Sukses

Petani dari 10 Negara Uni Eropa Gelar Protes Kebijakan Pertanian

Salah satu keluhan para petani adalah biji-bijian dan produk pertanian lainnya yang berasal dari Ukraina dan Amerika Latin memberikan dampak negatif terhadap pasar.

Liputan6.com, Praha - Para petani Republik Ceko mengendarai traktor dan kendaraan lainnya bergerak ke beberapa penyeberangan perbatasan pada Kamis (22/2/2024) untuk bertemu dengan rekan-rekan mereka dari negara tetangga dan bergabung dalam protes terhadap kebijakan pertanian Uni Eropa, birokrasi, dan kondisi bisnis mereka secara keseluruhan.

Para petani mengeluh bahwa kebijakan lingkungan hidup yang diterapkan oleh 27 negara Uni Eropa, seperti Kesepakatan Hijau (Green Deal), yang menyerukan pembatasan penggunaan bahan kimia dan emisi gas rumah kaca, membatasi bisnis mereka dan membuat produk mereka lebih mahal dibandingkan produk impor non-Uni Eropa. Demikian seperti dilansir AP, Jumat (23/2).

Para petani juga mengeluhkan rendahnya harga produk mereka dan mengatakan biji-bijian dan produk pertanian lainnya yang berasal dari Ukraina dan Amerika Latin memberikan dampak negatif terhadap pasar.

2 dari 2 halaman

Protes Komisi Eropa

Para petani bertemu dengan rekan-rekan mereka dari negara tetangga seperti Jerman, Polandia dan Slovakia di sejumlah penyeberangan perbatasan.

Menurut penyelenggara aksi, para petani dari 10 negara Uni Eropa, mulai dari Eropa Tengah hingga Baltik dan Balkan, berpartisipasi dalam protes tersebut.

Para petani mengundang Menteri Pertanian Ceko Marek Vyborny, Menteri Pertanian Slovakia Richard Takac, dan perwakilan petani dari Polandia dan Hungaria untuk berkumpul di perbatasan Ceko-Slowakia yang dikenal sebagai Hodonin-Holic, yang telah dihadang oleh ratusan traktor.

"Kami tidak memprotes Uni Eropa, kami memprotes keputusan Komisi Eropa yang salah," kata Andrej Gajdos dari Kamar Pertanian dan Pangan Slovakia.