Sukses

Jenazah Tokoh Oposisi Rusia Alexei Navalny Dikembalikan ke Ibunya

Jenazah tokoh oposisi Rusia Alexei Navalny telah dikembalikan ke ibunya.

Liputan6.com, Moskow - Jenazah tokoh oposisi Rusia Alexei Navalny telah dikembalikan ke ibunya.

Dalam postingan di X, Kira Yarmysh yang merupakan juru bicara dari tim Navalny berterima kasih kepada semua orang yang menuntut pihak berwenang menyerahkan jenazahnya.

"Pemakamannya belum dilakukan," tulisnya, dikutip dari laman BBC, Minggu (25/2/2024).

Ibu Navalny, Lyudmila, dilaporkan telah diberitahu untuk menyetujui penguburan “rahasia”.

Setelah menandatangani akta kematian yang menyatakan bahwa dia meninggal karena sebab alamiah, sang ibu kemudian diberi waktu tiga jam untuk menyetujui pemakaman "rahasia" untuk putranya.

Jika dia tidak setuju dia akan dimakamkan di dalam penjara, kata Yarmysh.

Namun Lyudmila rupanya menolak bernegosiasi dengan pihak berwenang Rusia.

Yarmysh mengatakan, rencana pemakamannya masih belum jelas.

“Kami tidak tahu apakah pihak berwenang akan mengganggu pelaksanaannya sesuai keinginan keluarga dan apa yang layak dilakukan Alexei,” katanya.

Sebelumnya, istri dari Navalny, Yulia Navalnaya, menuduh Vladimir Putin menyandera jenazah mendiang suaminya dan menuntut pembebasannya tanpa syarat.

“Berikan kami jenazah suami saya,” tuntutnya dalam pidato video.

"Kamu menyiksanya hidup-hidup, dan sekarang kamu terus menyiksanya sampai mati. Kamu mengejek sisa-sisa orang mati."

2 dari 2 halaman

Tuduhan Istri Alexei Navalny untuk Putin

Yulia Navalnaya juga menuduh presiden Rusia berada di balik kematian suaminya.

Kremlin membantah tuduhan tersebut, dan menyebut reaksi Barat terhadap kematian tersebut terlalu “histeris”.

Navalny meninggal pada 16 Februari di penjara Rusia di dekat Lingkaran Arktik.

Selama bertahun-tahun, dia adalah kritikus paling keras terhadap pemimpin Rusia.

Pada Agustus 2020, Navalny diracuni menggunakan racun saraf Novichok oleh tim calon pembunuh dari dinas rahasia Rusia.

Diterbangkan ke Jerman, ia pulih di sana sebelum kembali ke Rusia pada Januari 2021, lalu dipenjara.