memulai dengan mengirimkan sebuah printer 3D raksasa ke Bulan, langkah pertama dalam rencana mereka. Meskipun printer Icon telah terbukti sukses di Bumi, namun tantangan di luar angkasa berbeda.
Sebagian besar perangkat keras untuk penerbangan luar angkasa dirancang khusus untuk tahan terhadap radiasi dan suhu ekstrem. Menurut laporan The New York Times, pada awal tahun depan, 2023, NASA akan menempatkan printer Icon ke dalam ruang uji khusus di Marshall Space Flight Center.
Di sana, printer akan diuji terhadap radiasi dan kondisi hampa ruang yang intens, mensimulasikan lingkungan di Bulan.
Sebelumnya pada tahun 2020, NASA menjalin kemitraan awal dengan Icon, menyokong riset terkait pencetakan struktur di luar orbit rendah Bumi. Kemudian, pada tahun 2022, NASA mengumumkan kesepakatan senilai $60 juta (sekitar Rp946,7 miliar) untuk sistem konstruksi luar angkasa yang dapat digunakan dalam pembangunan habitat dan landasan pendaratan roket.
Advertisement
Riset Awal NASA untuk Menghadapi Tantangan Teknis
Penambahan elemen perumahan sipil dalam Proyek Olympus menandai perkembangan terbaru dalam rencana ekspansi lunar yang terus dilakukan oleh NASA.
Icon berambisi untuk memanfaatkan tanah Bulan sebagai bahan dasar dalam proses pencetakan 3D-nya, meskipun ketahanan jangka panjang dari bahan ini belum teruji. Karakteristik abrasif dari debu di Bulan memunculkan kekhawatiran mengenai potensi kerusakan terhadap printer 3D dan perangkat keras lainnya.
Itu sebabnya NASA telah memulai pendanaan riset sejak dini. Dengan jeda waktu hampir dua dekade, NASA optimis bahwa akan ada peluang untuk menanggulangi masalah ini menjelang tahun 2040 atau bahkan lebih cepat.
Sebelum NASA memulai pembangunan rumah pertama di Bulan, akan ada serangkaian uji coba di Bulan yang akan dilakukan setelah peningkatan Program Artemis.